Sǎm Sìp

3.9K 173 5
                                    

Tolong tetap berada di sisiku. Aku ingin bersamamu.

Day6 (Even of Day) - Where the Sea Sleeps (in Bahasa)

- - -

"Siang, Tante." Adyestha menyalami tangan ibunda Sheilin dengan sopan di teras kediaman Darrel. Lalu, memberi bingkisan kepada wanita tersebut. Dengan tujuan: menggaet hati calon mertua. "Sheilinnya ada, Tan?"

"Aduh, Adi. Kalau ke sini gak usah repot-repot bawa bingkisan gini, ah." Tak ayal, tangan sang pemilik rumah tetap mengambil bingkisan tersebut sambil mengucapkan terima kasih. "Sheilinnya lagi liburan ke Bogor sama sepupunya Chelsea."

"Sepupu Kak Chelsea?" Adyestha tahu bahwa Chelsea merupakan kekasih Haris. Namun, ia tidak mengenal siapakah sepupu Chelsea sehingga Sheilin terlihat dekat dengannya.

"Iya, si Fredrick."

Adyestha terdiam sejenak. Bahunya sedikit merosot kala mendengar nama laki-laki itu disebut oleh ibunda kekasihnya. Ya, ia dan Sheilin masih menjalin hubungan.

Namun, keterkejutan itu hanya sesaat. Adyestha yang sekarang, sedang mencoba untuk tidak egois dan selalu mendengarkan alasan di setiap perbuatan orang lain.

Yakinkan Adyestha bahwa Sheilin memiliki alasan yang kuat untuk melakukan hal tersebut!

"Ayo, masuk dulu, Adi." ajak Sintha. "Tante sama Chelsea bikin panna cotta, nih. Itu, lagi didinginin. Kamu tunggu sebentar ya, nanti kamu bawa pulang panna cotta-nya. Tante juga mau ngomongin acara minggu depan."

Adyestha tidak mampu menolak ajakan Sintha yang kini tengah menarik bahunya agar masuk ke dalam rumah lebih cepat. Aroma vanilla pun langsung menyambut Adyestha ketika melangkahkan kaki ke dalam ruang keluarga yang diisi oleh beberapa buku yang terbuka di atas meja. Pada saat yang sama, Chelsea dan Haris keluar dari dapur dengan langkah yang terburu.

"Ada apa?"

"Aku sama Chelsea harus ke Bogor, Mah," kata Haris memberi tahu, sembari mengambil kunci mobil. Sedangkan, Chelsea merapikan buku-bukunya. "Fredrick masuk rumah sakit."

"Astaga."

Pasti Sheilin panik banget di sana.

"Gue ikut."

* * *

Siang itu, rasanya seperti mimpi buruk bagi Sheilin, dan mungkin beberapa orang yang menyayangi Fredrick.

Jantung laki-laki itu sempat berhenti untuk beberapa saat, hingga akhirnya kembali berdetak, tepat setelah kedatangan Chelsea, Haris, dan Adyestha, yang kemudian disusul oleh kedua orangtua Fredrick.

Sheilin berusaha menjelaskan sebisa mungkin apa yang terjadi dengan Fredrick —sebelum akhirnya ia bawa ke rumah sakit— kepada kedua orang tua laki-laki itu.

"Kata Fredrick, dia sayang sama bundanya. Fredrick minta maaf karena gak bisa donorin hatinya buat Tante. Hati Fredrick sudah rusak, Tan." kalimat terakhir yang Sheilin ucapkan berhasil memukul hati Laura, Bunda Fredrick. Perempuan bermata sipit itu menangis tersedu di dalam dekapan sang suami. Pasti, rasa sesal itu sedang menghinggapi ibunda Fredrick.

Suasana pun menjadi semakin sedih dan biru.

Sheilin butuh sandaran! Ketika ia mengangkat pandangnya, bahu sang abang telah diisi oleh Chelsea. Huh, abangnya sama sekali belum memeluk Sheilin sejak sampai di rumah sakit ini, dua puluh menit lalu.

Your Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang