4

6.9K 435 19
                                    

Aku mengadah kan kepala ku untuk melihat siapa dia, Namun yang ku lihat adalah Riki. Teman sekelas ku yang..

Yang bagaimana ya? Ah aku pun tak tau, Aku hanya mengenal nama nya tidak mengenal diri nya.

Wajar saja karna kami baru memasuki kawasan Sekolah Menengah Pertama. Ya, Aku memang siswi kelas 7. Jadi wajar saja bila aku masih tak mengetahui betul satu per satu sifat teman sekelas ku. Karna kami pun baru bergabung menjadi 74 selama 2 Bulan belakang.

"Kenapa?" Tanya ku, Tiba-tiba ia diam dan mulai menatap ku serius. Hih? Melihat nya saja aku takut.

"Gue suka sama lo" Rentetan kata sederhana itu keluar dari bibir nya membuat ku menganga tak percaya.

Bagaimana bisa? Aku saja tak mengenal nya! Kurasa dia sudah gila. Baru saja aku ingin memarahi nya, Namun ucapan nya membuat wajah ku memanas. Jika kalian pikir wajah ku memanas karna ia mengucap kan kata-kata yang membuat ku terbang, Itu salah. Karna ia mengucap kan kata- kata yang membuat ku ingin melemparnya dari lantai empat.

"Hahaha, Muka lo kocak anjirrr... Ngarep banget ya sama gue" Ucap nya di sela tawa nya.

Saat ini rasa nya aku ingin menyuruh Tio mencarikan ku kantong Plastik.

.

.





untuk muntah!

Kenapa Pria ini percaya diri sekali?

Satu hal yang baru kusadari, Ternyata semua teman sekelas ku, Rata-rata tak waras.

Aku bergidik ngeri, Memikir kan hal itu.

Aku menoleh dan menatap Riki garang.

"Ga usah sok kecakepan!"Ucap ku menekan setiap kata yang ku ucap kan.  Tetapi ia malah tersenyum. Ada apa dengan dia? Kurasa dia kehabisan obat.

Aku meninggalkan nya yang masih terduduk dengan senyum nya yang....Tak ada manis-manis nya itu.

"Pasti gara-gara Ari lagi?" Tebak Liza yang melihat ku mendekat ke arah nya dengan wajah masam.

Bukan nya menjawab, Aku malah memandangi gadis lugu yang tadi pagi menyapa dan berjalan bersama ku, Ya. Dia Anna.

Tumben sekali ia bergabung bersama kami, Sebenarnya aku tidak masalah dengan kehadiran nya. Namun aku sedikit heran dengan nya mulai dari tadi pagi.

"Dar?" panggil seorang gadis dengan kaca mata yang melengkapi wajah nya. Dia adalah Nanda.

Si wajah datar yang ternyata bisa tersenyum juga.

Aku menoleh pada nya dan menatap nya seolah bertanya kenapa.

"Apaan Dar, Pengen minta nomor hp Aggas" Pekik Nanda yang membuat ku terbelalak. Apa maksud nya? Aku tak mengerti?

Liza dan Naya mulai menyikut perut ku membuat ku meringis dan menoleh ke arah nya. Namun tatapan ku berhenti saat melihat wajah tampan Pria di belakang sana. Dia Aggas,

Oh, Aku mengerti apa yang di katakan Nanda. Tapi tunggu!

Dia melewati ku begitu saja? Mengapa sesak sekali rasanya?. Kalian boleh katakan aku Lebay atau apa pun yang kalian fikirkan. Tapi menurut ku di tinggal kan dan di acuh kan itu menyakit kan.

'Aku tak meminta mu membalas perasaan ku, Tapi setidaknya hargai perasaan ku'

Payah! Sampai saat ini pun aku hanya mengungkap kan segala nya dalam hati ku.

Aku terlalu takut menerima kenyataan, Karna dia yang ku impikan akan jadi milik ku saat ku menutup mata tetapi saat ku membukanya. Kenyataan kadang berkata lain tentang itu.

Entah mengapa aku merasa kecewa dengan yang ia lakukan. Tapi aku tau aku tak pantas untuk menunjukan nya.

"Gue tau kok, Gue sama lo bagaikan lambang toilet. Yang selalu berdampingan tapi tak bisa bergandengan."  Entah mengapa aku melontar kan kata-kata yang membuat telinga ku saja geli mendengar nya.

"Halah, Kebanyakan nonton Uus lo Dar!" Celetuk Ari yang entah sejak kapan sudah berada tak jauh dari ku.

Jika ini tempat sepi, Sudah ku pastikan dia akan ku mutilasi. Kenapa ia selalu muncul di tempat yang tak ku ingin kan kehadiran nya. Dan juga mengapa ia harus berbicara kata-kata yang tak penting itu. Rasa nya aku ingin menjodohkan nya dengan Anna. Agar ia bisa terbawa menjadi Pendiam seperti Anna.

"Diem lo"Ketus ku pada Ari. Bukan nya membantu ku menganiaya Ari. Mereka malah tertawa melihat ku bertengkar dengan Ari.

Ada apa dengan mereka semua? Sedikit-dikit tertawa, Sedikit-dikit membuat orang jenggotan.

Apa mau mereka?

Hal yang baru ku sadari adalah Anna ikut menertawai aku dan Ari.

Aku jadi terpesona melihat nya. Mengapa ia terlihat sedikit manis.

Stopp!!

Kurasa aku mulai gila karna selalu bergaul dengan mereka semua.

#TBC

Votement nya ditunggu banget loh 💕

Ga makasa si, tapi Votment nya ngefek banget buat gue..

Entah kenapa gue jadi tambah ga pede gitu nulis, Takut tulisan nya ga bermanfaat dan cuma nge spam apalagi di tambah Vote yang tak kunjung ada,  bikin tambah down..

>Yang bisa ngasih saran boleh tulis di comment ya!

Cinta Anak SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang