8. Perempuan Cantik di Tengah Sungai

1.2K 26 1
                                    

Riak air di permukaan sungai Han-swe nampak tenang bagaikan cermin, sedemikian tenangnya hingga memantulkan bayangan perahu, gunung, lentera dan pepohonan di atas permukaan sungai.

Yang tak nampak justru hanya bayangan manusia.

Sebagian besar penghuni perahu itu sudah terlelap tidur.

Hanya ada dua tiga buah lentera yang tergantung di atas tiang, memancarkan cahayanya yang redup.

Suasana di sepanjang tepi sungai hening dan amat sepi, hingga saat itu Un Ji belum juga balik kembali ke atas perahu.

Di kejauhan sana terlihat ada orang sedang tidur, dengkurnya tenang penuh damai.

Di ujung jembatan ada orang sedang meniup seruling, menemani rembulan, bercermin permukaan air.

Un Ji wahai Un Ji, kemanakah kau pergi?

Ong Siau-sik mulai cemas, mulai menguatirkan keselamatan gadis itu.

"Kita jangan sembarangan bergerak," Pek Jau-hui telah berpesan begitu kepadanya senja tadi, "aku yakin mereka yang ada dalam perahu itu mempunyai asal-usul yang luar biasa, jelas bukan jago sembarangan, aku percaya menjelang tengah malam nanti kawanan jago yang menyaru sebagai kelasi itu akan turun tangan. Kita baru turun tangan setelah tahu keadaan yang sebenarnya."

Pek Jau-hui memang lebih cenderung bertahan sambil menunggu datangnya kesempatan.

Malam itu Ong Siau-sik tidak bisa tidur nyenyak, dia hanya membolak-balikkan badan namun mata tak mau terpejam, entah karena sedang memikirkan sesuatu atau karena sedang meningkatkan kewaspadaan.

Waktu berlalu amat lambat...............

Beberapa saat sudah lewat, dari kejauhan terdengar suara kentongan pertama telah tiba.

Pada saat itulah dia merasa perahu yang ditumpanginya sedikit berguncang.

Ong Siau-sik tahu perahu mereka telah kedatangan seorang jago tangguh, buru-buru dia melompat bangun dari tidurnya dan duduk.

Sesosok bayangan manusia melintas dari depan jendela perahu.

Dengan satu gerakan cepat Ong Siau-sik membuka jendela sambil melompat keluar, dengan sekali gerakan dia mencengkeram tengkuk orang itu sementara tangan yang lain meng¬hantam belakang kepalanya.

Orang itu berseru tertahan, baru saja akan meronta, Ong Siau-sik telah mencengkeramnya kuat-kuat.

Anak muda itu segera merasa tangannya seakan sedang menyentuh sebuah tubuh yang halus, lembut dan empuk, lamat-lamat terendus bau harum tubuh seorang perawan, apalagi ketika lengannya tanpa sengaja menyentuh dada orang itu, ia menjadi kaget setengah mati hingga tanpa sadar melepaskan genggamannya.

"Lepas tangan," terdengar orang itu menghardik, "kau memang orang jahat, cepat lepas tangan!"

Ong Siau-sik amat terperanjat, lekas dia lepaskan genggamannya.

"Kenapa bisa kau?" tegurnya.

Gadis itu membalikkan badannya, rambutnya yang semula menempel di wajah pemuda itu segera menyiarkan bau harum semerbak, tampak dengan wajah girang bercampur mendongkol sedang memelototi dirinya.

Siapa lagi dia kalau Un Ji, gadis yang dipikirkan selama ini?

Ong Siau-sik girang setengah mati, sebaliknya Un Ji kelihatan hampir menangis saking jengkelnya, lagi-lagi dia mengayunkan tangannya menghadiahkan sebuah tempelengan.

Kali ini Ong Siau-sik masih tetap tidak menghindar, untuk kedua kalinya dia harus menerima tempelengan gadis itu.

Melihat tampang bloon yang ditunjukkan anak muda itu, tak tahan Un Ji tertawa cekikikan.

Pendekar Sejati : Golok Kelembutan (Wen Rui An)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang