bagian #3

254 25 0
                                    

'baekkie sayang~ mianhae..
appa tidak bisa pulang hari ini. Appa masih mengurus beberapa berkas dan rapat lainnya di busan, oia appa sudah menelpon anak teman appa untuk menemanimu dirumah selama appa belum kembali. nanti malam ia akan datang.' Terang lelaki paruh baya diseberang sana.

'Aigoo aku sudah besar! appa tidak perlu menyuruh seseorang untuk menemaniku diapartemen aku ini namja oppa ingat jadi aku tidak perlu ditemani!.' aku mengerucutkan bibirku sebal.

'Appa tidak mau mendengar penolakan baekhyun, sudahlah nanti malam ia akan datang untuk menemanimu, appa tidak mau mendengar telepon dari tetangga kalau kau berteriak-teriak histeris di tengah malam seperti waktu itu, kau tahu itu sungguh memalukan.' Putus sang appa sepihak.

"Yak! Appa! Aish appa menyebalkan, apa katanya tadi? Memalukan? Dia tidak melihatnya saja saat kejadian waktu itu." Aku merengut dan bergidik ngeri saat mengingat kembali kejadian malam itu.
Sungguh aku tidak mau mengingatnya lagi

..

"Huaahh... membosankan kenapa acaranya tidak ada yang menarik sama sekali."chanyeol menyandarkan kepalanya disofa dan melirik kearah jam dinding "baru pukul 19.35 haruskah aku pergi kerumah anak itu., Ck! Merepotkan." dia berfikir sejenak lalu meraih ponsel kesayangannya dan bergegas keluar rumah.

..

Tok..

tok..

tok..

"Iya tunggu sebentar." Aku berteriak dari arah dapur dan segera bergegas membuka pintu.

Klik..

"Iya seben... Loh?" Aku menatap bingung saat membuka pintu, melihat kekanan dan kiri. "Kenapa tidak ada orang? Apa aku salah dengar?" Saat aku menutup pintu bunyi ketukan itu terdengar lagi.

Tok..

Tok..

Tok..

"Aish! Apa kau tidak punya kerja...an!?" Sentakku kesal saat membuka pintu lagi dan aku hanya menatap bingung karena tidak ada seorang pun di lorong apartemenku, aku mulai merinding dan bergegas menutup pintu dengan kasar.

Braakk..

"Tenanglah baek itu pasti hanya halusinasimu saja. Tidak ada apa-apa, semua baik-baik saja." Pikirku positif, lalu menyalakan televisi dan duduk dengan tenang saat menemukan channel favoritku.

Sreeekk..

Aku menolehkan kepala saat merasakan ada seseorang yang lewat tapi tidak ada siapa-siapa. "hanya perasaanku saja, iyakan?." Tanyaku pada diri sendiri

Plassshh..

"Kyaaa!!" lampu padam seketika membuatku terkejut. "Sial kenapa malah mati lampu. Aku benci gelap" gumamku sambil meraba sofa mencari ponsel untuk penerangan sementara aku terus meraba sampai aku merasakan sesuatu yang dingin ditanganku.

"A-apa i-ini? I-ini Se-seperti..." Aku diam mematung lalu tiba-tiba lampu menyala aku hanya melotot melihat tanganku yang menyentuh tangan pucat seseorang yang duduk sofa tempatku berada. Aku meneguk ludah dan mengangkat kepala pelan-pelan untuk memastikan apa yang kulihat itu hanya haludinasiku saja. Tapi sial..

"Aaaaaahhhhhh......!!!!" Aku langsung berlari kearah pintu keluar dengan terburu-buru dengan badan gemetar saat aku membuka pintu.

..

Brruukk..

" Aw appo."Ucapnya sambil meringis karena terjungkal kebelakang.

"Kalau jalan itu hati-hati!!" Chanyeol mengusap bahunya nyeri karena terbentur dengan cukup keras.

"Mi-mian..a-aku tidak sengaja." katanya dengan nada gugup meminta maaf sambil beranjak bangun tapi tidak berhasil, sepertinya kakinya keseleo.

Chanyeol hanya memperhatikan dan mengulurkan tangannya didepan wajah namja mungil tersebut. Namja itu mengadahkan kepalanya mata kami saling bertemu beberapa detik.
"Ch-chanyeol.?" Ia mulai mengerjabkan matanya imut, mungkin memastikan ia tidak salah lihat.

"Kenapa dia manis sekali." batinku, "sial apa yang ku fikirkan."aku menyadarkan lamunanku dan berdehem menanggapinya.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang