10. Avi Sena and Avi Sean

39.5K 1.5K 166
                                    

Suara musik klasik memenuhi ruangan apartemen Abella. Pada saat Abella membaca buku tentang kehamilan, disitu tertulis kalau musik klasik baik untuk indra pendengaran bayi dalam kandungan. Maka dari itu, Abella memutuskan sering-sering menyetel musik klasik di apartemennya.

Abella berdiri, melangkah mendekati pintu kaca balkon apartemennya yang tertutup. Hujan sangat deras diluar sana dan Abella sedang menunggu Evan yang sedang dalam perjalanan kemari.

Hati Abella menghangat mengingat Evan, lelaki itu begitu perhatian kepada Abella dalam masa-masa mengandung saat ini. Walaupun kadang Abella tak jarang melihat wajah lelah Evan atau Evan yang beberapa waktu ini sering berbeda pendapat dengan Raysa, menyebabkan Raysa dan Evan sering bertengkar.

Kali ini kandungan Abella sudah menginjak delapan bulan dan Abella telat kontrol ke dokter karena Evan yang menyuruh Abella menunggunya pulang dari perjalanan bisnis luar negrinya.

Abella merasakan kaki bayi dalam kandungannya itu menendang-nendang perutnya. Membuat Abella geli juga sedikit nyeri pada perut Abel.

"Sebentar lagi ayah datang loh, sayang. Jangan buat ibu sakit lagi oke?" Abel mengelus-ngelus lembut perutnya.

Delapan bulan dengan dua buah hati kembarnya yang ada dikandungan membuat ikatan batin tersendiri dengan Abel. Bagaimana jadinya nanti kalau ia harus dipisahkan dengan anaknya ini?

Ah, Raysa sudah cukup tersakiti dan Evan sudah cukup berkorban. Maka Abel harus menebus kesalahannya dengan cara memberikan dua buah hatinya ini kepada Evan.

Tanpa disadari air matanya menetes begitu saja dipipi Abella, "kok gue nangis, sih?" Abella menghapus air matanya, lantas tertawa sumbang.

"Lo enggak boleh cengeng Bel, lo wanita yang paling kuat. Ya kan sayang? Ibu kuat? Dan kalian berdua yang menemani ibu selama delapan bulan ini, sebentar lagi kalian bisa melihat indahnya dunia dan kalian berdua harus bahagia demi ibu, ya?"

Ini yang sering dilakukan Abel, berbicara dengan bayi kembarnya yang masih dalam kandungan.

Saat Abel asik berargumen sendiri, bel intercom berbunyi. Membuat ia sumringah dan dengan semangat membuka pintu.

"Hai Evan!" Sapa Abella begitu melihat Evan didepan pintu dengan paperbag pink ditangannya.

"Hai!" Seperti biasa, Evan selalu melangkah masuk tanpa dipersilahkan terlebih dahulu. Lalu meletakkan paperbag itu di meja pantry.

"Kamu bawa apa?" Setelah menutup pintu, Abel berjalan menghampiri Evan di pantry.

"Karyawanku ada yang ulangtahun tadi, dia ngasih aku selusin cupcake itu. Makan aja, aku mau mandi dulu. Setelah itu aku antar kamu kontrol kandungan."

Setelah Evan masuk ke kamar Abel untuk menggunakan kamar mandi dikamarnya, Abel duduk di kursi kitchen isle, lalu membuka paperbag itu dan mengeluarkan kotak cupcake yang berada didalamnya.

"Lucu banget! Sayang kalau dimakan," Abel mengamati beberapa cupcake yang warna-warni dihadapannya. "Tapi laper, yaudahlah makan aja."

Abel tersenyum, lantas mengambil cupcake yang berwarna ungu dan melahapnya. "Ehm, enak!"

Pada masa kehamilan ini Abella napsu makannya bertambah banyak, lalu dia menjadi lebih sensitive dan juga lebih manja. Untung saja Evan sabar dan tetap perhatian ke Abella.

Saat Abel melahap cupcake yang kelima, Evan yang sudah mandi menghampirinya. Dengan kaos hitam santai dan juga celana jeans.

"Enak cupcake nya?" Tanya Evan, lantas duduk dihadapan Abel yang sedang menggigit cupcake yang kelima itu.

I Love Your HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang