dan rapuhku dihantam kemaraukeringku dalam kesia-siaan yang kejam
angin berembus dingin, gemetar aku menuju ketiadaan
takutku tumbang, takutku bertahan dalam tandus yang tak berkesudahan
sudahkah kau alirkan kehidupan? tetapi kematian tak akan sekejam dirundung pilu yang terhunjam
berapa lama lagi waktu? sampai helai-helaiku bertemu tanah basah, yang hapus segala gerah.
Surakarta, 29 September 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapist
PoetryAku lari dari dunia yang kian fana lewat kata-kata. Kata-kata, sesungguhnya hanya kata-kata yang tak bermakna apa-apa, kadangkala. Tetapi jika bersama kata-kata aku bisa menggila dan bersuka ria, mengapa tak meracau saja? Jangan pe...