Sìp Sì

3.7K 274 6
                                    

I still dream for you.
No matter where I go, I'm always gonna want you back.

5 Second of Summer - Want You Back

- - -

Padahal, siang ini cerah. Tidak ada awan yang menggumpal membentuk awan gelap, apalagi petir atau guntur yang saling bersautan. Monica yang biasanya tidur atau pergi ke kantin di jam istirahat --mengingat ini istirahat kedua, waktu yang tepat untuk tidur-- justru sedang sibuk dengan buku besar yang akan dikumpulkan dua minggu mendatang.

"Sheilin aja belum ngerjain, Mon," ujar Vasya, menanggapi sikap aneh Monica.

Sheilin yang mendengar namanya disebut-sebut memutar tubuhnya ke belakang. "Kenapa?" tanya Sheilin bingung. Kegiatan mencorat-coret kertas terakhir di buku tulisnya yang sudah tiga hari ini menjadi kebiasaannya pun terhenti. Sheilin mainkan bolpoin itu dengan cara memukulnya ke punggung kursi yang ia duduki. Tangannya berhenti memukul dan matanya terbelalak kala melihat kegiatan menakjubkan yang sahabat tersantainya itu lakukan. "Mon? Lo gak lagi kerasukan penghuni lain sekolah ini 'kan?"

"Gak tau," jawab Monica, tak acuh. Matanya terfokus pada laptop dan sesekali melirik buku kecil berisi catatan laporan laba rugi yang sebelumnya sudah Monica hitung dan rancang.

"Kalo ada Hera...," kata Vasya menggantung. Melirik kursi depannya yang diduduki oleh seorang laki-laki yang sedang tertidur. "Pasti dia bakal bilang, 'Demi apa lo ngerjain tugas, Mon?!'"

Sheilin menghela napas. Semenjak Hera ke Singapura dan laki-laki songong itu menjadi teman sebangkunya, hidup Sheilin jadi terusik.

Fredrick terus mengikuti Sheilin dan dua sahabat Sheilin ke kantin, menanyakan hal tidak penting kepada Sheilin seperti, kenapa jarum jam muternya ke kanan, apa baling-baling kipas gak capek muter terus, kok keong harus ditiup dulu baru mau keluar dari cangkangnya, kenapa manusia dewasa harus lupa sebagian memori mereka pas masih kecil.

Ah, menyinggung tentang memori, sepertinya Sheilin melupakan salah satu memorinya ketika masih kecil. Di laci nakasnya, Sheilin menemukan gantungan berbentuk piano. Di bagian bawah piano tertuliskan tahun 2005, dimana ia masih berusia lima tahun di tahun itu. Sungguh, Sheilin tidak ingat membelinya dimana atau dari siapa ia mendapatkan gantungan tersebut. Kedua orang tua dan juga abangnya tidak tahu-menahu tentang gantungan tersebut.

Sheilin masih terlalu kecil untuk mengingat hal kecil seperti itu. Wajar, bukan?

Line.

Ponsel Sheilin yang tergeletak di atas mejanya berbunyi. Fredrick yang memang tidak tertidur, mengangkat kepalanya. Mata Fredrick sempat melihat pop up massage di ponsel Sheilin sebelum diambil oleh pemiliknya.

Phi
Hey, Sweetberry :)

Kening Sheilin terlipat samar. "Phi? Sweetberry?" gumamnya yang lebih seperti pertanyaan.

Vasya dan Monica menaruh pandangannya kepada Sheilin, begitu juga dengan Fredrick, si cowok kepo.

"Kenapa?" tanya Monica.

"Orang yang satu bulan lalu ngucapin selamat ulang tahun lewat Line ke gue, nge-line lagi."

"Coba liat," kata Vasya mengambil alih ponsel Sheilin. Vasya tidak langsung membuka kolom obrolan, melainkan beranda orang asing tersebut. "Gak ada foto profil, foto berandanya cuma gambar stroberi hitam, gak pernah nge-post kecuali ngerubah foto beranda dua tahun lalu. Gue rasa, dia aktif, cuma gak pernah nge-post aja." Vasya berspekulasi.

Your Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang