Fifteen

16 1 0
                                    

Ini sudah kali kelima Arkan menyuntikkan cairan itu ketubuh Ela dan membuat keadaan Ela semakin lemah. Berbeda dengan sebelumnya,bahkan Ela tak sempat sadarkan diri saat ini. Arkan perlahan mengelus pipi mulus Ela. Cowok itu menatap Ela dengan pandangan marah,dendam,sedih sekaligus kasihan. Untuk kedua kalinya cewek yang ia sayangi tersakiti oleh cowok bernama camelopardalis itu.

Pertama. Cewek yang paling ia sayangi,cewek yang sangat ia cintai,cinta pertamanya semasa SMP,Abelia Annatasya Erlangga. Tersakiti karena penolakan yang dilakukan oleh cowok keturunan Aldebaran itu,ditolak dan dibuat malu bersama sahabatnya yang bertittle Hadinata. Yang pada akhirnya membuat cewek itu pergi meninggalkannya tanpa kabar apapun dan membuatnya sangat depresi.

Kedua. Cewek yang sangat ia sayangi saat ini,cewek yang sudah mengalihakan pandangannya dari cewek manapun,cewek imut nan manis yang ia sukai secara diam-diam,Ra Carmela Fahrian Devan. Tersakiti karena penolakan secara tidak langsung dan membuat hati cewek itu hancur. Tapi sayangnya ia merupakan sepupu dari salah satu orang yang sangat Arkan benci saat ini. Orang yang membuat cinta pertamanya pergi dan meninggalkannya sendirian disini. Ia menggunakan cewek itu sebagai alat untuk membalaskan dendamnya. Rasa dendamnya ternyata lebih besar dibanding rasa sayangnya pada cewek itu.

Arkan memang benar-benar menyayangi Ela,tapi setelah ia tau hati Ela bukan untuknya melainkan buat orang yang sangat ia benci,dendam pada dirinya semakin membesar dan membuat Arkan semakin ingin membalaskan dendamnya pada Elo dan Ares melalui Ela.

"Maafin aku sayang" lirih Arkan.


***


Ares,Natha,Elo dan Sherli sampai disebuah rumah berukuran cukup besar tapi dengan desain yang sederhana,sangat bersih dan terawat di kawasan kota hujan ini. Mereka meyakini kalau Arkan membawa Ela kerumah ini,karena terdapat mobil yang sangat Ares dan Sherli kenali dari dulu sebagai mobil Arkan yang jarang digunakan karena Arkan lebih sering menggunakan motor sportnya.

Rumah ini terlihat sangat sepi dan tak berpenghuni,bahkan tak ada penjagaan apapun. Perlahan mereka memasuki rumah ini dan mencari keberadaan Ela di setiap tempat yang ada dirumah ini.

Pandangan Elo mengarah pada sebuah ruangan tanpa skat yang ia yakini sebagai ruang keluarga. Elo melangkahkan kakinya kesana diikuti Sherli,Natha dan Ares. Betapa kagetnya Elo saat melihat Ela tengah terduduk lemas tak berdaya dengan kedua tangan dan kakinya yang diikat. Elo langsung menghampiri Ela dengan panik bersama dengan Sherli,sedangkan Ares dan Natha menatap sekitar hati-hati takut ini hanya sebagai jebakan Arkan.

"La? Kamu kenapa?" Elo mencoba membangunkan Ela tapi Ela tak kunjung bangun atau menunjukkan tanda-tanda pergerakkan bahwa ia masih hidup.

Akhirnya Elo mencoba membuka ikatan pada tubuh Ela dibantu oleh Sherli yang sudah menangis melihat kondisi Ela yang sangat buruk. Sherli merasa bersalah,selama ini ia menyakiti sahabat kecilnya itu,memisahkan Ela dan Elo atas perintah Arkan hanya karena ia masih sangat mencintai Arkan. Janjinya pada Ela dulu bahwa ia akan kembali ke indonesia dan bertemu lagi dengan Ela ia tepati tapi bukan dengan cara ini yang ia inginkan. Tiba-tiba terdengar suara tepukkan tangan....

"Lihat siapa yang datang? Teman lama dan mantan pacar ckckck... Mau ngapain kalian disini?!" ucap Arkan.

"Brengsek! Lu apain sepupu gue jing?!" emosi Ares tidak bisa ditahan lagi,sedangkan Natha berusaha untuk menenangkan Ares.

"Gimana rasanya nyakitin sahabat sendiri Sher?" pandangannya teralihkan pada sosok Sherli yang masih menangis dan raut wajah yang merasa bersalah "Ares dan Elo,oh atau gue harus panggil lu Cam? Gimana rasanya kehilangan orang yang lu sayang? Ngeliat dia tersakiti kayak gitu,hem?" Arkan menatap Ares dan Elo secara bergantian dengan menunjukkan senyum sinisnya seolah mengejek kedua cowok itu.

E!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang