Milano tidak mengacuhkannya. Berjalan keluar setelah membayar semua buku-buku tadi.
Kemala sedikit berlari mensejajarkan langkahnya dengan Milano.
Mereka keluar bersamaan. Milano menuju motornya yang terparkir di samping toko buku itu. Sedangkan Kemala menunggu Milano di depan toko buku yang sama.
"Kemana nih?" tanya Milano
"Pulang" jawab Kemala datar
"Cari makan yok!" ajak Milano
"Ngak deh. Gue makan di rumah aja" Kemala menolak ajakan Milano. Terlihat air muka kecewa di wajah Milano. "Oke-oke gue mau. Lo anggap aja ini tanda terima kasih gue ke lo, karna lo udah bayarin semua buku-buku gue" cerocos Kemala yang tidak sampai hati melihat tampang Milano di depannya.
Milano tersenyum. "Terserah lo. Gue laper. Buruan naik!" perintahnya. Kemala menurut mematuhi perintah Milano. Ia naik ke atas motor Milano tanpa paksaan seperti tadi.
Mereka mencari tempat makan sambil berkeliling-keliling di jalanan. Hingga mendapati warung 'Soto'. Mereka berhenti disana. Memesan porsi yang sama, lalu memakannya dengan lahap.
Keduanya selesai dengan soto masing-masing. Melirik jam yang saat ini menunjukkan pukul 16.35
"Lo mau pulang?" tanya Milano
Mala menjawab dengan anganggukan kepala.
Keduanya kini keluar dari warung soto itu.
"Rumah lo di daerah mana?" tanya Milano setelah Kemala naik keatas motornya.
Kemala memberi tahunya.
Milano mengangguk dan mengendarai motornya menuju rumah Kemala.
***
Milano menghentikan motornya di depan pagar rumah Kemala. Kemala turun dari motor besar itu. Tanpa babibu Kemala langsung membuka pagar tinggi rumahnya. Ia masuk dan menutupnya kembali. Menciptakan pemisah diantara mereka. Milano menatap heran padanya.
"Thank's ya!" kata Kemala tersenyum sangat manis dibalik pagar rumahnya.
Milano mengangguk.
"Thank's ya. Udah mau jadi ojek pribadi gue hari ini!" kata Kemala tersenyum geli.
"Ojek pala lo peang!" ketus Milano
Kemala terbahak mendengar jawaban Milano. Milano mengendus.
"Lucu?!" ketus Milano
"Iya" jawab Kemala masih terbahak. Milano memutar matanya malas.
Tit-tit!
Klakson mobil itu menghentikan tawa Kemala. Ia kembali membuka pagar tinggi itu.
"Baru pulang?" tanya seseorang yang memunculkan wajahnya di balik jendela mobil itu
"Iya pa. Tadi Mala mampir bentar ke tojo buku" jawab Kemala setengah berbohong.
Papanya mengangguk tidak percaya. "Ya udah. Papa masuk dulu" kata papanya.
Mala balas mengangguk. Dilihatnya papanya kini melempar seulas senyum pada Milano. Milano balas tersenyum sambil mengangguk.
"Sok imut lo!" Mala menatap sinis Milano
Milano mengedikkan bahunya tidak peduli.
"Pulang gih!" ketus Kemala
"Lo ngusir gue?" tanya Milano
Kemala tidak menjawabnya. Sibuk menutup pagar tinggi itu. 'lagi'
"Eh.." Milano mencegat Kemala. "Teman lo yang bule it--" Milano terhenti.
"Kimi maksud lo?" tanya Kemala memotong kalimat Milano.
"Iya dia. Gu--" Milano terhenti lagi
"Kenapa sama dia? Lo suka ya sama dia?" tebak Kemala
"Gue rasa.. Gue kenal sama dia" kata Milano tidak menghiraukan tebakan asal dari Kemala
"Oh ya?" tanya Kemala mengedikkan bahunya
"Gue rasa iya" jawab Milano
"Hmm.. Mungkin karna lo pernah ketemu sama kakaknya kali" simpul Kemala
"Kakaknya?" Milano bingung
"Iya. Secarakan Kimi sama kak Mintra itu mirip. Sebelas duabelas lah sama orang kembar dan kak Mintra itu dulu juga pernah sekolah di SMA teladan"
"Dulu? Memang sekarang udah ngak lagi?" tanya Milano masih bingung
Kemala mengendus. "Gue ceritain ya. Lo simak baik-baik. Okay?" gerutu Kemala
Milano mengangguk patuh.
"Jadi gini," Kemala mulai bercerita. "Dulu kakaknya Kimi tuh juga sekolah di SMA teladan. Terus pada hari sabtu pulang sekolah, kak Mintra pergi sama pacarnya buat ngerayain anniversary one year mereka" suara Kemala mulai bergetar. "Terus waktu keluar dari gerbang sekolah menuju jalan raya.. Tiba-tiba ada bus besar yang ngebut banget dari arah kiri." suara bergetarnya kini hampir tidak terdengar. "Bus itu langsung menggilas sepasang kekasih itu hingga tewas." Kemala menangis.
Milano yang diam menyimak cerita Kemala sekarang terperanjat, teringat kejadian mengenaskan ketika ia kelas sepuluh dulu. "Ya ampun! Gue tau itu. Mintra itu Queen angkatan gue. Dia pacaran sama King angkatan kak Andre. Mereka pasangan paling romantis waktu itu sampai kejadian yang lo ceritain tadi terjadi dan mereka sama-sama menuju alam yang sama juga. Alam yang berbeda dengan alam sebelumnya." katanya panjang lebar. "Pantesan gue ngerasa pernah kenal sama teman lo itu" Milano mengangguk tanda mengerti
Mala tidak menjawab. Ia menangis.
"Lo kenapa nangis?" tanya Milano bingung
Mala menggeleng tidak bersuara.
"Lo kenal sama Mintra?" tanya Milano lagi
***
>>Udah tau kan jawabannya kenapa Milano serasa mengenal Kimi 😁
>>Maaf ya baru bisa Update sekarang. Baru finish ujian nih 😂. Moga-moga nilai ga ada masalah Amiiiin 😇
>>Jangan lupa mencet bintangnya ya.. Wkwkwk
>>Makasih buat yang udah baca 😘
YOU ARE READING
Sedekat Nadi Sejauh Takdir
Teen FictionBolehkah aku mencintai mu? ~Ketika dimana cinta mereka perjuangkan dengan kesalahan ~Liku jalan kehidupan yang mempertemukan keduanya ~Dua makhluk tuhan yang entah mengapa saling jatuh cinta Kenapa baru sekarang Mama? Papa? Kenapa baru sekarang?!! B...