“TERINDAH” -sad story-
Dinda mendapatkan sebuah bingkisan misterius yg tdk jelas pengirimnya, tetapi semuanya ternyata tdk berakhir sampai situ. Pengirim misterius itu mengirimkan sebuah buku tebal yg berisi tentang tulisan2 yg membuatnya terus menerus meneteskan air mata.
Dinda yg awalnya meremehkan semuanya ternyata mulai peduli terhadap pengirim misterius itu hingga seseorang datang ke kehidupannya disaat pengirim misterius itu masih belum ditemukan. Ia hanya ingat satu hal bahwa pengirim itu mengidap kanker otak dan Ia selalu berada disekeliling Dinda.
Kira2 siapa pengirim misterius itu? Apakah Dinda malah terjatuh dlm pelukan orang baru itu? Dan akankah pengirim misterius itu menyatakan cintanya?
Ponsel dinda bergetar menggelitik. Ia segera membukanya dan terdapat satu pesan dr nomor yg tdk dikenal.
‘Dinda, semoga kamu suka ya’
Dinda terkekeh pelan. “Suka karena kamu mengirimkanku pesan singkat, unknown?”
Segera Dinda melangkahkan kakinya menuju halaman rumah sembari menatap layar ponsel hingga tdk tahu bahwa ada sesuatu yg menghalangi jalannya.
BUKK!
Sebuah kotak sebesar sepatu tertendang beberapa senti di depan dinda. Karena pensaran, ia mengambilnya dan membawa kotak itu kedalam kamar. Dengan perlahan dinda membuka tutup kotak tersebut.
Sekuntum mawar merah dan secarik kertas berbentuk hati disudutnya membuyarkan rasa penasarannya. Dinda segera membaca pesan yg tertera di kertas kecil tersebut.
‘Hai, Dinda!
Selama detik-detik hidupku sebelum aku meninggalkan dunia ini. Aku akan selalu memberikanmu bingkisan2 kecil yg menyatakan isi hatiku kepadamu. Jangan lihat berapa nilai atau harganya, tetapi lihatlah kebesaran cinta yg aku simpan selama ini.’***
Hari ini hari libur dan tentunya tidak ada orang yg ingin disibuki oleh berbagai aktifitas.
Dinda sedang berdiam diri dikamar sembari menonton American's Next Top Model. Dengan sangat malas ia menarik selimut dan kembali menonton sembari memakan cemilan di pagi hari. Semuanya berjalan lancar hingga ada seseorang mengetuk jendela kamarnya.Ia tidak sempat melihat wajahnya dengan sempurna, tetapi ia hanya bisa memperhatikan mata cokelatnya di balik snapback yg sedang dipakainya.
Dengan segera dinda beranjak dan mengambil bingkisan kecil yg ditinggalkan oleh pria misterius itu. Dibukanya bingkisan itu dan terdapat sebuah liontin dengan huruf R dan simbol hati kecil yg hidup berdampingan dengan tentram.
Dinda membuka secarik kertas yg berada di bawah liontin itu.
‘Pakailah liontin tersebut saat pertandingan basket besok sebagai bentuk bahwa kamu sudah menerima bingkisan dariku.’
***
Hari ini sekolah Dinda menjadi tuan rumah pertandingan basket rutin yg diadakan setiap setahun sekali.Dinda menatap liontin dari seseorang yg tidak ia kenal itu. Dengan sangat terpaksa ia memakai liontin itu.
‘ya, jika ia mencintaiku mengapa Ia tidak langsung berbicara saja kepadaku? Aku hanya ingin mengetahui siapa sosok dibalik sweater dan snapback hitam kemarin.’ batin dinda.
Jarak rumah Dinda dengan sekolah hanya sejauh tiga blok saja sehingga ia memutuskan untuk berjalan kaki. Dinda segera mengambil tas dan segera berangkat ke sekolah.
“Dinda!”
Dinda menoleh ke arah belakang. Dari kejauhan terlihat Rizky sedang berlari mengejarnya. Dinda menunggu Rizky sembari memakan roti lapis yg ia bawa dari rumah, tetapi langkah Rizky terhenti ketika melihat liontin yg Dinda pakai.
“Din, liontin dari siapa?” tanya Rizky.
Dinda menggeleng dengan cepat.
“Nggak tau, nggak ada nama pengirimnya.”“Terus kenapa dipakai?”
“Ya, nggak apa-apa,” jawab dinda dengan pelan. Dinda dapat melihat sekilas pipi Rizky berubah menjadi merah muda dan Rizky tersenyum manis kepadanya.
“Apa?”
Rizky menunduk dan menggaruk-garuk kepalanya.
“Apa apanya? Udah yuk, kita berangkat.”Dinda menggangguk dan beranjak dari tempat duduknya.
Sesampainya di sekolah, Rizky berpamitan :p untuk pergi ke kelasnya. Dinda hanya bisa mengangguk dan memberikannya senyuman manis. Dinda berdiam diri di kelas sembari membaca novel yg ia bawa dari rumah hingga seorang perempuan menghampirinya sembari membawa kotak seukuran buku catatan.
“Dinda, ada bingkisan buat kamu.”
Dinda mengambil kotak tersebut.
“Siapa pengirimnya?”“Nggak tau, tadi dia nutupin mukanya.”
“Oh, ok, makasih.”
Dinda segera membuka kotak itu dan menemukan novel Sherlock Holmes volume terakhir. Lagi-lagi terdapat secarik kertas di yg terselip pada bingkisan tersebut.
‘Kamu menyukainya bukan? Aku tau bahwa kamu sedang mencari volume akhir dr cerita detektif legendaris tersebut dan kebetulan ada yg menjualnya di internet. Semoga kamu menyukainya’
***
Hari ini Dinda sengaja membawa buku Sherlock holmes itu ke sekolah, tetapi ia sadar bahwa ada keanehan pada buku itu.Buku itu lebih tebal dari aslinya.
Dinda membuka buku pd halaman pertama dan menemukan kertas dgn tulisan tangan yg rapi. Kemudian ia mulai membacanya.
-bersambung-