11

4.5K 295 11
                                    

Hari Menjelang Ujian Nasional semakin mendekat dan berarti waktu ku sudah tak banyak untuk sekedar hanya menatap nya dari kejauhan.

Aku tak tau apa yang terjadi pada diri ku tapi berjalan nya waktu membuat ku semakin takut. Iya aku takut kehilangan. Aku tau, Nanti setelah Kak Aggas Lulus dan melanjutkan sekolah nya di SMA, Aku tak akan bertemu nya lagi.

"Berawal dari tatap. indah senyum mu memikat, Memikat hati ku yang..." 

"Berisik!" Omel ku pada Naya yang selalu saja bernyanyi di waktu yang benar-benar tak tepat.

"Hidup tuh dibawa seneng aja lagi" Katanya.

"Dibawa seneng gigi grandong, Ngomong si enteng. Tapi ngelakuin nya itu yang berat" Naya mendekat ke arah ku dan menarik kursi di depan ku.

"Gausah berat-berat, Cukup badan lo aja yang berat"

Apa dia sedang mengajak ku berperang?

"Sialan lo"desis ku yang dibalas kekehan nya, Tiba-tiba saat sedang asik nya berbincang-bincang seseorang datang menghampiri kami.

"Weeeh, PR dong PR..,"Pekik Ryan mengisi kekosongan hati,..Eh kelas maksud nya.

Oh iya, Aku baru ingat kalau ada PR.

Tapi apa peduli ku? Setiap hari aku selalu mengerjakan nya di sekolah.

Aku melirik ke arah Naya, Seperti paham apa maksud ku. Ia mengeluarkan buku bergaris dengan bertuliskan rumus-rumus disana.

Cukup kalian tau, Aku membenci Matematika! Bagi ku matematika itu adalah racun tanpa di minum, Cukup dipikirkan saja sudah membuat otak terasa pecah.

Dengan kilat aku menyalin beberapa angka dan huruf yang menjadi gado-gado disana.

"Jangan dibalik dulu, Gue belom kelar" Protes Ryan yang menahan tangan ku membalik halaman buku tersebut.

"Lo kelamaan ah yan, Gue dikit lagi selesai kok"

"Bentar apa bentar"

"Sedikit lagi"

"Jangan dulu Dara"

"Ih gue tinggal 3 nomor lagi Yan"

"Sebentar tai"

"Tanggung Setan"

Kami terus saja bertengkar hingga bel tanda masuk berbunyi memekakan telinga.

Astagaa, Sebentar lagi Pak Ari -- Guru matematika kami yang sangat membuat Ubun-Ubun menciut itu datang.

Baiklah aku kasih tau sedikit tentang guru matematika ku yang namanya sama seperti teman ku..

Pak Ari adalah lulusan dari SMA favorit di sekitar Jakarta Barat. Ia adalah guru yang paling super membuat kami para murid gondok setengah mati. Bayangkan saja, Apa kah ditempat pensil kalian selalu ada jangka, Penggaris, Penghapus, dan pensil? Tentu saja tidak. Bisa saja salah satu dari alat tersebut kalian tak bawa.

Nah Pak Ari itu sangat teramat egois, Dia akan memaksa mu membeli barang yang kamu tak bawa, Lalu jika ia datang. Ia akan menunjuk salah satu dari kami yang akan mengerjakan beberapa soal di papan tulis tanpa membawa buku,

Cinta Anak SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang