Hari ini kita sepakat untuk melupakan dunia. Oh, atau bumi tepatnya? Ketika kita bersiap dengan ransel dan jaket tebal dan baju yang bertumpuk-tumpuk. Aku sih percaya saja padamu, kita akan dapat tempat yang lebih menyenangkan dari bumi. Kita adalah orang-orang yang terbuang, maka mungkin kita sebaiknya pindah ke planet yang terbuang itu. Aku sudah menyiapkan sekotak pil, ada banyak rasa dan fungsinya. Yang merah ini, katanya membuat kita terbang. Ada sayap yang keluar tiap kita menelannya dan sayap itu akan menempel 3-4 jam. Kita bisa mencobanya nanti.
Yang hijau ini, katanya akan membuat kita didatangi kuda-kuda yang lucu. Aku mau kuda poni berwarna putih. Bagaimana denganmu? Aku tahu kau tidak suka warna putih karena menurutmu terlalu suci. Padahal, putih itu terkena noda sedikit sudah tidak enak dipandang lagi. Mungkin kita tidak usah berusaha sok suci seperti putih ini, kita hanya perlu jadi manusia baik hati.
Nah, ngomong-ngomong, aku baru ingat. Ada pil berwarna silver. Yang ini, kau lihat? Tabib Cungeleong bilang aku akan hilang dari dunia yang fana kalau aku menelannya. Jadi aku pikir, perjalanan ke Pluto kita lupakan saja. Untuk apa kabur menuju ketidakpastiaan jika keberadaan kita di dunia ini bisa dibatalkan? Nah, kamu mau ?
Tetapi
.
.
.
kalau kutelan ini... bagaimana lagi kita bisa bertemu lagi, Moly?
5/10/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
The Escapist
PoetryAku lari dari dunia yang kian fana lewat kata-kata. Kata-kata, sesungguhnya hanya kata-kata yang tak bermakna apa-apa, kadangkala. Tetapi jika bersama kata-kata aku bisa menggila dan bersuka ria, mengapa tak meracau saja? Jangan pe...