Delapan : Bunga Terakhir

1.8K 114 1
                                    

'Berakhir lewat bunga, seluruh cintaku untuknya'

Garnet POV

"Lepaskan!" ucapku sambil menghentakan tanganku yang sejak tadi ditariknya

Dia tidak menggubris perintahku, aku menghentikan langkahku dan akhirnya dia berbalik padaku. Masih tetap memegang tangan kananku.

"Apa yang mau kakang lakukan?" tanyaku menatapnya

Ya...dia adalah pria yang sangat aku cintai. Pria ketiga setelah Pap dan Mas Galang yang selalu menghiasi kehidupanku.

Dia mengusap wajahnya tampak frustasi. Aku sendiri bingung tiba-tiba dia sudah berada didepan mobilku yang terparkir di RSGM. Awalnya aku mengacuhkannya, aku melewatinya tanpa menyapa tapi tiba-tiba saja kakang langsung menarik tanganku saat aku akan membuka pintu kemudi mobilku.

Jangan tanya kemana Bian...hari ini dia mulai kuliah program masternya. Dan sepertinya kakang tau tentang keberadaan Bian sehingga dia berani datang ke tempat praktekku.

Sejak aku ditarik olehnya, dia sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Jadi aku berusaha menolak tarikannya tapi gagal hingga akhirnya aku menghentikan langkahku.

Nafasku tersengal karena menahan emosiku, entahlah ini emosi marah atau rindu. Jujur saja, aku sangat merindukannya.

Kakang memegang kedua pundakku, bola mata hitam itu menatapku intens "Aku merindukanmu" ucapnya lirih lalu menarikku kedalam pelukannya.

Aku juga! Jawabku dalam hati, aku bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak begitu cepat dan menghirup wangi tubuhnya. Ku rasakan ada ciuman di kepalaku dan belaian lembut pada rambutku dan turun pada punggungku.

Sudah hampir 2 bulan ini aku tidak bertemu dengannya. Yang aku tau dari Zea, kakang mengikuti pelatihan untuk kenaikan pangkatnya di luar Bandung.

Kakang melepaskan pelukannya padaku, aku kembali memasang wajah datarku. Dia memegang kedua pundakku dan kembali menatap mataku. Rahangnya kini ditumbuhi bulu halus yang menurutku membuatnya lebih maskulin dan aku menyukainya.

"Ikut aku!" perintahnya kemudian menarikku tanpa mendengar jawabanku dulu

Kakang membawaku menuju mobilnya yang terparkir di luar area RSGM, membukakan pintu penumpang untukku. Tangannya memegang lembut kepalaku agar tidak terbentur, kemudian dia berputar masuk ke dalam mobil.

Memasangkan seatbelt untukku dan dirinya, kemudian mengemudikan mobilnya keluar dari daerah Sekeloa. Untungnya aku tidak ada praktek lagi jadi saat ini aku tidak perlu kembali...

"Mobilku masih di parkiran" ucapku panik

"Zea nanti yang bawa" jawabnya sambil melihat iphonenya yang aku yakini dia sedang akan menelpon Zea.

Aku langsung merebut iphonenya dan mematikan sambungan teleponnya dengan Zea "Ga usah main handphone, aku saja yang telpon Zea!" perintahku kemudian mengeluarkan iphoneku.

Aku langsung menghubungi Zea dari iphoneku "Hallo" ucap Zea

"Ze, mobil gue ada di RSGM...lo bisa bawa mobil gue ga?" ucapku to the point

"Emang lo kemana?"

"Gue di culik..." tiba-tiba saja iphoneku direbut oleh kakang

"Aku ada urusan sama Garnet. Kamu urus mobilnya!" perintahnya dingin dan detik berikutnya mematikan iphoneku

"Itu..." protesku saat melihat iphoneku dimatikan dan kemudian dia langsung melemparkan iphoneku ke bangku belakang

"Apa yang kakang lakukan?!" protesku dengan mata membulat sempurna karena kaget melihat sikapnya.

The Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang