Satu : Bahasa Kalbu

4K 152 2
                                    

'Dan aku akan mengiringi, bersama disetiap langkahmu'

Garnet POV

Seperti pagi sebelumnya aku sudah berada di dalam rumah sebelah, tetanggaku yang nantinya akan menjadi rumah iparku. Ya karena mas Galang di jodohkan dengan Zea, sahabat dan calon kakak iparku nantinya.

"Hai cantik, ayo sarapan bareng" ajak Bubun

"Udah bun" jawabku

"Sini cantik, Zea baru selesai sarapan tadi katanya mau siapin dulu bahan apalah gitu" bubun merangkulku untuk duduk menunggu Zea di ruang makan

Aku duduk disamping kakang yang masih asik mengunyah sarapannya sambil memperhatikan iphone yang berada di samping piringnya.

Sepertinya dia sedang membaca berita karena layarnya penuh dengan tulisan.

"Hai Net" sapanya "Ayo sarapan dulu" ajaknya setelah aku duduk 5 menit disampingnya

"Telat kakang! Tadi bubun udah nawarin sarapan juga sama Garnet! Atuh da meni fokus kana hape, aya nu geulis di gigireun di anteupkeun!" sewot bubun khas logat sundanya

"Ini bun, ada berita pegawai pajak kena korupsi jadi fokus baca berita" kakang menjawab sambil nyengir

"Net, lo udah sarapan?" tanya Zea yang sedang menuruni tangga

Aku hanya mengangguk "Udah beres Ze?"

"Udah, ayo cuss"

~~~

"Garnet" panggil suara bass pria yang sudah aku kenal

Aku menoleh ke arahnya "Kenapa Bi?"

Ini Fabian, cowok paling populer di kampus, ketua BEM.

"Ayo aku antar pulang" ajaknya

"Sorry Bi, aku pulang bareng sama Zea"

"Ooh" terdengar kecewa saat mengatakanya

"Maaf ya Bi" aku kembali minta maaf

"No problem Net, tapi besok aku jemput ya ke rumah? Please..." pinta Fabian memelas

Ya ampun, ini cowok masih aja maksa buat deketin aku padahal aku udah jelas banget ga tertarik sama dia.

"Aku kan berangkat bareng Zea"

"Ga apa-apa, kalian ga usah bawa mobil. Aku yang antar jemput kalian besok, yaa..."

"Aku ga janji ya Bi..."

"Ayolah Net, ini adalah penolakan kamu yang ke 100...nih lihat" Fabian menunjukkan layar iphone, kalender dengan tanda silang di tanggalnya.

Oh my god! Seriusan dia ngitungin dong berapa kali aku nolak dia, agak lebay menurutku.

"Aku ga janji ya Bi, tapi aku mau bilang sama Zea dulu" ucapku datar

"Ok, nanti aku tunggu kabarnya ya Net...bye Garnet" Fabian berlalu meninggalkanku

Tin Tin

Suara klakson mobil yang dari tadi aku tunggu, Zea keluar dari dalam mobilku. Walaupun itu mobilku, aku sepakat dengan Zea untuk merawat bersama. Hari ini tugas Zea untuk membawa si brio ke bengkel sekalian di mandiin juga.

"Our brio udah ganteng kan?" ucap Zea sambil nyengir

Aku mengangguk sambil tersenyum, berjalan masuk ke dalam pintu kemudi mobil dan Zea duduk di sebelahku.

"Ze, tadi si Bian minta besok ngejemput gue dan lo lagi...."

"Hmm" jawabnya datar

"Gimana dong? Lo mau ya?"

The Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang