🏙 25: Disappear

4.7K 812 35
                                    

“Gara-gara lo nih!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Gara-gara lo nih!”

“Kok gara-gara gue?!”

“Lo yang tadi nyamber bibir gue duluan ya! Sekarang anak orang pingsan juga gara-gara lo!”

“Heh, tadi lo sendiri kan yang bilang harus ngelakuin dua hal yang bikin dia sakit hati?!”

“Ya jangan nyium gue juga! Ngomong dulu kek kalau lo berubah pikiran! Dasar imbesil!”

Imbecile?! You are imbecile! Kalau lo gak jelasin soal teori konyol lo tadi, gue juga gak bakal nekat nyium lo kalau tau akibatnya dia malah bakal pingsan kaya gini!”

Seungyoun melotot, marah. “Sekarang lo nyalahin gue?!”

“Ya emang salah lo!”

“Gue salah dari sisi sebelah mananya?! Jelas di sini lo yang salah! Ngelakuin semuanya semau lo, gak ada diskusi. Gak ada ngomong ini itu.”

“Lo punya minyak kayu putih gak?” Ucap Silvia melunak, capek juga dari tadi adu mulut sama Seungyoun.

“Gak ada.” Suara Seungyoun ikut melunak.

“Manusia macam apa minyak kayu putih aja gak punya?” Cibir Silvia.

“Gue manusia sehat ya. Gak butuh tuh yang namanya minyak kayu putih.” Ketus Seungyoun melipat kedua tangan di depan dada.

“Terus ini gimana? Gak mungkin dibiarin aja, kan?”

“Lo di sini, gue keluar beli minyak kayu putih.” Jawab Seungyoun berjalan keluar dari kamarnya.

Silvia melihat bagaimana santainya Seungyoun keluar dari kamar, meninggalkan dirinya dan Seungwoo berdua di kamar ini.

Silvia mendecak pelan, dengan lunglai mendudukkan dirinya di lantai, mengistirahatkan dagunya di pinggir kasur. Berhadapan langsung dengan tangan Seungwoo yang berada di atas ranjang.

“Jo Seungyoun sialan.” Gumamnya.

Perempuan itu menghela nafas berat, matanya melirik melihat Seungwoo yang masih tak sadarkan diri. Kemudian maniknya turun memandang jemari Seungwoo.

Sebelah tangan Silvia naik ke atas ranjang, jemarinya bergerak melangkah mendekat dan mengetuk-ketuk pelan punggung tangan Seungwoo.

“Maaf..” Lirihnya. “Selain keras kepala, ternyata aku juga bego. Kalau dipikir-pikir lagi, ucapan Seungyoun tadi gak ada yang salah. Aku emang imbesil. Manusia kaya aku mana pantas bersanding sama kamu? Kamu terlalu sempurna buat aku. Kamu pantas untuk dapat perempuan yang lebih dari aku, bukan cuma lebih, tapi lebih lebih lebih lebih lebih lebih lebih lebih dan lebih.”

Silvia mengejapkan matanya beberapa kali, berusaha menghilangkan rasa pedih di matanya.

Namun gagal. Yang ada air mata perempuan itu jatuh dan mulai membasahi wajahnya, buat perempuan itu meraih tangan Seungwoo dan menggenggamnya erat.

Mutualisme ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang