Seventeen

31 2 0
                                    

Sesuai ucapan Bian,mereka semua diberi kesempatan untuk 'berbicara' dengan Ela untuk terakhir kalinya secara bergantian. Semuanya berharap cara ini mampu membuat Ela kembali sadar dari tidur panjangnya. Dimulai dengan Natha dan Gaby yang memasuki ruang rawat Ela,dengan kondisi Gaby yang menangis.

"Hey La,gue sama Gaby mau ngomong sesuatu sama lu boleh?" ucap Natha "Lu adalah sahabat terbaik yang kita punya,walaupun lu suka cuek,galak,gak jelas,marah-marah,gila tapi lu sahabat yang paling care,lu orang pertama yang bakal marah kalau kita disakitin orang lain,lu orang pertama yang bakal ngoceh panjang lebar kalo tau salah satu diantara kita sakit yang cerewetnya itu melebihi nyokap gue,lu selalu punya cara buat menghibur kita dan lu selalu ada buat kita dalam keadaan apapun. La,thank you buat semuanya,ayo La bangun.. Kita sama-sama lagi kaya dulu,gue kangen bawelnya lu apalagi kalo lagi debat sama Gaby tentang hal sepele. Tapi La,kalau lu mau pergi.. Kita berdua ikhlas asal lu ga tersiksa. Kita gamau liat lu tersoksa kaya gini. Satu yang harus lu tau,kita selalu sayang sama lu dan kita gak akan pernah ngelupain lu" Natha berusaha menahan agar air matanya tidak keluar.

"La,jangan lupain kita yaa. Gue...gue sayang sama lu,La. Gue bahagia punya lu,lu sahabat terbaik gue. Gue ikhlas kalau lu mau pergi. Maaf kalau selama ini gue suka bikin susah lu,gue suka mukul kepala lu,gue suka keras kepala dan gamau ngalah kalo lagi debat sama lu. Lu bukan sekedar sahabat,you're my half-twins. I love you" lirih Gaby.

Setelahnya Natha dan Gaby keluar ruangan dan bergantian dengan Ares dan Sherli.

"Hey,sepupu laknad gue. Apa kabarnya La? Kangen sama gue gak? Gue... Gue kangen sama lu,La. Pasti lu bakal besar kepala pas tau gue kangen sama lu kan?. La,lu ga ada niatan buat bangun dan berantem sama gue lagi gitu? Maaf yaa gue selalu jahili lu,itu satu-satunya cara buat nunjukin rasa sayang gue ke lu. Lu itu udah kaya adik kandung gue La. Maaf gue belum bisa jadi kakak yang baik,gue belum bisa ngejaga lu dengan benar. La... Gue sayang sama lu,sayang banget. Bangun ya La? Gue mohon" perkataan Ares membuat Sherli yang berada disampingnya menjadi terisak.

Kini giliran Sherli yang mendekat ke Ela dan memulai ucapannya dengan isak tangis.

"La,maafin gue. Gue bodoh banget. Gue bukan sahabat yang baik,gue bahkan ga ngenalin lu sejak awal. Gue udah berusaha misahin lu dari Elo. Gue udah nyakitin lu. La... Jangan hukum gue kaya gini. Please,La...bangun. Gue mohon sama lu,gue mohon Ela bangun..." Sherli semakin terisak mengingat kesalahan yang dibuatnya menyebabkan Ela seperti ini.

"Tapi La,kalau lu mau pergi kita ikhlas,dan maafin kita atas semua kesalahan yang udah kita lakuin ke lu sengaja atau pun ga sengaja" ucap Ares.

Mereka berdua meninggalkan ruangan,selang beberapa menit Bian masuk sendirian dengan raut wajah sulit diartikan. Bian terlihat lebih tenang dibanding yang lainnya,sebelumnya ia sudah menyiapkan mental untuk kemungkinan terburuk yang akan menimpa adiknya itu. Bian harus melakukan ini karena ini yang terbaik,ia tidak ingin adiknya tersiksa lebih lama lagi dengan berbagai macam alat seperti sekarang ini.

Bian mendekat,tepatnya disamping ranjang Ela. Pria itu mengelus lembut rambut adik satu-satunya itu,satu-satunya keluarga kandung yang ia miliki dan sekarang ia harus rela melepas harta berharganya itu.

"My princess... How are you today sista? Do you miss me? Hmm... I miss you so much dear, i really really misa you. Kakak tau ini pasti berat,bukan cuma buat kamu tapi buat kita semua,tapi kakak fikir ini yang terbaik sayang. Kakak gamau liat kamu tersiksa lebih lama lagi dengan alat-alat ini,kakak gak mau bikin kamu menderita sama seperti yang lain. Kalau kamu mau pergi,pergilah... Kakak dan yang lain ikhlas melepas kamu. Tapi kalau kamu masih ingin bertahan,bangun sayang,bangun saat ini juga,bangun sebelum kakak melakukan kesalahan,beri kakak tanda jika kamu ingin tetap bersama kita. Kakak tau kamu kuat,kamu wanita kuat sama seperti mama. Maafin kakak yang gak pernah ada disaat kamu dalam masalah. Maafin kakak yang gak pernah ada waktu untuk sekedar dengerin keluh kesal kamu. Maafin kakak yang selalu sibuk sama kerjaan kakak. Maafin kakak yang belum bisa jadi kakak sekaligus orang tua yang baik untuk kamu. Kakak sayang sama kamu,kamu bangun yaa. Kakak janji akan perbaiki semuanya,kakak janji akan memperlakukan kamu lebih baik lagi. Bangun sayang... Please,kakak mohon" Bian tau semuanga yang ia lakukan akan terbuang sia-sia tapi setidaknya dia sudah berusaha meyakinkan adiknya agar ia tetap bertahan dan segera bangun dari tidurnya.

Kini yang terakhir,Elo. Elo memasuki ruangan,berjalan mendekat ke ranjang tempat Ela tidur. Cowok itu menatap pujaan hatinya dengan raut wajah penuh kesedihan dan rasa bersalah. Elo mengelus rambut Ela kemudian jari-jari tangannya menyusuri wajah Ela yang pucat pasi. Elo menahan sekuat tenaga agar cairan bening dikelopak matanya tidak membasahi wajah gadisnya.

"Ra,kamu harus kuat sayang. Kamu harus bangun. Kamu harus bertahan untuk aku dan yang lain. Ra,aku tau aku salah. Aku tau maaf aja gak cukup,makanya kamu bangun dan izinin aku menebus semua kesalahan aku. Ra,aku suka sama kamu sejak kita awal ketemu. Kamu gadis kecil yang lucu dan menggemaskan. Rasa suka itu jadi rasa sayang bahkan saat itu kita masih kecil dan kamu pergi. Aku terus meyakinkan orang tua aku kalau aku bisa mandiri di Jakarta agar aku bisa dibolehin SMA di Jakarta dan cari kamu. Aku selalu nanyain kamu ke Ares. Sampai saat ini rasa sayang itu masih ada dan tumbuh jadi rasa cinta. Aku cinta sama kamu Ra sejak dulu. Andai aku tau kamu itu adalah Ela,sejak awal aku akan terus perjuangin kamu. Tapi mungkin ini takdir Tuhan,ini ujian dari Tuhan untuk kita lalui bersama. Makanya aku mohon sama kamu,bangun sayang... Supaya kita bisa hadapi semua cobaan ini bersama-sama dan kita bikin ending dari cerita kita. Aku ingin ending yang bahagia,bahagia bersama kamu...." Elo terus menatap wajah Ela berharap ada tanda dari Ela kalau ia ingin bertahan.

".... Aku udah bikin resolusi untuk masa depan kita. Setelah lulus aku akan kuliah dan rajin belajar supaya cepat lulus dan bisa memimpin perusahaan papa kemudian aku akan bangun perusahaan sendiri untuk anak kita nanti. Setelah aku lulus kuliah aku mau langsung tunangan sama kamu biar kamu ga diambil orang lain terus kita nikah deh,terus punya anak dan punya rumah impian kita sendiri..."

"Ayo bangun sayang...aku mohon bangun La..." Elo tidak kuat menahan tangisnya,cairan bening itu keluar dari kedua matanya.

"La...Ela... Sayang,please... Aku mohon kamu bangun yaa. Ayo sayang bangun..  ELA BANGUN! AKU MAU KAMU BANGUN SAYANG... APAPUN YANG KAMU MINTA PASTI AKU TURUTI. AYO ELA,SAYANG BANGUNNNNN... Aku mohon..." suara Elo tercekat,hatinya sakit,hatinya hancur,benar-benar hancur melihat orang yang ia cintai seperti ini. Elo terus menyalahkan dirinya dan terus berdoa,meminta kepada Yang Maha Kuasa. Tidak banyak yang ia minta,ia hanya minta agar gadianya bangun dan hidup normal kembali. Tapi tiba-tiba Elo merasakan tangannya digenggam erat oleh Ela.

"La.. Ela... Sayang kamu sadar?" Elo mengelus wajah Ela tapi raut wajah Elo berubah,Elo kaget saat melihat tubuh Ela kejang-kejang dan mesin pendeteksi detak jantung Ela perlahan berubah... Garisnya perlahan menjadi lurus. Elo panik dan langsung memanggil dokter dan yang lainnya.

Semuanya memasuki ruangan Ela,mereka hanya bisa berdoa dan ikhlas untuk kemungkinan terburuk yang terjadi. Tim dokter pun segera melakukan pertolongan pada Ela. Dan akhirnya....








Suara nyaring terdengar dari mesin itu.. Garisnya menjadi lurus.


Thank you yang masih mau baca cerita ini. Sebelumnya maaf karena ga pernah update lagi padahal udah mau ending.
Jangan lupa vote dan comment yaaa ;) thanks

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang