16. Batuk dan Menundukkan Kepala

1K 24 0
                                    

BAB II: PERSAUDARAAN

Mengharapkan persahabatan hingga di hari tua, di kolong langit hanya ada Ti Hui-keng.

ooOOoo

Bila kau tidak mempunyai sahabat, carilah Ti Hui-keng, Ti Hui-keng adalah sahabatmu yang paling setia.

Bila tak ada orang yang bisa memahami dirimu, carilah Ti Hui-keng, Ti Hui-keng akan menjadi seorang teman yang bisa memahami perasaanmu.

Bila kau bertemu kesulitan, carilah Ti Hui-keng, sebab dia dapat menyelesaikan seluruh kesulitan yang sedang kau hadapi.

Bila kau ingin mengambil jalan pendek, carilah Ti Hui-keng, dia pasti dapat membangkitkan kembali semangat hidupmu, dan waktu itu sekalipun sang Kaisar bersedia memberi hadiah sepuluh juta tahil emas murni untuk kematianmu pun tak nanti kau sudi melukai ujung jari sendiri.

Semuanya ini merupakan kabar yang tersiar dalam kota.

Sayang Ti Hui-keng hanya ada satu, dan itupun tidak gampang untuk menjumpainya.

Di kolong langit hanya ada satu orang yang setiap saat dapat bertemu dengannya, dia bukan putri Ti Hui-keng karena Ti Hui-keng tak punya anak perempuan, juga bukan bini Ti Hui-keng karena dia belum beristri. Sepanjang hidupnya Ti Hui-keng hanya punya teman, tak punya keluarga, dia hidup sebatang kara.

Hanya Lui Sun seorang yang setiap saat dapat bertemu dengannya.

Siapa yang bisa bersahabat dengan Ti Hui-keng, dia pasti bisa menghasilkan sebuah karya yang menggemparkan, tapi sayang sahabat karib Ti Hui-keng hanya Lui Sun seorang.

Malah ada orang bilang, Ti Hui-keng bisa memahami kolong langit sementara Lui Sun dapat memanfaatkan Ti Hui-keng, itulah sebabnya dia bisa 'memperoleh seluruh jagad'.

Tapi ada juga yang berkata, sebuah gunung tak akan menerima dua ekor macan, sekarang Lui Sun memang tak akan bentrok dengan Ti Hui-keng, tapi bila dunia sudah aman, jagad sudah mereka kuasai, pasti akan terjadi bentrokan di antara kedua ekor macan itu.

Kalau peristiwa ini sampai terjadi, sudah pasti akan menjadi satu kehilangan bagi perkumpulan Lak-hun-poan-tong, merupakan sebuah aib yang harus dihindari.

Tentu saja So Bong-seng pernah juga mendengar berita itu.

Tentang berita yang terakhir, konon dia sendiri yang menciptakan, ia sengaja menyiarkan berita ini ke dunia persilatan, kemudian menunggu reaksi yang akan diperlihatkan kedua orang gembong utama perkumpulan Lak-hun-poan-tong.

Cara yang paling jitu untuk melenyapkan musuh adalah membiarkan mereka saling melenyapkan.

Agar musuh bisa saling membunuh, pertama-tama dia harus membangkitkan dulu rasa curiga di masing-masing pihak.

Kalau sudah timbul perasaan saling curiga, maka mereka pun tak bisa bekerja sama, asal tak bisa bekerja sama, berarti ada peluang baginya untuk menyusup.

Maka So Bong-seng pun menciptakan isu itu, isu memang selalu mendatangkan manfaat.

Sehebat apa pun kemampuanmu, setinggi apa pun ilmu silatmu, sulit bagi mereka untuk menghindari isu, mereka mudah dipengaruhi berita yang tersiar di luar, sebab isu itu sendiri bisa menciptakan semacam daya tekanan, seperti bola salju, semakin menggelinding akan semakin bertambah besar.

Biarpun kau termasuk orang yang tak mau percaya dengan isu, namun apa yang bisa kau perbuat tak lebih hanya semacam menghindar, atau dengan perkataan lain isu tetap meninggalkan daya pengaruh, karena itu dia tak berani menghadapi kenyataan itu.

Hanya orang yang bisa menghadapi isu, berani menghadapi isu dan menyelesaikan berita isu terhitung seorang pemberani.

Setelah menyebarkan isu itu, So Bong-seng tinggal menunggu reaksi dari perkumpulan Lak-hun-poan-tong, jika mu¬suh merupakan sebuah gudang mesiu, dia tak perlu memindahkan isi gudang itu, tapi cukup menyulut sumbunya dengan api.

Pendekar Sejati : Golok Kelembutan (Wen Rui An)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang