Chapter 6

2.4K 163 7
                                    

Sejauh ini, aku belum menceritakan apapun kepada Emma. Ya, dia hanya tau aku berurusan dengan polisi, tetapi belum tau penyebabnya. Sesampainya aku di rumah, aku melihat Emma sedang duduk di sofa membaca buku. Aku perlahan mendekatinya. Dia menoleh kepadaku, lalu tersenyum.

Aku duduk di sebelahnya, dan mulai menceritakan apa yang terjadi hingga aku berurusan dengan polisi. Aku juga menceritakan tentang kotak berisi alamat Kana Scarlet itu. Dia mendengarkan ceritaku, sambil sesekali berkata " ya ampun ". Aku mengatakan padanya, jika aku tidak bisa melewati ini semua sendirian dan aku meminta maaf padanya karena aku baru menceritakan semuanya sekarang. Dia memelukku, dan mengatakan " tenang saja, aku akan selalu siap membantumu ".

" Emma. Aku ingin pergi ke rumah Kana Scarlet lagi, maukah kamu menemaniku? "

"Tentu saja. Kita bisa pergi besok " jawab Emma antusias.

" Ah, tidak bisa. Besok Tuan Lanner akan datang ke restoran untuk mendampingiku  menemui Tuan Watson "

" Benarkah? Baiklah, kita bisa pergi keesokan harinya "

Aku mengangguk.

***

Esok harinya, aku bekerja seperti biasa di restoran. Aku berulang kali menoleh ke pintu masuk, menunggu kedatangan Tuan Lanner. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, tetapi ia belum kunjung datang. Mungkin, dia sedang makan siang di suatu tempat terlebih dahulu.

Tak berapa lama kemudian, aku melihat sosok laki - laki di depan pintu masuk. Laki - laki bertubuh jenjang, memiliki rambut hitam pekat, mengenakan coat berwarna abu - abu. Ya, tidak salah lagi itu adalah Tuan Lanner. Aku segera menghampirinya.

" Tuan Lanner " sapaku, sambil membukakan pintu masuk.

" Nona Wildheart. Maaf jika saya datang terlalu siang, ada urusan yang harus saya selesaikan terlebih dahulu "

" Tidak apa - apa. Mari, saya antar ke ruang manajer "

Aku dan Tuan Lanner menuju ke ruang manajer. Ya, ruangan dengan cat berwarna putih dan memiliki pintu terbuat dari besi. Aku mengetuk pintu yang dingin itu beberapa kali. Tuan Watson menyeru dari dalam menyuruhku masuk.

Di dalam, Tuan Watson sedang sibuk dengan tumpukan kertas di sampingnya. Aku memberi tahu Tuan Watson maksud dan tujuan aku dan Tuan Lanner menemuinya. Dia mempersilahkan kami duduk. Tuan Lanner menceritakan tentang pembunuhan yang dialami oleh Julie Morgen sebelum bertanya tentang jadwal kerja milikku. Tuan Watson terlihat kaget mendengar semua itu.

" Baikklah, Tuan Watson. Jadi, kami juga menemukan kertas jadwal kerja milik Nona Wildheart di tempat kejadian. Nona Wildheart tidak merasa memberikan itu pada siapapun, lagi pula ia juga bilang bahwa jadwal kerja pegawai di restoran hanya ada pada anda. Jadi, maukah anda menceritakannya? " tanya Tuan Lanner.

Tuan Watson menanyakan ciri - ciri fisik dari Julie Morgen. Setelah dijelaskan oleh Tuan Lanner, ia mengingat - ingat dengan tangan di dagunya.

" Sepertinya, waktu itu ada seorang perempuan menemuiku " kata Tuan Watson.

" Kapan? " tanyaku.

" Ah, sudah cukup lama, sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, aku bahkan sulit mengingat namanya "

" Bagaimana dengan ciri - cirinya? " tanya Tuan Lanner.

" Hmm, aku tidak ingat pasti. Tetapi dia memiliki rambut berwarna coklat tua, aku tidak ingat wajahnya, tubuhnya mungil "

" Tuan, benar - benar tidak ingat dengan namanya? " tanyaku.

" Tidak "

" Apa yang membuat Tuan memberi jadwal kerjaku kepadanya? " tanyaku.

" Dia sangat memohon padaku saat itu, kalau tidak salah dia bilang dia adalah temanmu yang sudah lama berusaha bertemu denganmu tetapi tidak bisa "

Temanku? Apakah dia dari kota kelahiranku? Kalau pun dia memang temanku, apa hubungan dia dengan Julie Morgen?

" Anda benar - benar tidak bisa mengingat wajahnya, Tuan? " tanya Tuan Lanner.

" Tidak, sama sekali tidak "

Setelah itu kami berterima kasih kepada Tuan Watson dan berjabat tangan dengannya, lalu pergi meninggalkan ruangannya. Tuan Lanner terus menatapku dengan tatapan dinginnya itu. Aku bertanya padanya.

" Ada apa, Tuan? "

" Tidak. Anda tahu siapa yang dimaksud oleh Tuan Watson tadi? "

" Saya tidak yakin, saya tidak memiliki banyak teman. Jika memang dia berasal dari kota kelahiran saya, saya hanya memiliki satu teman yang mungkin melakukan hal itu kepada Tuan Watson. Tetapi dia tidak memiliki ciri - ciri yang disebutkan tadi " jelasku.

Dia menatapku cukup lama, seakan dia sedang membaca pikiranku apakah aku berbohong atau tidak.

" Baiklah, jika anda ingat atau mengetahui itu, harap hubungi saya. Saya mohon kejasamanya " pintanya.

" Baik, Tuan "

Aku mengantar Tuan Lanner ke luar restoran. Dia pergi tanpa mengatakan sepatah kata padaku.

CLUE :  Angels MotelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang