"Gue mau ngomong sama lo Chelle," ucapAldino membuat Michelle bingung seketika.
"Ngomong aja." Michelle mempersilahkanAldino untuk berbicara.
"Berdua aja," pinta Aldino sambil menatap Rifqi. Rifqipun segera menjauh dari mereka.
"Gue tau lo gak bakal bisa ngebales perasaan gue ini,dari dulu gue suka sama lo. Dari awal kita ketemu di haripertama sekolah," ucap Aldino. Rifqi yang sudah menjauhtetap bisa mendengar obrolan mereka.
"Ma—maksud lo?" tanya Michelle tidak paham.
"Gue kira, dengan gue jadian sama Rifa, gue bisangerelain lo sama Rifqi. Gue kira rasa gue bisa berpindahuntuk Rifa. Tapi gue tetep gak bisa."
"Kemarin gue mutusin Rifa tanpa alasan. Gue tahudia lagi sedih-sedihnya, tapi gue juga gak bisa ngebohongindia terus. Gue gak pernah cinta sama Rifa, Chelle."
"Jadi lo ngejadiin Rifa pelampiasan?" tanya Michelletidak percaya. Aldino mengangguk samar.
Rifqi meletakkan ponselnya di telinga. Ia menelepon Rifa.
"Rifa memang baik, dia selalu ngertiin gue, tapi guetetep gak tahu gimana caranya buat mencintai Rifa."
"Rifa gak layak dapet cowok kayak lo! Lo kenapatega banget sama dia?! Lo cobain rasain gimana rasanyajadi Rifa." Air mata Michelle mulai menetes. Rifqi segeramenghampiri mereka, ia tidak tahan melihatnya. Ia menarikkerah baju Aldino.
"Gue gak nyangka, sahabat gue sendiri nyakitin temenkecil gue," ucap Rifqi penuh dengan rasa kecewa.
Michelle memegang tangan Rifqi, mencoba melepaskantangan Rifqi dari kerah baju Aldino. Dengan kasar, Rifqimelepaskannya hingga Aldino mundur beberapa langkah.
"Tenang aja. Gue bakal pergi dari sini. Gue gak bakalnyakitin lagi yang lain. Sebisa mungkin gue juga bakalngelupain semua kenang-kenangan di Indonesia bersamakalian walaupun kedengarannya sangat mustahil, tapinothing is impossible," ucap Aldino miris.
"Kenapa harus Michelle?" tanya Rifa yang tiba-tibadatang dengan mata yang sembab dan juga air mata yangmasih tersisa di pipinya.
"Kenapa harus Michelle yang lo cintai? Padahal guecinta sama lo udah dari beberapa tahun yang lalu. Gue tulus, Al, tapi lo tetep milih Michelle," ucap Rifa. Michellebisa merasakan rasa sakitnya Rifa dari ucapannya barusan.
"Maaf, Rifa. Tapi gue cuma bisa mencintai lo sebatassahabat, cinta gak bisa dipaksa, Rifa," ucap Aldino.
"Gue udah maafin lo, tapi kenapa lo harus pergi?Kenapa lo gak tetap tinggal di Indonesia? Gue rela kokcuma jadi sahabat lo asalkan lo tetap tinggal di Indonesia."Rifa mendekat ke Aldino hingga mereka tepat berhadapan.
"Ini udah jadi keputusan gue, Rif.""Gue minta maaf banget sama kalian, sama yang lainnyajuga. Gue tau kok gue punya banyak salah. Gue pamit."
Aldino berlalu, ia langsung pergi meninggalkan mereka.Rifa terus menangis.
Michelle tahu rasanya cinta tak berbalas, Michelle taurasanya dijadikan pelampiasan atau pelarian, Michelle jugatahu rasanya ditinggal oleh orang yang ia sangat cintai.Sambil menenangkan Rifa, tak sengaja air mata Michelleikut terjatuh.
***
"Mamaa!" Michelle langsung memeluk ibunya ketikaia sudah datang. Mila segera membalas pelukan tersebut.
"Mama, Michelle kangen banget."
Rifqi terdiam di tempat, tersenyum melihat Michelledengan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA & IPS (TERBIT & SUDAH DISERIESKAN)
Fiksi Remaja[SUDAH TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU] [#1 in teenfiction 11.11.2016] FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK "Lo mau gak jadi pacar gue?" tembak Rifqi. pada dasarnya sifat anak IPA dan anak IPS berbeda drastis. Hanya karena perbedaanya mereka t...