Pagi-pagi, Rifqi sudah menunggu Michelle di depanrumahnya. Sambil bersandar pada motornya, cowokitu menyambut Michelle di pagi yang cerah inidengan senyum termanisnya.
"Kenapa ke sini?" tanya Michelle.
"Kan kemarin tas kamu ada di aku, hari ini aku maubalikin nih," kata Rifqi seraya menjulurkan tas ke arahMichelle. Michelle mengambil tas itu dari tangan Rifqi.
"Makasih." Cewek itu tersenyum.
"Yok naik!" perintah Rifqi kepada Michelle. Michelletidak bisa menolak, ia naik ke motornya Rifqi, ia taruhtasnya di hadapannya sehingga ada jarak di antara merekaberdua. Michelle berpegangan di pundak Rifqi, seperti biasa.
"Kamu pas belum jadi pacar sama pas udah jadi pacargak ada bedanya yah, kalau dibonceng pasti megang pundak," ucap Rifqi. Michelle tidak merespons apa-apa. Rifqi punmenjalankan motornya, membelah jalanan kota bandungdi pagi yang cerah. Jalanan masih sepi. Meskipun sinarmatahari menyinari kota Bandung kali ini, tetapi cuacanyasejuk, membuat Michelle betah berada di motor Rifqi.
Teman-teman Rifqi sudah berkumpul di gerbang sekolahbagaikan pagar ayu. Mereka menyambut Rifqi dan Michellesangat meriah, membuat Michelle merasa malu. Beberapamata menatap mereka secara terang-terangan.
"Rifqi modus nih, hari ini pake motor ke sininya,"goda Nadhif. Rifqi tidak meladeni omongan Nadhif danlangsung turun dari motornya.
Tangannya meraih tangan Michelle, menggenggamnyaerat.
"Yuk!"
"Gue bisa ke kelas sendiri kok, lu sama temen-temenlu aja di sini," kata Michelle merasa tak enak.
"Nggak pa-pa. Mereka di sini aja, aku mau nganterinkamu ke kelas," ucap Rifqi.
"Yang udah jadian mah beda yah, temen aja di tinggalin,"ucap Farrel kencang hingga mereka mendengarnya, namunRifqi memilih untuk terus berjalan dan tak menggubrisucapan bocah itu.
Di sepanjang koridor, tak sedikit murid yangmemperhatikan mereka, berbisik-bisik membicarakanmereka. Dengan gugup, Michelle terus berjalan bersamaRifqi ke kelas.
"Sampe sini aja yah, atau mau dianterin sampe kedalem?" tawar Rifqi. Dari kaca, Alisha sudah menatapnyatajam.
"Sa—sampe sini aja."
Rifqi tersenyum. Tangannya naik mengacak rambutMichelle tanpa izin.
"Tar ketemu lagi ya di kantin."Setelah itu, Rifqi pergi dari depan kelas Michelle.Michelle segera masuk ke dalam kelasnya.
"Jadi cewek nggak usah kecentilan deh lo," ketusAlisha ketika Michelle baru saja meletakan bokongnya diatas kursi. Cewek itu menatap Michelle tajam.
"Kecentilan apaan dah lu, orang itu pacarnya." Ardimembela Michelle. "Chelle, PJnya dong!"
Entah darimana cowok itu mengetahui bahwa Michellebaru saja jadian dengan Rifqi.
***
Bel istirahat pun berbunyi. Ketika guru fisika sudahkeluar kelas, Rara tiba-tiba datang penuh dengan keringat.Ia langsung duduk di sebelah Michelle.
"Lu ketauan telat, Ra?" tanya Ardi sambil menatapRara.
"Enggak, gue sembunyi-sembunyi dari guru lewatgerbang belakang. Nyaris ketauan gue," ucap Rara mengusap keningnya yang penuh dengan keringat. Tatapan Rara mengarah ke Michelle,
"Adeuh baru jadian nih," godanya.
"Kalian semua tau dari mana sih?" tanya Michelleheran. Baru kemarin ia jadian, tapi beritanya sudah nyebarke mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA & IPS (TERBIT & SUDAH DISERIESKAN)
Fiksi Remaja[SUDAH TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU] [#1 in teenfiction 11.11.2016] FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK "Lo mau gak jadi pacar gue?" tembak Rifqi. pada dasarnya sifat anak IPA dan anak IPS berbeda drastis. Hanya karena perbedaanya mereka t...