Chapter 4

2.5K 181 6
                                        

Begitu aku sampai di rumah, aku langsung menanyakan tentang struk itu kepada Emma. Rasa ingin tahuku tidak bisa dibendung lebih lama lagi.

" Emma "

" Ya? "

" Apakah pada hari Selasa minggu lalu kamu pergi bekerja? " tanyaku pelahan.

" Sepertinya iya "

" Oh, begitu. Kamu kenal seseorang bernama Kana Scarlet? "

" Kana Scarlet? Aku tidak begitu yakin. Memangnya kenapa? " jawab Emma dengan dahi yang mengkerut.

" Kau yakin? Dia datang ke restoran hari Selasa lalu, dan kamu sedang bekerja saat itu. Lagipula, kamu mengetahui nama setiap pelangganmu bukan? "

" Helena, aku tidak mengetahuinya. Aku ingin istirahat, jadi kita sudahi pembicaraan ini ya? " dia menjawab sembari masuk ke kamarnya.

Sulit memang berbicara dengan Emma ketika dia kelelahan. Tetapi aku juga tidak mengerti mengapa Emma tidak mengenali pelanggannya? Walaupun baru pertama kali bertemu, pasti Emma akan menanyakan dan mengingat nama orang tersebut.

* KRRINGG KRRINNG*

Dering telepon itu hampir mengagetkanku. Telepon itu berasal dari kepolisian yang menginginkan aku untuk pergi ke sana. Mereka bilang mereka menemukkan barang bukti baru yang berkaitan denganku. Sungguh, aku tidak mengerti mengapa aku bisa terlibat. Aku tidak mengenali gadis itu, bahkan aku tidak tahu siapa nama gadis itu sebelumnya.

Gadis itu tewas terbunuh di kamar no. 25, Angels Motel. Lingkungan dari motel itu pun terbilang cukup ramai, dan rata - rata penghuninya adalah perempuan. Gadis itu bernama Julie Morgen. Polisi menunjukkan fotonya padaku, dia memiliki rambut pirang yang indah, mata berwarna biru yang berbinar, warna kulitnya juga putih bagaikan susu. Siapa yang tega membunuhnya? Apakah sang pembunuh sakit hati padanya? Apakah sang pembunuh iri padanya? Apapun alasannya sangat disayangkan gadis ini terbunuh.

Aku mengenakan mantel berwarna biru gelap dan topi berwarna coklat tua. Sebelum aku beranjak keluar, aku bilang pada Emma bahwa aku pergi ke kantor polisi. Dia mengangguk sambil memperlihatkan wajah prihatin padaku. Ya, aku pun juga prihatin pada diriku.

Saat aku menuruni tangga, aku bertemu dengan Nyonya Pott dan Billy. Mereka menyapaku dengan senyuman hangat seperti biasanya.

" Eh, kamu ingin pergi lagi? " tanya Billy.

" Oh, ya. Ada hal yang harus aku kunjungi sekarang " sangatlah tidak mungkin untukku berkata jujur kepada mereka saat ini.

Setelah itu, aku bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.

CLUE :  Angels MotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang