"Ribet banget sih lo!" ketus Milano

"Lo ngapain bawa-bawa gue? Gue kan udah bilang, kalo gue mau ke toko buku!" Kemala balas membentak

"Nanti gue antar! Sekarang lo ikut aja sama gue! Ngerti lo?!" kata Milano membulatkan matanya

"Gue ngak mau! Lo kira gue apa-an? Lo mainin se-enaknya kayak gini! Hah?!" kata Kemala menghentakkan tangannya membuat genggaman Milano di tangannya terlepas. "Cowok brengsek!" kata Kemala pada pemilik sepasang mata coklat yang saat ini menatap tajam padanya

"Lo dengar ya! Satu. Gue ngak ada niat buat mainin lo! Dua. Gue ngak suka sama lo dari sudut pandang manapun! Jadi, lo jangan ke ge-er-an. Oke!" kata Milano membungkuk mensejajarkan matanya dengan mata Kemala yang lebih pendek darinya.

Kemala balas menatap tajam mata itu. "Oke! Sekarang lo juga harus dengarin gue! Satu. Gue ngak suka sama lo dari sudut pandang manapun! Dua. Gue ngak mau lo tarik-tarik kayak tadi! Jadi, lo jangan berharap kalo gue mau nurutin kemauan lo. Oke!" kata Kemala meniru intonasi bicara Milano tadi dan berjalan cepat menjauh dari Milano.

Milano setengah berlari untuk mencegah Kemala pergi dan berdiri di hadapan Kemala setelah berhasil mendahului langkah Kemala.

"Oke. Kali ini lo yang menang!" kata Milano yang tidak dibalas apa-apa oleh Kemala

Kemala membalikkan badan berniat merubah arah jalannya. Tak disangka-sangka sekarang Milano memutar dan menarik tubuh Kemala ke dalam dekapannya. Milano mendekap erat Kemala dan Kemala menikmati kehangatan yang ia dapat dari tubuh Milano yang saat ini sedang mengurung dirinya. Erat dan dalam.

Mereka berpelukan beberapa detik yang kemudian disadarkan oleh suara jeritan orang-orang yang melihatnya.

"Kak Milano!"
"Wah parah tuh!"
"Apaan?"
"Lo liat tuh si Milano!"
"Dia pelukan sama siapa tuh?"
"Beruntung banget tuh cewek!"
"Aaa.. Gue juga mau dong dipeluk!"

Milano dan Kemala sama-sama melepas pelukannya. Milano menarik tangan Kemala menjauh dari orang-orang tadi.

Setelah lumayan jauh, Kemala melepaskan tangannya dari genggaman Milano dan berlari menuju gerbang sekolah.

Milano yang merasa bersalah berlari menuju lapangan parkir untuk mengambil motornya.

"Lo mau kemana?" tanya Boby

"Eh.. Lo pergi berdua aja ya! Gue ada urusan yang harus diselesaikan sekarang juga." kata Milano terburu-buru dan meluncurkan motornya membelah kerumunan cewek-cewek centil yang saat ini mengekorinya.

Boby geleng Kepala melihat karibnya.

Sifa dan Kimi yang bersiap-siap untuk membuntuti dua pasang kekasih itu sekarang sama-sama mengernyitkan kening mereka karna tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kenapa tuh kak Milano?" tanya Sifa bingung

"Mana gue tau. Sejak tadi gue kan disini sama lo!" jawab Kimi

"Kemala-nya mana?" tanya Sifa lagi. Karena ia tidak melihat batang hidung Kemala sejak tadi

"Hrrgh! Mana gue tau. Goblok!" geram Kimi

"Yang nanya sama lo siapa, tolol?!" ketus Sifa

"Kalo lo ngak nanya gue. Trus, lo nanya sama siapa? Pohon?" cerocos Kimi tidak terima dengan perkataan Sifa

"Dasar bule Oon!" kata Sifa menggidikkan bahunya. "Mending kita buntutin aja tuh kak Milano" lanjutnya

"Oke!" jawab Kimi mantap

Sifa dan Kimi sekarang mengikuti Milano yang berjarak beberapa meter di depan mereka. Mereka memata-mata-i Milano dengan kaca helm yang tertutup agar tidak ketahuan. Samar-samar terdengar percakapan Milano dan Kemala.

"Bentar dong!" kata Milano

"Apa-an sih lo! Berisik banget jadi manusia!" ketus Kemala

"Cepat naik! Biar gue yang ngantar lo!" perintah Milano

"Gue bisa jalan sendiri. Ngak butuh diantar sama lo!" jawab Kemala memutar matanya malas

"Tadi gue kan udah bilang mau ngantarin lo" kata Milano yang masih mensejajarkan motornya dengan langkah Kemala

"Bodo amat!" jawab Kemala ketus

"Lo jadi cewek kenapa jutek banget sih!" kata Milano

Kemala tidak mengacuhkannya dan terus berjalan, menatap lurus kedepan.

Milano menepikan motornya, lalu berlari kecil mengejar Kemala. Ia menarik tangan Kemala agar berhenti.

"Ngapain sih lo!" bentak Kemala

"Lo harus ikut gue!" Milano menarik Kemala

"Gue ngak mau!" pekik Kemala

Milano terus menarik Kemala menuju motornya. "Jangan ngelawan!" katanya memperingati Kemala

"Lepasin tangan gue!" kata Kemala tidak mengacuhkan Milano

"Naik!" perintah Milano

"Gue bilang 'ngak perlu!' Lo kenapa sih?!" jawab Kemala tidak mematuhi perintah Milano

"Naik gue bilang!" kata Milano menunjuk motornya

"Huuh!" desah Kemala

"Naik atau gue gendong!" ancam Milano

"Oke! Oke!" jawab Kemala malas

"Ternyata lo takut gue gendong ya?" kata Milano tersenyum geli melihat Kemala yang bergidik

"Bacot lo!" gerutu Kemala

Milano terkekeh dan menaiki motornya. "Buruan naik!" perintahnya pada Kemala

"Cerewet banget jadi cowok!" gerutu Kemala sambil menaiki motor Milano

***

>>Jangan lupa vote ya guys!!😉
>>Komentarnya juga ya!

Sedekat Nadi Sejauh TakdirWhere stories live. Discover now