Sebagai kucing, aku bisa menjelaskan bagaimana rasa ikan, apa perbedaan ikan tongkol dan ikan kembung, mengapa aku tidak begitu menyukai bandeng dan lebih memilih kakap. Pun aku bisa menjelaskan bagaimana rasa udang yang sebelum digoreng hidup di tambak dengan yang hidup di laut. Aku juga bisa menjelaskan mengapa aku tidak suka susu rasa pisang dan memilih vanila. Aku suka rerumputan sesekali, tetapi tidak perlulah aku diberi seikat kangkung. Please, aku bukan kelinci.
Tetapi sebagai kucing, aku tidak bisa menjelaskan rasa makanan ayam, dedak atau apalah itu. Aku juga tidak bisa menjelaskan apa enaknya pucuk bambu seperti panda atau betapa nikmatnya kopi hitam seperti yang diminum pemilikku tiap pagi. Aku tidak tahu di mana enaknya plankton dan lumut karena tidak pernah mencobanya. Jangan pernah bertanya hal di luar kapasitasku sebagai kucing. Kuharap kamu mengerti. 'Key?
Miko Chaniago
Kutjing Hitam
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapist
PoetryAku lari dari dunia yang kian fana lewat kata-kata. Kata-kata, sesungguhnya hanya kata-kata yang tak bermakna apa-apa, kadangkala. Tetapi jika bersama kata-kata aku bisa menggila dan bersuka ria, mengapa tak meracau saja? Jangan pe...
