Abella menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dengan perlahan. Grayson yang berada disebelahnya menggeliat. Abella bangun dari tidurnya secara perlahan, tidak ingin membuat suaminya terbangun.
Ini sudah jam satu pagi dini hari, dan Abel tiba-tiba saja terbangun sendiri. Dia masih resah dan tidak tenang. Tiba-tiba ia teringat dengan surat yang diberikan Evan sebelum Abella dijemput Gryason untuk kembali ke hotel.
Ya, suratnya dari Raysa.
Abel mengambil tasnya yang ia taruh dimeja kerja. Kemudian mengambil sepucuk surat dengan amplop putih bersih. Kemudian dia keluar dari kamar dan melangkah ke sofa yang berada diruang tengah kamar hotelnya.
Ia duduk disofa itu. Dengan cahaya remang-remang dan hati yang berdegup tak karuan, ia membukan surat dari Raysa.
Dear Abella,
Hai Abel, apa kabar?
Aku disini sedang dalam keadaan yang bahagia. Walaupun aku sedang sakit. Aku harap kamu juga sedang bahagia dimanapun kamu berada.
Abella, pasti saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak sedang bersamamu. Aku sudah tidak sedang bersama Evan, Sean, dan Sena. tubuhku semakin hari sudah semakin lemah, Bel. Aku sudah lelah dengan penyakit ini. Bila Tuhan mau mengambil nyawaku sebentar lagi, itu tidak masalah. Aku sudah bahagia dengan hidup yang diberikannya. Aku bersyukur dengan hidupku.
Abel sahabat baikku, kamu harus tahu, aku sudah memaafkanmu.
Semenjak menerima Sean dan Sena dalam kehidupanku, aku juga berusaha menerima takdir. Aku berusaha memaafkanmu. Dan aku sudah memaafkanmu saat ini.
Aku tulus Abel, percayalah. Aku memaafkan sahabatku. Aku memaafkan kamu. Semenjak perceraianku batal, diantara aku atau Evan tidak ada yang pernah mengungkit masa lalu dan mengungkit tentang kamu. Tapi, semakin lama itu terjadi, aku semakin rindu dengan sahabatku. Aku rindu kamu, Bel...
Andai saja waktuku masih banyak, aku akan mencari kamu dan bertemu langsung dengan kamu. Tapi sepertinya waktu ku sudah tidak banyak lagi, Bel.
Abel, terimakasih telah memberi aku kesempatan untuk merasakan menjadi seorang ibu. Aku memang tidak bisa melahirkan seorang anak, tapi kamu memberikan aku kesempatan untuk merawat seorang anak. Membimbing mereka dari kecil sampai mereka remaja. Terimakasih Abella.
Maaf waktu itu aku terlalu marah dan menyerangmu habis-habisan.
Maaf aku tidak pernah menerima permintaan maafmu saat itu.
Aku dibutakan oleh emosi, dan aku benar-benar marah saat itu. Semoga kamu bisa memahaminya, Bel.
Saat ini, aku berharap Sena dan Sean akan mengetahui siapa ibu kandungnya. Kamu harus tahu, mereka anak yang cerdas dan selalu membuat orangtuanya bangga.
Avi Sean, dia itu orang yang manja, keras kepala, dan suka dengan hal-hal yang menantang. Tapi dia yang paling dekat dengan aku, Sean itu lelaki yang sensitive dengan perasaannya, Bel. Bila kamu bertemu Sean nanti, bersabarlah dengan sifatnya. Tapi, aku yakin dia akan menerimamu. Sean anak yang baik dan penuh kasih sayang.
Avi Sena, dia anak yang sangat dewasa dan dapat diandalkan. Dia selalu menemani kemanapun aku mau pergi saat itu, selalu menuruti semua ucapanku walau kadang dia membantah. Sena bisa memahami perasaan orang lain, tetapi itu yang membuatnya lupa dengan apa yang sedang ia rasakan. Aku yakin, Sena akan lebih cepat menerimamu.
Aku harap, kamu selalu bahagia, Bel.
Kalau kamu kembali lagi disisi Evan, aku juga sudah ikhlas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Your Husband
Roman d'amour-My first story in wattpad- "Sudah berapa kali aku bilang, bahwa Raysa beruntung punya suami seperti kamu." -Abella Evan tentu menjadi lelaki paling bahagia saat menikah dengan wanita yang benar-benar di cintai nya. Tapi saat wanita yang menjadi i...