** Author's Note
Hello! Ini note pertama dariku sepanjang 9 chapter ini :)
To the point aja, I'm really really really really sorry for very very very very slow update! Ini dikarenakan aku lagi ngurusin sekolahku (baca: pendidikan). Tapi, berhubung semua sudah selesai, I PROMISE akan mempercepat update chapter selanjutnya. AND, I'm sorry note ini aku taruh di atas, supaya kalian baca semua! hihi
Thank you for your support!
***
CHAPTER 9
Sudah 3 hari aku tidak berbicara dengan Emma. Aku pun belum memberi tahu apa yang aku temukan kepada Tuan Lanner. Ya, sebenarnya aku tidak mau menjadi seperti ini dengan Emma. Setiap kali mata kita bertemu, hal menjadi canggung. Namun, aku juga bisa merasakan, aku bisa melihat, dia merasa sangat bersalah. Aku pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Emma, begitu juga dia.
Saat aku menuruni tangga, aku bertemu dengan Billy. Dia menyapaku seperti biasanya.
" Pagi, Nona. Topi yang sangat bagus. Nona mau kemana? " tanya Billy dengan aksen seorang pelaut.
" Billy. Ada apa denganmu hari ini? Kamu terlihat lebih bersemangat daripada biasanya "
" Ah, tidak. Aku sama seperti biasanya. Tetapi kamu mau kemana? " ungkap Billy sambil cekikikan.
" Aku ingin pergi ke pelabuhan. Aku perlu membeli beberapa ikan "
" Oh! Benarkah? Kebetulan sekali, aku juga ingin ke sana. Kalau begitu, bagaimana jika kita ke sana bersama? " tanya Billy antusias.
" Tentu saja "
Kami menyusuri jalan yang becek dan lembab bersama. Ya, hari ini suasana terlihat kelam, karena awan mendung dan suhu udara yang dingin. Sepanjang jalan Billy menceritakan tugasnya di pelabuhan. Mulai dari mengangkut hasil tangkapan nelayan, kemudian memilah - milah hasil laut tersebut, membersihkannya, hingga memasarkan kepada konsumen. Bukan tugas yang sederhana, tetapi dia selalu menjalaninya dengan penuh semangat. Aku tertegun. Billy berusia dua tahun lebih tua dariku, tetapi semangat dan sifatnya sama seperti anak berusia tujuh tahun.
" Helena, bagaimana dengan Kana Scarlet itu? " tanya Billy tiba - tiba.
" Ah, ya. Sebenarnya, karena hal itu aku jadi, entahlah, bermusuhan? "
" Dengan Emma? "
" Ya "
" Bagaimana bisa? " tanya Billy dengan alisnya yang mengkerut.
" Aku sudah menemukan bukti lain, bukti pembayaran sewa motel yang berhubungan dengan Julie Morgen. Aku juga berencana untuk memberikan itu kepada Tuan Lanner, detektif yang bertanggung jawab atas kasus ini. Namun, entahlah, Emma tidak sengaja menumpahkan teh nya di atas kertas yang aku temukan itu. Aku tidak mengerti apa yang aku rasakan, maksudku, aku melihat Emma sangat meminta maaf padaku hingga menitihkan air mata. Tetapi aku merasa kecewa, mungkin? "
" Tetapi kertas itu masih bisa terbaca, bukan? "
" Ya. Sungguh, aku merasa Emma seperti ingin menghalangi aku untuk menyelesaikan kasus ini "
" Helena, apa yang kamu bicarakan? Dia teman dekatmu bukan? Kamu seharusnya tidak perlu berpikir seperti itu " ucap Billy seraya menyentuh pundakku.
Apa yang dikatakan Billy benar. Aku seharusnya tidak boleh seperti itu. Namun, loyal terhadap teman itu memang bagus, tetapi belum tentu teman kita itu loyal kepada kita, bukan?
" Ah, sudahlah. Oh ya, kamu ke pelabuhan ada apa? Bukankah kemarin kamu sudah ke sana? "
" Sebenarnya, aku cuma ingin menemani kamu ke sana " jawab Billy terbahak - bahak.
Aku hanya menghela nafas.
Sesampainya di pelabuhan, Billy memberi tahuku dimana penjual dengan ikan kualitas bagus. Dia juga menunjukkan kapal nelayan yang bekerja sama dengannya. Kapal itu diberi nama Regina Maris. Jujur, ini pertama kalinya aku melihat kapal nelayan dari dekat. Billy mengatakan, Regina Maris terkenal dengan simbolnya, yaitu siluet wanita dengan mahkota di kepalanya.
Setelah mengelilingi pelabuhan bersamanya, kami pulang ke rumah. Billy selalu mengatakan ' kalau kamu butuh bantuan, segera hubungi aku ' sepanjang jalan. Tak terhitung berapa kali dia mengatakan itu sampai kami tiba di rumah. Saat aku ingin naik ke atas, Billy bertanya padaku.
" Helena. Kapan kamu akan menemui Tuan Lanner ? "
" Entahlah, mungkin besok " jawabku.
" Beri tahu aku jika kamu ingin bertemu dengannya! " seru Billy.
Aku hanya mengangguk, lalu meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE : Angels Motel
Mystery / ThrillerSebuah pembunuhan terjadi pada gadis cantik di kamar sebuah motel di pinggir kota. Bukti - bukti di tempat kejadian memaksa Helena terlibat dalam kasus ini. Semua petunjuk yang diterimanya harus dipecahkan seorang diri maupun dengan bantuan temannya...