Tiga : Apalah (Arti Menunggu)

2K 129 1
                                    

'Namun ku rasa cukup ku menunggu'

Garnet POV

"Aku kangen" ucap kakang

Heiii aku ga salah dengar kan?! Kangen? Kangen sama aku maksudnya? Eeh jangan berpikir yang membuatmu kegeeran Net! Ingaat rencana yang sudah kamu susun dengan Zea!

Aku mengerutkan keningku "Kangen?" ucapku datar

"Iya kangen makan di Che.co hehehe"

Tuh kan apa aku bilang! Pokoknya kalau sama kakang mah ga boleh GR! Ga boleh baper!

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum, senyum kecut menurutku.

"Terus kenapa ga ajak pacar kakang aja?"

Aku melihat wajah kakang jadi kaku, kikuk dan tak terbaca raut apa yang dia tunjukkan.

"Parkirannya penuh nih..." ucap kakang

Seperti biasa dia mengalihkan pembicaraan. Aku tidak menanggapi ucapannya, biarin aja kakang sibuk sendiri.

Lunch yang kesorean menurutku! Ga ada yang spesial karena aku juga ga begitu selera makan, apalagi melihat kakang saat ini terlihat datar saja.

Hanya obrolan kecil yang ga penting saat makan tadi karena aku menjawabnya singkat dan asal tapi kakang menanggapinya dengan senyuman.

Aku yakin dia sadar perubahan sikapku dalam 2 minggu ini kepadanya. Aku sedikit kaget juga saat tadi melihat kakang sudah berada di tempat fotokopi. Masalahnya selama 2 minggu ini aku berusaha untuk tidak bertemu dengannya dan menghindarinya.

"Net, besok mau nonton ga?" ajak kakang saat berada di dalam mobil

"Ga bisa janji kang" ucapku dingin padahal hati sudah berbunga saat kakang ngajak nonton pertama

"Kita nonton berdua"

"Loh, tumben?"

"Hmm lagi ingin nonton aja berdua sama kamu"

Ingaat Net, jangan nunjukin perasaan lebay kamu harus jaga image!

"Aku ga bisa janji ya kang" jawabku datar

Aku lihat raut wajah kecewanya, kasihan tapi aku harus ikutin rencana yang sudah Zea susun untukku.

Selama perjalanan hanya ada suara cuap-cuap penyiar dari radio yang menemani kemacetan daerah Jatinangor menuju Bandung.

"Kita dengerin aja ya lagu dari Raisa apalah arti menunggu request dari Loli yang katanya lagi galau abis"

Jleb banget ga tuh!

Aku melirik ke arah kakang yang wajahnya sudah memucat.

"Lagu aku banget nih!"

~~~

Ory POV

Gila! Ada apa dengan Garnet? Kenapa dia berubah? 2 minggu ini dia jelas menghindariku setelah aku menolaknya di depan Tici dan Gemi, aku sengaja menjemputnya mengajak dia untuk makan siang tapi tetap tidak merubah Garnet kembali seperti Garnet yang aku kenal.

Tapi kenapa aku uring-uringan seperti ini? Toh aku hanya menganggap Garnet sebagai adikku, sama seperti Zea dan Tici.

Rasanya dunia sedang bicara bahwa Garnet mulai mundur melepaskanku saat dia bilang "Lagu aku banget ini" pas lagu raisa- apalah arti menunggu terdengar dari radio.

Aku meliriknya tanpa berkomentar tentang yang dia ucapkan sebelumnya. Mungkin Garnet bisa melihat bagaimana pucatnya aku karena aku merasa jari tanganku dingin saking tegangnya.

The Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang