🌃 27: The Real Ending

7.8K 883 107
                                    

“Aku tunggu di mobil.” Begitu ucap Silvia sebelum akhirnya gadis itu melepaskan cengkraman tangan Seungwoo dan berjalan cepat keluar dari gedung resepsi.

“Sil!” Seungwoo, lelaki itu ingin mengejar Silvia, namun keburu ditahan oleh Seungyoun.

Seungwoo menoleh, hendak memarahi Seungyoun yang lancang menahannya.

“Biar gue aja, Bang.” Ucap Seungyoun kemudian menggerakkan dagunya, menunjuk istri Seungwoo yang tampak bingung dengan keadaan di sekitarnya.

“Youn.” Seungwoo memberikan tatapan memelasnya. Namun Seungyoun menggeleng.

“Jangan, Bang. Biar gue aja.” Tukas Seungyoun lantas berlari keluar gedung menyusul Silvia.

Lelaki ber-tuxedo hitam tersebut dengan agak berlari pergi menuju parkiran, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru karena yakin Silvia belum pergi jauh. Mengingat ia lumayan jauh memarkirkan mobilnya.

Dan benar saja, belum lama dia keluar dari gedung resepsi, Seungyoun sudah mendapati Silvia yang berjongkok di sebelah sebuah mobil. Suara tangisannya pun samar-samar bisa didengar oleh Seungyoun.

Buru-buru ia berlari ke tempat Silvia berada, ikut duduk berjongkok di sebelah si perempuan. Sebelah tangannya menyentuh punggung Silvia, merasakan bagaimana bergetarnya perempuan itu sekarang.

“Sil..”

Silvia menahan suara isakannya, wajahnya terangkat dan perlahan menengok pada sosok Seungyoun.

Air mata Silvia makin menjadi. Perempuan tersebut mengulurkan kedua tangannya, memeluk leher Seungyoun dan menumpahkan seluruh air matanya.

“Youn! Kenapa gue begini?! Kenapa.. Kenapa gue malah nangis?!”

Seungyoun balas memeluk Silvia, menepuk-nepuk punggungnya pelan. “Nangis aja, Sil. Keluarin semua.”

“Youn..”

“Bang Seungwoo nikah... Juga karena dijodohin, Sil.. Bukan karena maunya sendiri..”

Silvia melepaskan pelukannya dari Seungyoun, mendorong kedua bahu lelaki tersebut agak menjauh darinya. “Maksud lo?”

Seungyoun mengambil nafas. “Selama tiga tahun ini Bang Seungwoo gak ada berhentinya buat nyari keberadaan lo. Gue selama ini terus-menerus DM lo juga karena gue pengin bantuin dia. Lo pergi gak pakai pamit. Nomor lo gak aktif. Gue sama Bang Seungwoo keder cuma buat nyari keberadaan lo, Sil..”

“Orang tua Bang Seungwoo yang tahu anaknya jadi berubah setelah lo pergi jadi terpaksa jodohin dia sama anak temen mereka. Bang Seungwoo gak bisa nolak, lo tau sendiri kan Bang Seungwoo itu tipe anak yang selalu nurut apa kata orang tuanya?”

“Acara pernikahan ini juga mendadak. Sehari setelah gue dikasih undangan sama Bang Seungwoo, baru gue kepikiran buat ngabarin lo. Gue juga gak berharap banyak lo bakalan balas DM gue. Tapi sehari setelahnya lo malah bales DM gue.”

Silvia terdiam. Air mata yang tadinya sudah berhenti kini muncul kembali. “Jadi... Gue nyakitin dia lagi?”

Seungyoun mendengus, jengkel. “Sil!” Suaranya meninggi. “Di sini gak ada yang lo sakitin. Bukan salah lo juga kalau Bang Seungwoo nikah sama orang yang gak dia suka—”

“Bukan salah gue dari mana?! Jelas ini salah gue, Youn! Kalau gue gak pergi— Kalau gue gak pergi ke Chicago, gak mungkin semua ini bakalan terjadi!”

“Terus kenapa lo pergi?!” Seungyoun mengguncang bahu Silvia. “Kenapa?!”

Bukannya menjawab, Silvia malah memejamkan kedua matanya, tangisan perempuan itu kembali berhenti.

Mutualisme ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang