Chapter 13

1.5K 106 9
                                    

Hari ini, saat ini juga, pertama kalinya aku datang ke lokasi dimana Julie Morgen terbunuh. Ya, Angels Motel. Aku tidak diperkenankan masuk, karena aku bukan dari pihak kepolisian. Aku menunggu Tuan Lanner di luar motel. Aku datang ke sini lebih dulu karena Tuan Lanner mempunyai satu urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu di kantornya.

Di depan motel ini terdapat toko roti. Toko roti dengan nuansa klasik diiringi dengan bau adonan yang terpanggang sungguh memikat selera. Di sebelah toko roti, terdapat toko bunga dengan cat dinding berwarna putih. Di atapnya, terdapat papan berwarna merah tua dengan tulisan ' Scarlet ' berwarna putih. Scarlet? Mengingatkanku pada Kana Scarlet.

Aku memutuskan untuk berkeliling sembari menunggu Tuan Lanner. Toko roti adalah tempat yang pertama aku kunjungi. Aku disambut dengan ramah oleh pemilik tokonya. Aku membeli satu pie buah dan satu roti lapis.

" Kamu sedang menunggu seseorang? Tadi, aku lihat kamu berdiri di depan Angels Motel " tanya Tuan Ferid, pemilik toko roti itu.

" Ah ya, saya sedang menunggu rekan saya "

" Tidak perlu terlalu formal bicara denganku " jawabnya dengan senyum yang sangat ramah.

Tiba - tiba terlintas di pikiranku untuk menanyakan tentang kasus Julie Morgen kepadanya.

" Oh! Julie Morgen yang tidak lama terbunuh di motel itu ya? Ya, sepertinya aku sempat berkenalan dengannya. Dia belum lama tinggal di motel itu. Dia sangat cantik, seperti istriku.. hahaha aku bercanda. Tiga hari pertama, dia selalu berkunjung ke sini untuk membeli beberapa potong roti. Dia datang dengan seorang laki - laki. Aku tidak tahu laki - laki itu kekasihnya atau bukan. Yang jelas, sikap mereka sangat dingin jika dikatakan sebagai pasangan. Namun, aku bisa melihat kalau mereka saling perhatian satu sama lain. Mungkin mereka bersaudara? Entahlah, yang jelas aku tidak pernah melihat laki - laki itu lagi. Semenjak hari ketiga itu, Julie tidak pernah datang ke toko ku. Tetapi aku sering lihat dia berkunjung ke toko bunga sebelah. Dia tidak membeli bunga, tetapi dia cukup lama berada di toko itu. Yah, setelah itu tiba - tiba Julie ditemukan tewas di kamarnya " ungkap Tuan Ferid.

" Laki - laki itu tidak datang ke sini untuk mencari Julie? Atau mungkin teman Julie lainnya? "

" Tidak, tetapi aku juga tidak terlalu mengetahui kelanjutan kasusnya. Dari yang kudengar belum ada kerabat Julie yang menghubungi pihak kepolisian, dan polisi juga belum bisa menghubungi yang mungkin memang kerabatnya "

Ya, memang. Sejauh ini Tuan Lanner pun tidak memberi tahuku apapun tentang kerabat dari Julie Morgen. Kana Scarlet, dia satu - satunya orang yang aku pikir sebagai kerabat Julie. Aku yakin Kana mengenal Julie, karena dia lah yang memesan kamar untuk Julie. Tetapi mengapa Kana Scarlet juga menghilang bak ditelan bumi setelah kasus pembunuhan Julie? Kana juga mengirimkan kotak berisi alamat itu kepadaku, belum lagi jadwal kerjaku yang ditemukan di rumah Julie Morgen. Sungguh, sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak mengenal mereka, tetapi mengapa aku terseret ke dalam masalah ini? 

Aku berterima kasih kepada Tuan Ferid, lalu pergi meninggalkan tokonya. Tuan Ferid menyebutkan, bahwa Julie sering datang ke toko bunga Scarlet. Aku belum melihat Tuan Lanner, jadi aku memutuskan untuk mengunjungi toko bunga itu.

Toko bunga ini benar - benar menunjukkan konsep berwarna putih, mulai dari dinding hingga furniturnya. Terdapat beberapa jenis bunga yang dijejerkan di rak berwarna silver, seperti; mawar merah, mawar pink, tulip putih, tulip kuning, baby's-breath, lily, dan lainnya yang tidak ku ketahui namanya. Walaupun ' toko bunga ' tetapi yang tercium di hidungku bukanlah bau bunga, melainkan bau Botulinum Toxin. Tidak lama, seseorang menghampiriku. Seorang wanita yang sangat cantik. Jujur, aku belum pernah menemukan seseorang secantik ini, kecuali ibuku. Dia adalah Nona Paris, pemilik toko ini, dia menawarkan bantuan padaku untuk memilih bunga.

Aku membeli satu tangkai bunga tulip berwarna putih. Dia membungkus bunga itu dengan kertas berwarna coklat muda, lalu diikat dengan tali tambang kecil berwarna senada. Setelah membayar bunga itu, aku mulai bertanya tentang Julie Morgen. Awalnya dia menolak untuk mengatakan sesuatu, aku membujuknya yang pada akhirnya dia mau bercerita sedikit tentang Julie Morgen.

" Maafkan aku, aku lelah terus menerus diberi pertanyaan tentang Julie. Aku pikir kamu dari kepolisian, makannya tadi aku menolak untuk menjawab.  Julie Morgen memang sering datang. Tetapi dia hanya menawarkan bantuan untukku " ungkap Nona Paris.

" Bantuan? "

" Ya, dia bilang dia sangat menyukai bunga. Jadi hampir setiap hari ia datang untuk membantuku merawat bunga - bunga di sini. Aku sempat menawarkannya menjadi pegawai tetap, atau setidaknya aku membayar jasa yang ia berikan. Tetapi dia terus menolakku. Aku juga tidak mengetahui apapun tentang kehidupannya. Aku dan dia, bisa dibilang, sudah berteman. Tetapi dia enggan membicarakan tentang kehidupannya "

Aku mengerti. Jadi, pada intinya Nona Paris sering berinteraksi dengan Julie Morgen, tetapi Julie memasang dinding di sekelilingnya agar orang tidak tahu tentang masa lalunya ataupun kehidupannya.

" Lalu, apa yang terakhir dia lakukan sebelum akhirnya dia ditemukan sudah tidak bernyawa? " tanyaku.

" Seperti biasanya, tidak ada yang aneh "

Aku berterima kasih kepada Nona Paris, lalu pergi meninggalkan tokonya. Aku ingin bertanya lebih banyak dan ingin tetap berkeliling, tetapi aku sudah mempunyai janji dengan Tuan Lanner. Masih ada suatu hal yang terus mengganggu pikiranku. Entah mengapa, aku merasa Nona Paris tidak bicara sepenuhnya padaku. Masih ada yang dia sembunyikan. Jika kamu bertanya, apa yang membuatku berpikir demikian? Maka jawabannya instingku. Ya, aku tidak perlu memikirkan ini terlalu dalam jika hanya berdasarkan insting.

Aku melihat Tuan Lanner di sudut jalan mengenakan jaket kulit berwarna coklat dan topi berwarna hitam. Dia melambaikan tangan padaku, aku bergegas menghampirinya. Kami masuk ke dalam motel dan disambut oleh seorang resepsionis berpakaian sangat rapih. Dia mengizinkan kami masuk ke kamar Julie Morgen.

Mungkin, sebagian orang akan merasa takut untuk masuk atau datang ke lokasi pembunuhan dimana jejak - jejak peristiwa itu masih ada. Tetapi, hal itu tidak aku rasakan. Aku justru merasa tertantang. Ya, aku ingin mengetahui semua yang terjadi di tempat ini.

CLUE :  Angels MotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang