12

108 8 0
                                    

"Bukan sekedar kenal doang. Gue, Kimi, sama kak Mintra itu udah sahabatan dari SD" Mala kembali bersuara.

"Berarti lo dulu SD di Padang juga?" tanya Milano yang mengetahui sedikit tentang Mintra

"Ya" Kemala mengangguk. "Sampai lulus SMP gu--" katanya terputus karena Milano bertanya "Waktu kejadian mintra ditabrak bus itu, lo masih di padang?"

"Tepatnya sehari sebelum kejadian itu. Kak Mintra ngirim pesan di group line kami bertiga. 'Besok gue anniversary one year niiih. Gue seneng banget! Kalian kesini dong! Kapan lagikan bisa ngumpul bareng kalian, gila bareng kalian, gue kangen banget. Gue takut ngak bisa barengan ssma kalian lagi. Kesini ya besok! Kita malam mingguan bareng. Oke!' itu isi pesannya" jawam Kemala sedikit terisak.

"Terus?" Milano lagi-lagi memotong perkataan Kemala

Kemala sedikit sebal karena Milano yang lagi-lagi memotok kata-katanya. "Terus hari Sabtu itu. Gue berdua sama Kimi berangkat ke bandara diantar papa gue. Diperjalanan menuju bandara, mama Kimi nelfon.. Ngasih kabar tentang kejadian yang menimpa kak Mintra. Gue dengar ternyata mamanya ngomong sambil terisak-isak"

"Jadi Kimi di padang tinggal sama siapa?" tanya Milano yang tak menghiraukan kekesalan Kemala padanya

"Dia tinggal sama gue. Gue mohon-mohon ke mama sama papa supaya Kimi dibolehin tinggal bareng gue!" cerocos Kemala tidak senang dengan sikap Milano yang selalu saja memotong kata-katanya.

"Kasian gue.." ceplos Milano

"Kasian?" Kemala mem-beo.

"Eh,. Gue pulang dulu ya" Milano mengalihkan pembicaraan.

"Oke. Hati-hati!" jawab Kemala.

Milano mengangguk dan berlalu

***

Kemala mengendap-ngendap masuk ke dalam rumahnya, takut-takut jika papanya teringat pada kejadian tadi pagi. Ketika ia hendak menaiki tangga tiba-tiba terdengar suara papanya "Siapa yang tadi dek?". Kemala menghentikan langkahnya dan mencari keberadaan papanya. Ia mendapati papanya yang sedang duduk di sofa,menatap lurus layar monitor di depannya

"Bukan siapa-siapa kok pa." jawab Kemala datar. "Eh.. Papa panggil aku apa tadi? Dek?" tanya Kemala menyipitkan matanya dan memonyongkan bibirnya tidak setuju. Selama ini ia tidak pernah suka dengan panggilan itu.

Asyraf tertawa geli melihat air muka anaknya.

Mala berlari menuju papanya.

Lalu ia lempar papanya dengan bantal-bantal sofa yang ada didekatnya karena ia tidak terima ditertawakan seperti itu.

"Eh--" Asyraf menangkap salah satu bantal sofa yang dilempar Kemala tadi. Menjadikannya sebagai tameng untuk melindungi wajahnya dari serangan Kemala.

"Mala?! Bau tau! Baru pulang. Belum mandi. Kibas-kibas ketiak pula lagi.." Tifani datang menghentikan serangan Kemala

"Wangi kok" kata Kemala membau-i ketiaknya. "Aku ini wangi sepanjang hari loh ma" lanjutnya dengan berkacak pinggang ala model majalah.

"Ya udah terserah kamu. Mendingan sekarang kamu mandi, terus siap-siap. Kita ke masjid sama-sama." perintah Tifani

"Ngapain ma?" tanya Kemala bingung

"Nikahin kamu sama cowok yang tadi." jawab papanya yang masih berlindung dibalik bantal sofa tadi.

"Ah papa! Orang kenal aja ngak.." bantah Kemala salah tingkah.

"Kenapa jadi salah tingkah begitu?" tanya mamanya heran

"Eh--" Mala bersikap sok tenang. "Ngapain ke masjid ma?" tanya Mala lagi

"Shalat magrib-lah. Ngapain lagi coba?!" ketus mamanya.

Kemala mengangguk mengerti. Lalu tiba-tiba menggeleng dan berkata "Idiih. Cepat amat ma?"

"Kamu kira sekarang masih jam 2? Kamu keasyikan pacaran jadi lupa waktu ya sayang?" goda mamanya.

"Waduh. Siapa yang pacaran?! Mama sama papa sama aja dua-duanya suka kali lah ngegodain anaknya yang cantik ini" gerutu Kemala berjalan menuju tangga.

Asyraf dan Tifani hanya geleng kepala melihat tingkah laku anaknya.

***

Kemala membuka pintu kamarnya dengan mata tertutup. Masih dengan keadaan mata yang tertutup ia langkahkan kakinya memasuki kamar itu. Dihempaskannya tubuh kecilnya di atas ranjang. Sepertinya hari ini membuat fisiknya menjadi lemah.

Perlahan ia buka matanya dan berkata "Kak mint.." , tiba-tiba ia teringat pada Mintra. "Ya allah. Kak Mint? Kenapa lo pergi secepat itu? Gue kangen banget sama lo!" keluhnya.

"Mintra udah tenang di surga sayang." ceplos Tifani yang entah sejak kapan berdiri dibawah bingkai pintu kamar Kemala

"Mama? Mama kok disini?" tanya Kemala

"Ini, mama nganter Kimi. Katanya dia mau nginep disini" jelas Tifani dan mempersilahkan Kimi masuk.

Kemala mengangguk.

"Nanti kalian ikut shalat. Oke! Mama ke bawah dulu. Dan.. jangan lama!" lanjut Tifani

"Iya. Iya mama.." jawab Kemala malas dan berjalan menuju kamar mandi.

Tifani berdesah mendengar jawaban malas anaknya dan sekarang beralih pada Kimi. "Kimi bawa baju ganti?" tanya Tifani

"Ngak ma.." jawab Kimi pada Tifani yang sudah dianggapnya sebagai mamanya sendiri semenjak SD.

"Hmm.. Kamu mandi aja dulu. Nanti, kalau udah selesai ambil baju ganti di lemari Kemala. Kalau mukenanya nanti mama yang kasi. Oke?" kata Tifani

"Oke ma. Aku ngerepotin ya ma?" tanya Kimi.

"Ngak kok. Mama malah senang kamu nginep. Udah lama kamu ngak nginep lagi disini" jawab Tifani tersenyum.

"Ah mama.. Ya udah deh. Makasi ya ma" kata Kimi tersenyum.

Tifani mengangguk dan berjalan keluar dari kamar Kemala.

***

Author come back 🙋
Jangan lupa pencet bintang ya 😉

Sedekat Nadi Sejauh TakdirWhere stories live. Discover now