Eight

14 1 0
                                    





Ela memasuki rumahnya dan seperti biasa ia langsung menuju kamarnya,saat ingin menaiki tangga terdengar suara pintu terbuka dari atas. Ela langsung mengarahkan pandangannya kesumber suara itu dan benar dugaannya,seseorang yang membuka pintu itu adalah Ares,sosok yang ia rindukan akhir-akhir ini.

"Ares!" dengan gerakan cepet ia meniki tangga dan dengan refleks langsung memeluk Ares,sedangkan Ares yang belum siap menerima pelukan Ela langsung terhuyung kebelakang menabrak tembok dibelakangnya.

"Kangen juga kan lu sama gue. Gue tuh emang ngangenin ya" Ela melepaskan pelukannya dan menatap Ares yang sedang menaik-turunkan alisnya,karena kesal ia langsung menjitak kepala sepupunya itu.

"Kemana aja sih lu? Tinggal serumah tapi ga pernah ketemu" Ares masih meringis akibat jitakkan Ela.

"Duhh,jitakkan lu mba,pedes banget. Gue kan turnamen La,gimana sih?! Natha kasih tau lu kan?" yang ditanya malah cengengesan "Hehehe,ya iya sih".

Ares merasa Ela ingin mengatakan sesuatu,langsung menatapnya dengan intens "Gue ketinggalan banyak hal nih. Cerita dong" Ares menaik-turunkan alisnya.

"Nanti aja deh,gue gerah mau mandi terus istirahat. Atau ga lu tanya Natha aja,dia kan sohib lu"
Ares hanya tersenyum "Yaudah sana,gue dibawah ya" Ela mengangguk dan langsung memasuki kamarnya.

Sebenarnya Ares telah mengetahui apa yang terjadi selama ini,tak ada yang Ares tak tahu,termasuk hubungan antara Ela,Elo,Sherli dan Arkan.

Selama ini Ares selalu memantau mereka dari kejauhan. Untuk urusan Ela dan Elo,Ares menyerahkannya pada Gaby dan Natha sedangkan Sherli dan Natha,sudah ada anak buah Ares yang memantaunya walaupun ia juga tau Gaby dan Natha selalu mengikuti keduanya setelah pulang sekolah. Dan Natha telah mendapat tugas baru dari Ares,tugas yang hanya mereka berdua yang mengetahuinya.

Ares selalu menggunakan kekuasaan keluarganya dalam keadaan darurat seperti ini. Walaupun sampai saat ini Ares belum tau bagaimana sosok Elo,tapi Natha dan Gaby selalu menceritakan segalanya tentang cowok itu kecuali satu yang belom ia tanya dan akan ia tanyakan nanti pada Natha.

Ares bisa saja langsung menghadapi Sherli dan Arkan terutama Arkan,tapi ia ingin tahu lebih jelas apa motif Arkan sebenarnya melakukan semua ini.


***

Ditempat berbeda,seorang cowok tengah mengatur rencananya. Ia langsung mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat.

088756391883 : Besok kita mulai rencana pertama

088653283666 : Oke sayang

Cowok itu kemudian menyeringai dan tersenyum.
Dasar cewek bodoh! Terlalu jatuh dalam pesona seseorang yang hanya memanfaatkan dia. Tapi gapapa lah dengan begini rencana gue akan berjalan mulus. Permainan baru saja dimulai sayang,mari kita mainkan game ini dan maaf kamu harus aku jadikan umpan dalam permainan ini.


***


Natha dan Ares tengah berada diruang kantor pribadi milik Ares. Mereka tengah membicarakan sesuatu yang sangat serius dan ini menyangkut Ela dan Elo.

"Kita harus gimana lagi nih Res? Sumpah ya gue hampir frustasi ngadepin tuh cowok! Maunya apa coba? Dia tuh bener-bener bukan orang yang baik,dia tuh brengsek! Iblis! Dan gue amat membenci dia,awas aja kalo dia sampe berbuat sesuatu yang membahayakan apalagi melibatkan Gaby,bakal gue bunuh ditempat liat aja!" Natha mengusap wajahnya kasar,ia sangat frustasi mengadapi cowok yang ia sebut sebagai iblis itu.

"Sebenernya ada apa sih Res? Lu ada masalah sama dia? Gue udah cape nih pura-pura sama Gaby,mana Gaby mulai curiga lagi,masa gue disangka ada main sama lu! Gila aja! Gue kan masih normal,gue dikit lagi juga mau tunangan sama dia. Lu tau sendiri kan gue paling ga bisa bohong sama Gaby"

Ares yang tengah duduk dikursi kerjanya yang menghadap kejendela segera memutar kursinya dan menumpukan kedua tangannya pada meja kerjanya untuk menopang dagu.

"Gue aja belom tau pasti apa motif dia ngelakuin ini semua,gue emang ada masalah dia tapi itu cuma kesalah pahaman dimasa lalu dan harusnya sasaran dia itu sahabat gue,sedangkan sahabat gue itu ga ada di Jakarta"

"Res?" Natha sadar bahwa Ares tengah kacau memikirkan segalanya dan Natha mengerti betapa sayangnya Ares pada Ela "Kenapa kita ga minta bantuan Ka Bian?"

"Jangan! Gue gamau Ka Bian ikutan kepikiran tentang hal ini"

Kemudian Ares teringat satu hal yang harus ia tanyakan pada sahabatnya itu.

"Gue pengen tanya sesuatu mengenai Elo,secara gue cuma denger ceritanya tapi ga pernah tau nama panjangnya,pindahan dari mana,fotonya kaya gimana. Lu punya fotonya ga?"

"Hmm.. Fotonya ya? Ohya ada nih,bentar" Natha langsung mengeluarkan ponselnya  dan menunjukkan sebuah foto kepasa Ares.

"Namanya Camelopardalis Electra Aldebaran,dia pindahan dari Yogya tepatnya SMA Taruma,dia disana cuma sekitar 2 bulan" seketika Ares membeku dan menatap foto itu dengan tatapan tak percaya.

"Lu yakin ini orangnya?" pertanyaan Ares membuat Natha berdecak kesal "Yaiyalah Arestiawan,gue kan temenan sama dia,gimana sih!" wajah Ares seketika berbinar.

Jadi lu ikutin saran gue yaa Cam,apa tujuan lu kesini buat cari Ela?tapi kenapa lu jadian sama Sherli? Sekarang gue ngerti apa tujuan Arkan.

"Kita bikin rencana baru,sasarannya bukan Ela tapi Elo"

Pernyataan Ares membuat Natha bingung dan menatapnya tak percaya. Lelucon macam apalagi ini,semunya melelahkan dan membingungkan. Kenapa seorang Natha bisa masuk dalam masalah seperti ini?.

"Maksudnya apa sih Res? Kok lu bisa berpendapat kaya gitu? Itu teori dari mana coba ckck"

Ares menatap sahabatnya itu kesal "Goblok banget sih lu! Ga ngerti-ngerti juga,temenan sama gue bukannya makin pinter malah makin bego. Bingung gue kenapa juga Gaby mau tunangan sama lu"

Natha mencibir ucapan Ares "yeuu mulutnya mas... Gausah bawa bawa Gaby lah"

"Yaudah intinya gitu! Ela itu cuma umpan,sasaran utamanya Elo atau lebih tepatnya gue sama Elo"

Natha malah semakin tidak mengerti maksud Ares dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Gue tetep ga ngerti"
"Tolol dah! Cerna tuh kata-kata gue" Ares sudah tidak tahan dengan sahabatnya ini,makin hari kok makin bego.

Selang beberapa menit,tiba-tiba Natha berseru.
"DEMI APA?!KOK BISA?" Ares mencibir kelakuan Natha dan langsung melemparnya dengan buku tebal yang berada dimeja kerjanya.

"Berisik! Otak tuh makanya dipake jangan dijadiin pajangan doang"

Natha meringis mengusap kepalanya yang sakit akibat lemparan buku dari Ares.

"Ya maap sih bang...sakit nih pala gue. Btw itu gimana ceritanya sih?"

Ares menghembuskan nafasnya dan menatap Natha sambil tersenyum "Nanti gue ceritain"
Udah tau gue kepo,malah disuruh nunggu,Batin Natha.
Demi keselamatannya Natha hanya mengangguk menanggapi ucapan Ares.







Di mulmed itu Arkan
Udah lunas deh utang gue buat kasih tau castnya,sekali lagi kalau ada yang punya pendapat lain tentang siapa castnya yaa silahkan aja karena ini hanya ekspetasi gue.
Jangan lupa vote and comment yaaa. Thank you ;)

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang