Five

20 1 0
                                    





Sudah dua bulan lamanya Elo menjadi murid SMA Harapan Bangsa. Dan selama itu juga ia bersahabat dengan Ela,Gaby dan Natha,serta melancarkan misinya untuk mendekati Sherli,kakak kelasnya. Bahkan sampai saat ini Elo belum bertemu dengan Ares,yang katanya merupakan sepupu Ela,padahal Ela bilang mereka satu sekolah.

Saat ini Elo lebih terfokus dengan misi pendekatannya dengan Sherli untuk mengalihkan perasaan anehnya terhadap Ela. Menurut Elo,Sherli memang mampu memikat cowok manapun karena sikapnya yang ramah dan mudah bergaul. Tapi tujuan Elo saat ini hanya untuk menjaga perasaan cewek masa kecilnya dan menghindari perasaannya pada Ela.

Karena kesibukkannya untuk mendekati Sherli,Elo jadi jarang berkumpul bersama Ela,dkk. Elo lebih sering menghabiskan waktunya bersama Sherli. Seperti saat ini,Elo tengah berbincang sambil sesekali tertawa berdua dengan Sherli disebuah bangku yang berada disepanjang koridor utama sekolah.

"El,kamu sama Ela deket banget ya?" tanya Sherli.

"Hmm...ya lumayan deket sih. Aku sama dia itu kan sahabatan,dia orang yang pertama kali aku kenal"

"Oh,pantes aja. Kamu ga malu deket sama yang lebih tua dari kamu?"

Elo yang mendengar pertanyaan Sherli segera memutar tubuhnya menghadap Sherli "Engga. Bagi aku umur itu bukan batasan untuk dekat dengan siapapun"

Elo menatap Sherli dan meyakinkan Sherli bahwa ia serius mendekati Sherli,walaupun saat ini ia masih sangat yakin perasaannya hanya untuk teman masa kecilnya itu yang bahkan belum ia temukan sampai saat ini. Tapi tiba-tiba Elo terfikir untuk segera menjalin hubungan dengan Sherli.

"Sabtu malam kamu ga kemana-mana kan?" Elo bertanya pada Sherli yang dijawab cewek itu dengan gelengan.

"Aku jemput jam 7 ya?kita jalan" dan dijawab Sherli dengan anggukan "Oke,aku tunggu".

Tanpa Elo sadari,Ela mendengar pembicaraan mereka dan dengan secepat mungkin Ela meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang menyesakkan dan air mata yang telah menggenangi pelupuk matanya.

Ela berhenti di Taman belakang sekolah dan duduk disebuah kursi panjang. Saat itu juga Ela menumpahkan segala perasaan yang menyesakkan dalam dirinya. Gue tuh kenapa sih? Suka-suka Elo buat deket sama siapa aja,itu hak dia. Gue tuh cuma sahabatnya,harusnya gue dukung dia. Tapi kenapa rasanya sesak dan sakit,Batin Ela.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang terulur memberikan Ela sapu tangan. Saat Ela mendongakkan kepalanya,orang itu dengan santainya langsung duduk disamping Ela dan Ela mengambil sapu tangan yang ia berikan.

"Gue kira ada setan yang nangis siang-siang gini di Taman belakang tapi nyatanya malah lu. Kenapa sih? Patah hati? Lebay banget" orang itu terus menatap kedepan tanpa menoleh ke Ela.

"Apaan sih kak! Gue ga nangis cuma kelilipan aja" orang yang dipanggil Ela dengan sebutan 'kak' itu adalah Immanuel Arkansas Adirangga atau yang biasa dipanggil Arkan,ia merupakan kakak kelas Ela dan merupakan ketua ekskul voli.

"Yaelah,pake segala ngeles. Gue bukan anak tk yang bisa lu bego-begoin. Cewe tuh kenapa sih tinggal bilang 'iya gue sakit hati,gue patah hati',susah banget? Giliran ditanya 'kenapa' jawabnya 'gapapa' tapi hatinya sakit terus paling bisa ngeles,emangnya dengan kalian bilang gapapa para cowok bakal sadar kalo dia buat salah? Emangnya para cowok bakal peka terus ngelakuin apa yang kalian pengen? Ya enggalah,kita kan bukan Tuhan yang selalu tau apa yang diinginkan umatnya" setelah bicara panjang lebar dengan perkataan yang menusuk hati,Arkan menoleh ke Ela sambil menaikkan alisnya dan Ela segera membuang mukanya,mengalihkan pandangannya dari Arkan.

"Lu lucu kalo lagi malu gitu" Arkan tersenyum "Jangan nangis buat orang yang udah nyakitin lu,dia ga pantes buat ditangisin" Arkan mengusap puncak kepala Ela dan segera berdiri "Ayo gue anter ke kelas".

Ela mengikuti perkataan Arkan,ia segera berdiri dan mereka berjalan beriringan menuju kelas Ela.

***

Didepan kelas Ela sudah ada Gaby,Natha dan Elo yang menunggu kedatangan Ela. Setelah menajamkan penglihatan mereka,terlihat Ela yang sedang berjalan menuju kelas bersama.... Ehmm Arkan.

Beberapa pertanyaan muncul dikepala mereka,dan Elo melihat itu dengan pandangan marah sekaligus sedih. Natha yang melihat perubahan wajah Elo langsung membuka suaranya "Bakal ada perang dunia nih".

Gaby yang baru menyadarinya langsung mencubit Natha "Aww...sakit yang! Jahat banget sih lu!".

Natha meringis meratapi kulitnya yang memerah akibat cubitan Gaby.

"Natha! Ngomongnya dijaga jing! Makanya jadi orang jangan kompor dong,diem aja mendingan!" Gaby menatap kesal Natha,sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.

"Lu berdua berantem mulu deh,jodoh loh nanti" Ela datang menghampiri mereka dengan Arkan disampingnya,perkataan Ela membuat Gaby memutar matanya malas,sedangkan Natha menjawabnya "Dia emang jodoh gue La,baru tau lu?" Natha merangkul gaby yang membuat Gaby semakin bete dan membuat Ela tertawa.

"Lu kenapa deh Lo?" Ela menyadari perubahan sikap dan raut wajah Elo.

"Gapapa kok,gue masuk duluan ya" Elo meninggalkan mereka berempat. Huff...kaya cewek pms aja gue kalo kaya gini,gue kenapa coba?itu kan hak Ela mau jalan sama siapa aja,Batin Elo.

"Dia kenapa sih?" Ela merasa bingung dengan sikap Elo dan bertanya kepada kedua sahabatnya itu yang dijawab kedunya dengan mengangkat kedua bahu mereka menandakan mereka tidak tau apa yang terjadi pada Elo.

"Mana gue tau,urusan rumah tangga gue ga ikutan" makin bingung lah Ela dengan jawaban dari Gaby,sedangkan Arkan yang merasa suasananya tidak menyenangkan,langsung pamit kembali kekelasnya.

"Gue duluan ya La" dan Ela mengiyakan perkataan Arkan "Iya kak,hati-hati yaa kak,jatuh bangun sendiri dan thanks buat yang tadi".

Arkan membalasnya hanya dengan mengangkat satu tangannya yang menunjukkan jari telunjuk dan jemponya yang membentuk huruf 'O' tanpa menoleh ke Ela.

"Lu kenapa sih La bisa bareng kak Arkan gitu? Emangnya lu abis dari mana sih? Lu gatau apa gue nungguin lu dari tadi disini sampe lumutan? Gue tanya Elo,dia gatau. Gue nyuruh Natha nyariin lu dia malah kaya orang idiot tiduran di UKS,yaa gue seret aja tuh anak buat nungguin lu disini" Gaby membuka suaranya setelah mengetahui Arkan benar-benar pergi.

"Hahaha.. Itu mulut kek petasan orang hajatan nyerocos mulu. Tadi tuh gue ke Taman belakang ngadem,eh ga sengaja ketemu ka Arkan,kita ngobrol lama terus dia nawarin ke kelas bareng".

Gaby menghembuskan nafas lelahnya "Kalian belum sama-sama dmsadar ya? Ya ampun gue capek ngadepin kalian,maunya apa sih? Tinggal yakin dan saling sadar terus nyatain aja susah" kali ini Natha yang menjawab.

"Udah yuk Nath! Kita kekelas,ada ulangan abis ini,duluan ya La".

"Oke hati-hati yaa,jatoh missed call"

Gaby dan Natha kembali kekelas mereka dan Ela langsung masuk kekelasnya dengan perasaan bingung karena ucapan Natha yang mengenai perasaan.

Maksud Natha apa ya? Dia tadi ngomongin siapa sih?sadar apaan coba?nyatain?apa yang mau dinyatain?ckckck dasar sahabat idiot,ga jelas,Batin Ela.







Haiihaiiii...
Di mulmed itu si Natha,tampangnya lebih mendekati playboy dan kayak cowok-cowok brengsek gitu ya? Katanya hampir mirip sama cameron dallas juga lohhh padahal mah bukan.
Jangan lupa vote dan comment yaaa. Thank you ;)

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang