Two

24 1 0
                                    





Sesampainya di Kantin,Ela melirik sekitar mencari kedua sahabatnya dan sepupunya kemudian pandangannya terhenti saat melihat sepasang siswa tengah duduk dan sepertinya sedang berdebat diarea pojok kantin. Ela meneliti pasangan tersebut untuk memastikan apakah benar mereka adalah sahabatnya sedangkan Elo hanya berdiri diam disamping Ela karena ia sendiri pun bingung mengapa Ela hanya diam di pintu masuk kantin padahal tadi katanya ia ingin memperkenalkan Elo dengan sahabatnya.

"La? Kita ngapain sih berdiri terus disini" bukan jawaban yang didapat Elo tapi malah tangan Ela yang menariknya entah mau kemana.

"Ayo mereka disana" Ela meyakini bahwa pasangan yang sedang berdebat itu adalah sahabatnya karena dari jarak beberapa meter pun masih terdengar jelas suara mereka yang satu menjahili dan yang satu menatapnya kesal.

"Natha! Gue gamau makan nasi,gimana sih lu! Tar gue makin gendut tau!" si cewek menatap cowok didepannya ini dengan raut wajah kesal.

"Ya Tuhan sayang,lu itu harus makan nasi mau lu gendut atau ga gue ga peduli,gue tetep sayang sama lu dan pertunangan kita bakalan tetap berjalan"

"Natha! Jangan kaya gitu,jangan panggil gue 'sayang',itu semua kan masih rahasia"

"Iyaiya sayang,yaudah ayo makan gue suapin deh"
Si cowok lagi sibuk untuk membujuk si cewek agar mau makan,tiba-tiba Ela dan Elo datang menghampiri mereka.

"Berantem mulu sih lu berdua,jodoh baru tau rasa" perkataan Ela membuat si cewek kesal.

"Apaan si La!" cewek itu mengalihkan pandangannya ke Elo. "Siapa tuh cogan disamping lu?cowok lu ya?"bukannya menjawab Ela malah batuk-batuk.


Uuhhuukkk...uuhhuukk..


Ela kaget mendengar pertanyaan sahabatnya itu dan akibatnya pipi Ela ikut merona. Ela langsung memukul kepala sahabatnya itu.

"Aww! Sakit nyet! Nath,Ela jahat sama gue!" cewek itu meringis kesakitan dan mengadu pada si cowok.

"Lebay banget sih lu,tumben banget lagi pake ngadu manja gitu sama Natha" Ela menatap sahabatnya itu dengan pandangan menjijikan. "Ohya btw,kenalin ini anak baru dikelas gue namanya Elo. Duduk Lo,gausah sungkan sama kita,biasa aja" Elo manatap Ela tersenyum dan kemudia duduk disamping Ela.

"Gue Elo temen sekelas Ela,pindahan dari Yogya" Elo memperkenalkan dirinya pada kedua sahabat Ela.

"Gue Nathaniel Restu Bagaspati panggil aja Natha dan disebelah gue ini Gabriela Alendra Putri panggil aja Gaby. Fyi,dia calon istri gue jadi jangan diganggu apalagi di deketin atau disentuh" ucapan Natha membuat Elo mengangguk mengerti dan tersenyum.

"Natha! Gue bukan calon istri lu nyet!" dan dengan santainya Natha membalas perkataan Gaby dengan rangkulan dibahu Gaby "Tapi itu kenyataan sayang,coming soon kok" Gaby pun semakin kesal dengan perlakuan Natha "Bodo ahh gue kesel sama lu jing!".

Natha masih membujuk Gaby yang sedang ngambek dengannya,sedangkan Ela dan Elo saling mengobrol.

"Mereka lucu ya La? Pasangan goals tuh"

"Hahahaha,iya emang mereka tuh goals banget deh seantero HarSa,pasangan abstrak mereka itu"

Kemudian Ela tersadar ada yang kurang diantara mereka.
"Ehh,btw Ares mana dah" Ela bertanya pada kedua sahabatnya itu,terutama Natha karena dia yang paling dekat dengan Ares.

"Lu gimana sih jadi sepupunya,Ares bolos dari pagi"
Ela langsung menoyor kepala Natha "Gue kan sepupunya bukan baby sitternya jing!"

Natha meringis mengelus kepalanya yang salit akibat toyoran dari Ela "Biasa aja dong mba,lu abis makan cabe ya?pedes banget tuh tangan"

Ela menatap Natha dengan pandangan membunuh membuat Natha langsung kicep,diam tidak berkutik.

"Kok Ares babik sih! Bolos ga ngajak-ngajak gue!kesel ahh gue sama dia"

"Hemm La?Ares tuh siapa ya?" kini giliran Elo yang bertanya karena ia sendiri pun bingung dan penasaran dengan sosok bernama Ares ini,walaupun ia meyakini sepertinya cowok itu merupakan sepupu Ela.

"Ohiya ya lu belom kenal Ares,dia itu sepupu gue yang tinggal serumah sama gue karena di Jakarta keluarga yang dia punya yaa cuma gue"

Elo menggangguk menandakan bahwa ia mengerti. Tapi Elo teringat seseorang,nama itu seperti...yaa seperti nama sahabatnya saat di Yogya. Ia lupa seharusnya ia mempunyai nomor telefon sahabatnya itu,secara sahabatnya itu merupakan sepupu dari cewek imut,cinta pertamanya sejak kecil. Ahh betapa bodohnya Elo ini.

"Hey! Elo!" Ela memanggil Elo dengan sedikit berteriak karena cowok itu sejak tadi hanya melamun.

"Ehh..iya La?kenapa?" Elo tergagap menjawab panggilan dari Ela.

"Kok lu bengong sih,mikirin apa emangnya?"

"Oh,gapapa sih hehehe gue ga mikirin apa-apa"

"Oh kirain mikirin apa gitu"

Mereka berempat akhirnya terus berbincang-bincang dan tertawa bersama sampai akhirnya Elo kembali bertanya.

"Hemm..gue boleh ga jadi sahabat kalian?" pertanyaan Elo sontak membuat mereka bertiga tertawa.

"Kok lu semua malah ketawa sih" Elo bingung karena menurutnya pertanyaannya tidak ada yang lucu dan kemudian Natha menjawabnya.

"Ya lagian lu lucu sih,aneh-aneh aja yang kaya gitu masih aja ditanyain" Elo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya Lo,dengan senang hati kita mau kok sahabatan sama lu" Ela melanjutkan perkataan Natha tadi.

"Kita?itu mah kayanya lu doang yang pake hati La" perkataan Gaby membuat Ela malu dan tersipu.

"Tau lu La,hatinya Gaby kan udah buat gue doang. Yakan by?" Natha kembali merangkul Gaby dan membuat Gaby semakin kesal karenanya.

"Apa sih Nath! Jijik tau ga!"

"Cewe dan segala ke-munafik-kan-nya" Natha menekannya kata terakhir diucapannya itu dan kemudian Gaby kembali ngambek dengan Natha sedangkan Natha kembali merajuk membujuk Gaby agar tidak marah padanya lagi. Ela dan Elo tertawa sepasang sahabatnya ini.

Tiba-tiba Elo menyeletuk,"Manis". Membuat Ela kembali tersipu malu.

"Itu siapa La?" tanya Elo
Ela merasa bingung dengan pertanyaan Elo,karena tadinya ia fikir Ela mengucapkan kata 'manis' itu untuknya.

"Hah?yang mana Lo?"

"Itu loh yang duduk disebrang sana,yang lagi kumpul sama temen-temennya yang dikuncir tengah" Elo mengarahkan pandangannya dan menunjuk ke arah seorang siswi yang sedang mengobrol dan tertawa bersama teman-temannya di meja yang letaknya tak jauh dari tempat duduk mereka.

Ela mengikuti arah pandang Elo karena penasaran,seketika tubuh Ela melemas dan raut wajahnya memancarkan kekecewaan. Sedangkan Natha dan Gaby menatap mereka dengan pandangan bingung.

"Oh,itu Ka Sherli,Sherli Queentasari Abimana anak 2 IPA 2,ketua ekskul musik"

Elo masih menatap siswi bernama Sherli itu dengan pandangan kagum dan membuat dada Ela sedikit sesak.

"Dia manis ya kalo ketawa"

"Hehehe iya" Entah mengapa rasanya Ela ingin menangis saat ini juga,Gaby melihat raut wajah Ela dengan tatapan sedih sedangkan Natha mengelus telapak tangan Gaby agar Gaby tenang.

"Ohya guys! Gue sama Gaby duluan yaa pengen pacaran dulu" Natha menatap Gaby dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Yeuu pacaran mulu sih lu!" kini Ela yang bicara.

"Suka-suka saya dong mba,sirik wae jadi orang,makanya punya pacar dong" ucapan Natha membuat Ela cemberut karena kesal.

"Yaudah sono-sono pergi jauh-jauh" sedangkan Elo tertawa tapi matanya masih menatap kearah Sherli membuat Ela semakin patah hati karenanya.

Sakit hati kan La? Baru awal padahal,baru kenal belom deket tapi udah sakit hati kaya gini. Pesimis aja ini mah gue,terlupakan sama Cam dan mati sebelum perang karena Elo. Ckckckck kesian banget sih hidup lu.




And di mulmed adalah Ela. Imut-imut gitu kan?hehehe
Thanks yaa yang masih bersedia buat baca cerita gue ini.
Jangan lupa vote and comment. Thank you ;)

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang