Twelve

8 1 0
                                    

Ela memasuki toilet dan langsung menangis,menumpahkan segala rasa sakit dan sedihnya. Setelah merasa puas,Ela membasuh mukanya. Saat ingin keluar dari toilet,ia dihadang oleh Sherli.

"Ada yang gue baikin tapi malah ngelunjak. Malah menyatakan seluruh hatinya pada sahabat tercinta yang notabenenya adalah PACAR gue" ucap Sherli dengan sinis,sedangkan Ela hanya terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Mau lu apa sih?! Mau ngerebut Elo dari gue?! Belum puas juga udah milikin Arkan? Masih mau ganggu pacar orang?! Sok cantik banget lu!" Sherli mendorong Ela hingga menubruk tembok,lalu Sherli menghampiri Ela dan mencengkeram kedua pipi Ela dengan tangan kanannya.

"Jawab! Lu ga bisu kan?!"

Ela masih terdiam dan terlihat ketakutan,lalu Sherli menarik tangan Ela dengan kasar,membuat Ela meringis kesakitan. Sherli memasukkan Ela kedalam salah satu bilik toilet,lalu Sherli menghempaskan tubuh Ela hingga Ela jatuh terduduk dilantai toilet. Setelah itu Sherli menyiram Ela dengan air yang membuat Ela menggigil karena kedinginan. Sherli mendekati Ela yang masih terdiam tanpa perlawanan apapun dan kembali mencengkeram kedua pipi Ela dan mengangkatnya agar mata Ela menatap mata Sherli.

"Dengerin gue baik-baik,Jauhin Elo! Atau gue bisa lakuin yang lebih buruk dari ini. Bukan hanya ke lu tapi ke Elo juga. Lu gamau kan orang yang sangat lu sayangi itu menderita?" Ela menggeleng "Bagus! Inget itu baik-baik" Sherli langsung meninggalkan Ela sendirian ditoilet dan kemudian Ela menangis.

Dengan segera,Ela mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang untuk datang menemuinya ditoilet. Saat ini ia sangat membutuhkan sandaran,ia sudah cukup terluka hari ini.

Tak lama Gaby datang dengan paniknya karena Ela menelefonnya sambil menangis,saat melihat keadaan Ela seperti ini Gaby sangat kaget. Ela yang melihat kedatangan Gaby,langsung memeluk sahabatnya itu dan terus menangis dengan keadaan yang basah kuyub.

"Kenapa bisa kayak gini La? Siapa yang lakuin ini semua?" tanya Gaby,tapi Ela hanya diam dan terus menangis dalam pelukan Gaby.

"Gue hubungi Natha ya?kita pulang. Ares lagi turnamen diluar kota,biar gue sama Natha yang nemenin lu nanti dirumah" Ela mengangguk menanggapi ucapan Gaby. Gaby langsung menghubungi Natha agar menunggunya diparkiran,lalu mereka keluar dari toilet.

***

Gaby mengetuk kelas 1 IPS 2,kelas Ela dan Elo. Disana terdapat seorang guru mata pelajaran sejarah,Bu Intan.

"Permisi Bu,saya ingin memberi tahu bahwa Ela tidak bisa mengikuti pelajaran. Ia mendadak sakit Bu dan saya kesini bermaksud untuk mengambil tas Ela" ucap Gaby.

"Oh,baiklah. Silahkan,sampaikan pada Ela semoga cepat sembuh"

"Baik Bu,nanti saya sampaikan"

Gaby berjalan menuju tempat duduk Ela yang sampai saat ini masih berada disamping Elo. Walaupun Elo menjauhi Ela,tapi cowok itu enggan pindah tempat duduk. Saat selesai membereskan perlengkapan sekolah Ela dan memastikan tidak ada yang tertinggal,Gaby bergegas meninggalkan kelas itu. Tapi sebelumnya ia menatap Elo dengan pandangan marah yang membuat Elo bingung.

"Cowok brengsek! Bajingan!" desis Gaby.

Gaby berjalan keluar,meninggalkan kelas itu dan sebelumnya sudah berpamitan terlebih dahulu pada Bu Intan.

***

Sudah seminggu setelah kejadian 'pembullyan' yang dilakukan Sherli pada Ela,dan selama itu juga Ela menjauhi Elo yang membuat Elo bingung memikirkan perubahan sikap Ela. Apa karena masalah waktu dikoridor itu ya? Fikir Elo.

Bel istirahat sudah berbunyi dan seperti biasa Ela dan Elo saling diam ditempat duduk masing-masing. Elo langsung berdiri dari tempat duduknya,belum sempat berjalan meninggalkan kelas,tiba-tiba Ela memanggilnya yang membuat Elo kembali duduk. Elo menatap Ela yang masih diam dan menunduk. Kemudian Ela menghela nafasnya dan menatap Elo.

"Lo,kenapa sih kita jadi kayak gini?" tanya Ela.

"Udah takdir La" balas Elo

"Lo,lu harus jauhin Kak Sherli. Dia ga baik buat lu,jangan siksa diri lu sendiri,jangan menjatuhkan harga diri lu sebagai cowok"

"Tau apa sih lu tentang gue? Jangan ikut campur!" bentak Elo.

"Dia ga baik buat lu,Lo. Gue tau semuanya. Kenapa lu ga ngelawan aja sih?!"

"Terus hubungannya sama lu apa?"

"Please,Lo. Dengerin gue,Sherli ga baik. Gue mohon,gue gamau lu diperlakukan kayak gitu sama Kak Sherli" lirih Ela.

"Gausah sok peduli! Emangnya siapa yang menurut lu baik? Lu? Iya? Gausah sok baik La! Lu tuh cewek bodoh,munafik,egois! Jadi introfeksi diri sendiri  aja!" Elo beranjak dari tempat duduknya dan menunggalkan Ela yang sudah mengeluarkan air matanya. Ela melihat ada sorot kesedihan dan kekecewaan dimata Elo dan itu membuat Ela sangat merasa bersalah.

***

Kini Elo tengah berada di toilet dan membasuh mukanya,lalu menatap cermin didepannya.

"Harusnya gue yang ngomong kaya gitu sama lu,La! Harusnya gue yang nyuruh lu jauhin Arkan! Gue ga suka lu diperlakukan kasar sama Arkan,La! Dia ga baik buat lu! Dia cowok brengsek! Maafin gue La,maaf. Gue sayang sama lu,gue cinta sama lu,Ela" lirih Elo.

Saat membalikkan badannya,Elo mendapati Natha tengah berdiri dipintu salah satu bilik toilet dengan menatap sinis Elo dan melipat kedua tangannya didepan dadanya.

Dengan gerakkan cepat,Natha langsung memukul Elo tepat disudut bibirnya yang membuat bibir Elo mengeluarkan darah dan tubuh Elo jatuh tersungkur ke lantai.

"Lu apa-apaan sih Nath?!" ucap Elo sambil meringis kesakitan dan menghapus darah disudut bibirnya. Belum sempat Elo bangun,Natha audah memukulinya lagi secara bertubi-tubi.

"Lu tuh sama aja brengseknya kaya Arkan bangsat! Lu udah nyakitin Ela,lu udah bikin dia nangis! Bajingan emang lu!" bentak Natha,sedangkan Elo menatapnya dengan pandangan bersalah.

"Maaf Nath" lirih Elo,Natha kembali memukul Elo.

"Gue ga butuh maaf lu jing! Jangan coba-coba buat deketin atau nyakitin dia lagi! Atau lu akan gue bunuh saat itu juga! Bahkan bukan cuma sama gue tapi juga Ares dan Kak Bian" Natha berjalan keluar meninggalkan Elo yang kesakitan akibat pukulan Natha tadi dan membuat bibir serta hidungnya mengeluarkan darah.

***

Hampir setiap hari Ela terus meyakinkan Elo bahwa Sherli bukan cewek yang baik untuknya dan menyuruh Elo meninggalkan Sherli dan menjauhi cewek itu. Tapi semua yang dilakukan dan diucapkan Ela tak ditanggapi Elo,bahkan Elo sempat memarahi dan membentak Ela karena menurutnya Ela terlalu menjelek-jelekkan Sherli. Ela tidak menyerah,jika ada kesempatan ia selalu meyakinkan dan membujuk Elo agar menjauhi Sherli. Walaupun Ela tau,Arkan selalu mengawasinya dan akan memarahu serta tak jarang memukul Ela jika tidak ada orang. Tapi Ela tidak peduli,yang ia pedulikan hanya Elo. Ia hanya mempedulikan kebahagiaan Elo.

Elo yang selalu melihat Ela diperlakukan buruk oleh Arkan hanya bisa diam dan memerhatikan dari jauh. Sejahat itu kah gue La memasukkan lu kedalam zona yang sangat bahaya? Fikir Elo.

Ia sangat menyesal,tapi tak ada yang bisa dilakukannya. Meminta bantuan Natha atau Gaby pun rasanya tidak bisa,karena Elo yakin kedua sahabatnya itu sangat membenci dirinya. Rasanya Elo ingin mengeluarkan Ela dari zona bahaya itu,tapi dengan cara apa? Meminta bantuan sahabat lamanya? Itu tidak mungkin,bahkan sampai saat ini ia belum bertemu dengan cewek masa lalunya dan sahabat lamanya itu. Saat ini Elo sudah tidak terlalu memikirkan cewek masa lalunya itu,yang ia fikirkan hanya Ela. Ia hanya memikirkan kebahagiaan Ela.





Huft akhirnyaaaaa
Tinggal 5-6 part lagi :)
Jangan lupa vote and comment yaaa ;) thank you

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang