EPILOG

42.4K 1.4K 256
                                    

Malam ini, suasana-nya terasa masih sama seperti saat Raysa berada bersama mereka.

Udara malam di Kota Bogor tepatnya di daerah puncak memang sangat dingin, tetapi dengan kebersamaan keluarga ini, cukup membuat suasana-nya menghangat, penuh kasih sayang, dan kebahagiaan.

Sena berbincang dengan Evan sambil mengipasi jagung yang dia bakar, sedangkan Sean, duduk di pelataran villa pribadi mereka, melihat Evan dan Sena yang asyik entah membicarakan apa.

Sean membuka ponsel-nya, membuka galeri, dan menatap foto yang selalu dia lihat setiap waktu.

Foto dirinya, Sena, Evan, dan Raysa.

Berpose tersenyum bahagia di villa ini. Sean tersenyum menatap foto itu, mengenang kembali almarhum Raysa.

"Ma, kemarin Sena dan Sean sudah wisuda, kita berdua sudah lulus SMA dengan nilai yang baik, ma." Sean sedikit menghela napas. Ingin sekali rasanya Raysa benar-benar ada disini. "Sena akan daftar kuliah dan ambil Bisnis untuk meneruskan perusahaan Ayah. Sedangkan Sean akan ambil kuliah kedokteran di Oxford University."

Semoga di surga, mama bisa lihat kita disini. Semoga mama bangga dengan Sean dan Sena. Sean sayang sama mama.

"Sean!"

Sean terkejut ketika Sena meneriakkan namanya dari jauh.

"Kenapa?!" Sean balas berteriak.

Sena tidak membalas ucapannya, hanya menyengir memperlihatkan gigi-nya, lalu menolehkan kepalanya ke gerbang villa.

Begitu mengikuti arah pandang Sena, Sean langsung berlari menuju gerbang. Disusul kemudian oleh Sena.

"Welcome home, Ma!"

Sean dan Sena serentak memeluk Abella yang baru saja sampai di Villa.

Abella seketika memeluk kedua anak kembarnya dengan sayang, "I miss you so much!"

Mereka bertiga berpelukan, lama sekali.

Setelah beberapa bulan tidak bertemu, Abella memutuskan pulang ke Indonesia sendiri. Untuk menjenguk Sean dan Sena, apalagi setelah kedua anaknya itu lulus SMA.

"Selamat datang, Abel."

Abella melepaskan diri dari pelukan Sean dan Sena, lalu melemparkan senyum kepada Evan.

Keduanya terdiam, hanya saling tersenyum dari jarak beberapa langkah.

"Terimakasih, Evan."

Mungkin, sejujurnya Sena dan Sean ingin kedua orang tua mereka bersatu. Tetapi, takdir berkata lain, Abella telah mendapatkan lelaki yang terbaik untuknya. Lelaki yang lebih baik dari Evan.

Walaupun bagi Abella, Evan tetaplah lelaki yang terbaik dalam hidupnya.

Terkadang, cinta tidak harus memiliki,

Sebuah cinta membutuhkan pengorbanan,

Dan kamu pasti akan lega bila merelakan orang yang kau cintai bahagia dengan orang lain, walaupun itu sakit.

Terkadang, kamu tidak bisa memaksakan bila cinta harus selamanya berakhir bahagia.

Dan saat ini, mereka semua percaya, walaupun Raysa tidak berada bersama mereka sekarang, tapi Raysa selalu berada di hati mereka.

Semua kejadian masa lalu yang buruk tidak pernah bisa dihapus dari ingatan. Semua itu menjadi sebuah kenangan. Kita sendiri yang menentukan, ingin menyimpan kenangan itu dan mengubah jalannya menjadi baik, atau mencoba melupakannya dan tidak akan mengubah apapun.

THE END

---

A/N: Terimakasih sudah membaca cerita ini sampai tamat! See you in my next story.

Regards,

A

I Love Your HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang