Chapter 11

1.4K 110 4
                                    

" Selamat pagi " sapa seorang resepsionis wanita dengan senyum hangat di wajahnya.

" Selamat pagi "

" Ada yang bisa saya bantu? " tanyanya dengan ramah.

" Kami ingin bertemu dengan Tuan Lanner. Sebelumnya kami juga sudah membuat janji dengannya pukul 11 pagi "

" Ah, ya. Kalau begitu, anda adalah Nona Wildheart? Mari saya antar ke ruangannya " ucapnya seraya mengantar kami.

Kami masuk ke dalam ruang Tuan Lanner. Terlihat rapi, namun berantakan disaat yang sama.

" Nona Wildheart " sapa Tuan Lanner dengan buku di tangannya.

Aku memperkenalkan Billy dengan Tuan Lanner, dan mejelaskan situasinya. Ia mempersilahkan kami duduk, dan membereskan berkas - berkas yang berada di atas mejanya. Aku menunjukkan kertas - kertas yang kutemukan di rumah Kana Scarlet. Tuan Lanner menatap kertas itu dengan penuh pikiran di kepalanya. Aku bisa melihat tiga kerutan di dahinya.

" Jadi, seperti ini " ucap Tuan Lanner memecah keheningan.

" Sangat besar kemungkinannya kalau Kana Scarlet berhubungan dengan Julie Morgen. Helena, mulai besok, tidak, mulai hari ini saya minta anda tidak mengunjungi rumah Kana Scarlet lagi, Saya dan rekan lainnya akan mengobservasi rumahnya " lanjut Tuan Lanner.

" Bolehkah saya mengunjungi rumah Julie Morgen? " tanyaku.

Tuan Lanner berpikir sejenak.

" Baiklah "

" Tetapi saya harus mendampingi anda, karena anda bukan bagian dari kepolisian. Saya harap anda mengerti " lanjut Tuan Lanner.

" Tuan Lanner, saya bermaksud untuk pindah apartment. Jadi, jika memang anda mempunyai kepentingan dengan saya harap hubungi saya terlebih dahulu "

" Pindah? Saya tahu saya tidak berhak menanyakan hal ini, namun kenapa? "

" Ada bebagai hal. Saya akan pindah ke lingkungan dekat rumah anda, saya rasa "

" Anda bisa menempati lantai atas apartemen saya, jika anda mau. Anda juga tidak perlu membayar sewa, yang penting anda merawat dan menjaganya " ucap Tuan Lanner.

" Oh? " responku yang sedikit terkejut.

" Kamu ingin menempatinya? " tanya Billy.

Aku tidak bermaksud untuk meberatkan Tuan Lanner. Lagipula, kami tidak dekat, tidak mempunyai hubungan darah.

" Akan saya pikirkan itu terlebih dahulu " ucapku.

" Hubungi saya secepatnya " ucap Tuan Lanner.

Setelah itu, aku dan Billy pergi meninggalkan ruangan Tuan Lanner. Billy mengajakku ke pelabuhan. Kami mengelilingi pelabuhan seperti hari sebelumnya. Bisa dikatakan Billy sangat mencintai laut. Matanya selalu berbinar ketika melihat hamparan laut dari pelabuhan.

" Kau tahu, sejak kecil aku sangat ingin menjadi pelaut " ucap Billy.

Billy terus menceritakan impian masa kecilnya itu. Aku sesekali tertawa karena ekspresinya.

" Helena, kamu tidak ingin menempati apartment Tuan Lanner, bukan? " tanya Billy mengganti topik pembicaraan.

" Aku ... Aku tidak tahu "

" Aku bisa membantumu mencari apartment lain, kamu tahu itu, bukan ? "

Aku tidak menjawab pertanyaannya, hanya menoleh kepadanya. Saat aku menatap Billy, perhatianku teralihkan dengan seseorang, seorang pria, jauh di belakang Billy yang sedang menatap ke arah kami. Aku tidak bisa melihat jelas, karena memang posisi orang itu sangat jauh. Aku terus menatap orang itu, namun orang itu tidak melakukan apapun dan terus menatap.

" Helena " panggil Billy.

" Apa yang kamu tatap daritadi? " tanya Billy sembari menoleh ke belakangnya.

Tidak ada apapun. Ya, saat Billy menoleh tidak ada siapapun di sana. Mungkin itu hanya imajinasiku. Aku merasa pikiranku sedang sangat kacau.

" Pin yang bagus " ucapku berusaha mengalihkan pembicaraan.

" Ah! Ya, ini pemberian dari nahkoda Regina Maris " jawab Billy seraya memegang pin berbentuk mahkota di kerah bajunya.

" Oh, benarkah? Kau sangat dekat dengannya? "

" Dulu iya, sekarang tidak " jawab Billy dengan wajah murung.

" Mengapa? Apa yang terjadi? "

" Suatu hal, aku tidak ingin membahasnya"

" Baiklah, kalau begitu. Ayo kita ke mercusuar " ajakku berusaha menghiburnya.

Kami terus berbincang hingga waktu menunjukkan pukul 4 sore. Kami memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, aku tidak melihat Emma. Ya, mungkin dia bekerja. Aku masuk ke kamar, dan merenungkan keputusanku untuk pindah.

CLUE :  Angels MotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang