"sudah berapa lama ia tertidur?" Hyorin membuka suara.
"saat pelajaran terakhir jam 3 sore ia mulai tertidur. Kira-kira sudah 5 jam lebih ia seperti itu" Jelas chanyeol sambil menatap sendu baekhyun.
"roh baekhyun terjebak di dimensi lain nona tidak tahu pasti dimana dia berada sekarang. noona akan membantu sebisa noona tapi noona butuh seseorang untuk menemani noona kesana." Hyorin menggigit bibir bawahnya. Ucapan hyorin membuat mereka terdiam. Ia juga bingung haruskah ia melakukannya hal berbahaya itu lagi, tapi jika ia tidak membantu anak itu akan tewas. Ia harus mencobanya, ya ia harus mencobanya dan menyelamatkan anak itu.
"Aku. Biarkan aku ikut kesana." Ucap mantap chanyeol dan Hyorin mengangguk menyetujui.
"Baiklah ayo kita lakukan. kita kosongkan ruang tamu ini, pindahkan semua barangnya.." Perintah hyorin, dan di angguki oleh keempat namja tersebut.
Semua sudah siap, ruang tamu itu sudah kosong dari barang-barang lain. Hyorin yang akan membuat simbol di lantai menyuruh kai agar membawa baekhyun dan menidurkannya diatas simbol tersebut.
Kai langsung bergegas ke lantai 2 dan membawa baekhyun turun lalu menidurkannya sesuai perintah sang nona."Kyungsoo dengarkan aku, jika terjadi sesuatu yang tidak beres dengan tubuh baekhyun kau panggil namanya." kata hyorin lalu ia duduk bersila dan mulai merapalkan mantra dihadapan baekhyun.
10 menit hyorin melakukan kegiatannya dan belum berhasil apa-apa. ia tidak menyerah ia terus merapalkan mantra-mantra itu tanpa henti.
sreekkk...
Angin kencang berhembus membuat gorden-gorden tersibak dengan kasar, kai memegang tangan kyungsoo yang sedikit bergetar karena takut. Sehun yang memeluk luhan karena ia mulai akan terisak.
Bruukk..
suara figura yang terjatuh membuat keempat namja tersebut menjadi terkejut. Kyungsoo yang hampir terjatuh karena lemas langsung di papah oleh kai.
"Sehunie aku takut, hiks" ucap luhan terisak.
"Sstt tenanglah hannie, semua baik-baik saja." Sehun menenangkan luhan dan mengeratkan pelukannya.
.
.'kapan aku sampai dirumah.' fikir baekhyun, ia mengusak matanya membiaskan cahaya yang masuk ke retina coklatnya
'tunggu dulu, ini..' ia membelalakan matanya saat menyadari sesuatu yang janggal.
'sebenarnya dimana ini.' ia mulai beranjak dari tempat tidur itu dan melihat isi ruang kamar tersebut yang ditata begitu rapi dengan barang-barang antik.
Ia ingin keluar dari kamar itu dan pergi dari sana tapi saat tangannya akan membuka knop pintu ia mendengar suara langkah kaki seseorang dari luar pintu. Tunggu dulu ada seseorang, baekhyunpun langsung lari naik keatas tempat tidur dan berpura-pura masih terlelap.
Ceklik..
Krieett..
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki itu semakin mendekat, dekat dan sangat dekat sekali membuat degupan jantung baekhyun menjadi tidak beraturan. Saat suara langkah kaki itu berhenti ia tahu pasti orang itu sudah sampai ditepi ranjangnya. tunggu kenapa sepi sekali, kenapa orang itu tidak membuat suara.
Kreet...
"Apa yang mau dia lakukan." Batin baekhyun panik.
"Hihihi~ aku tidak akan melepaskanmu. Tidak ada yang bisa membawamu dariku hihihi~" gadis itu mengusap pipi baekhyun menggunakan tangannya yang pucat dingin dan kuku-kuku panjangnya yang bergesekan membuat bekas cakar pada pipi baekhyun. Ia terus memperhatikan baekhyun dengan tidak melepaskan usapan tangannya dari wajah baekhyun.
"Ah aku akan kembali lagi setelah semuanya beres. Dan menemuimu tidak dengan tampilan seperti ini. Mereka akan membawakan makanan untukmu." Ia bangkit lalu berjalan keluar, baekhyun sempat mengintip dari balik matanya. Dan ia hanya bisa melihat rambut panjang yeoja itu yang tergerai tidak beraturan dengan pakaian lusuh yang tidak layak. Ya hanya itu yang ia lihat karena jika yeoja itu berbalik mungkin ia akan jatuh pingsan.
"Akh, siapa yeoja itu?." Ia mengelus pipinya yang terasa perih, dan menatap kearah pintu tertutup itu dengan kosong.
Click
Krieet
"Permisi.. aku membawakan makanan" ucapnya dengan wajah terkejut lalu tertunduk. Sambil terus berjalan masuk dengan terburu-buru kearah meja nakas. Aku hanya memperhatikannya, tunggu dulu sepertinya aku kenal anak ini.
"tu-tunggu boleh aku bertanya sesuatu?" Aku menarik pergelangan tangan anak tersebut, ia tersentak dan hanya diam tak bersuara kemudian anak itu berusaha melepaskan genggaman tanganku.
"A-aku harus pergi." Katanya gugup sambil meronta.
"Sena? Benarkah?"
"Hikss oppa.." ia mengangguk mengiyakan.
"Hey sebenarnya ada apa? Berhentilah menangis.." aku mengelus surainya lembut agar ia tidak menangis lagi ia langsung menggangguk dan mengusap bulir air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Terror{Chanbaek story (chap14 end)} "tempat apa ini?" "Aku ingin pulang!" "Apa kita berhasil?" "aku tidak mau mati disini!." "Mianhae.."