Ada yang aneh ketika Sawyer melihat gadis itu hari ini. Rambut pirangnya terurai dan dengan damai duduk di bahunya. Bibirnya merona, serasi dengan semburat merah di pipinya. Juga ada penjepit kecil berwarna biru yang menjinakkan anak rambut ikalnya dari angin yang sesekali bertiup kencang. Seperti biasa. Namun, entah sejak kapan lirikan-lirikan yang secara sembunyi dilemparkan mata biru itu terus terjadi dan tak sedetik pun bebas dari perhatian Sawyer.
Bukan berarti Sawyer sekarang hendak membalas tatapan pemiliknya, atau menyapa dengan senyuman dan bentangan tangan yang tak kalah lebar seperti yang di lakukan orang-orang di pertemuan Thanksgiving. Ada sesuatu yang menahannya. Ia tidak suka, terlebih ingin gadis itu bertingkah lagaknya kawan lama padanya. Itu akan mengundang terlalu banyak keingintahuan sekitar untuk dapat ditangani seseorang yang benci banyak pertanyaan, Sawyer. Ia sudah cukup lelah dengan para penggemar Archer--yang sampai membuatnya tersedak dengan rasa penasaran mereka--sejak istirahat pagi tadi. Sudah terlalu banyak dosis esterogen untuk hari ini. Lucu adalah Sawyer takkan terkejut kalau esok hari profilnya sudah dapat ditemukan di archerthegodofgreekfanbase.com slash "daftar laki-laki lain untuk digemari".
Sawyer pun menoleh ke arah Archer yang saat ini sedang duduk di muka sebuah Volkswagen biru terang miliknya. Eksentrik, eh?
"Mau ikut ke rumahku? Minum beberapa botol?" tawar Archie--begitu panggilan orang-orang untuknya--sambil mengibas tangan, tanda pembubaran pada rekan setimnya.
"Yeah," jawab Sawyer singkat.
Sawyer tidak membawa mobilnya pagi ini. Faktanya, ia memang tidak memiliki kendaraan untuk pergi ke sekolah, jadi ia harus ke sekolah dengan bus dan Archie adalah tumpangannya untuk pulang. Mobil terakhir milik keluarga Freeman sudah dipakai Liz untuk pergi ke kantor. Mobil kedua sudah berakhir di tangan penjual mobil bekas bersama yang ketiga. Sedangkan, kau bisa menebak ke mana yang pertama.
Sawyer pun melepaskan gadis yang tengah berdiri dengan seorang gadis lain berambut perak di depan sekolah itu dari "radar"-nya. Lalu, kedua laki-laki pemilik rambut coklat memasuki mobil Archie. Kalau saja Spencer bukan kembaran Sawyer, mungkin Archie lebih pantas mendapat status itu. Mereka berdua sudah berteman sejak lama dan bagai jiwa yang sama di tubuh yang berbeda. Terima kasih pada mantan pacar Sawyer sekaligus sepupu Archie yang membuat keduanya dekat.
Sesampai di depan rumah Archie yang tak kalah besar dengan miliknya, laki-laki eksentrik itu parkir di samping benda tinggi yang merupakan ukiran patung seorang dewi.
"Sudah lama sekali rasanya sejak pesta itu, ya 'kan?" Archie menaikkan alisnya sambil bertanya dan mencabut kunci mobil, menyapu udara menjadi senyap tanpa getaran mesin mobil.
"Kau tidak perlu memberitahuku seberapa lama," ujar Sawyer, kakinya memijak lantai di luar mobil.
"Shits happened, kau tahu," balas Archie. Laki-laki itu merampas tasnya dari jok belakang dan melemparkannya di bahu. "Kau menghilang bersama Spencer dan Andrew malam itu. Shit man! Aku menghabiskan waktu satu jam untuk mencarimu di seluruh pelosok rumah, hanya untuk mendengar kalau keesokannya kau sudah jadi tahanan. Kau berhutang penjelasan padaku."
Sawyer mengerutkan dahinya, teringat kembali saat polisi pertama kali membuatnya bertumpu di lantai bebatuan yang keras dan mengeratkan kedua tangannya dengan borgol. "Aku akan menceritakanmu nanti."
"Kau juga bilang begitu saat sebulan yang lalu aku mampir ke rumahmu," kata Archer membuka pintu rumahnya. Sawyer terlempar kembali ke malam itu, saat semua gadis yang datang tenggelam dalam balutan baju pesta mini dan musik yang berdentum keras.
"Apa kau akan mewawancarai mantan tahanan ini atau kau akan menyunguhinya dengan sebotol Air Buds?"
Archer tertawa dan menuju belokan ke arah dapur. "OK. Duduklah di sofa dan anggap saja rumah sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Meadow and The Mischievous Guy
Novela JuvenilBagi Meadow Baker, Sawyer Freeman adalah segala hal yang membuatnya "alergi" dan memberinya 1001 alasan untuk marah-marah. Si perfeksionis berambut pirang kecoklatan itu sebenarnya memiliki nol toleransi terhadap ketidakpatuhan, egoisme, dan keseme...