Sembilan : Cinta Datang Terlambat

1.9K 113 0
                                    

"Mungkin memang kucinta"

Ory POV

Aku mengajaknya ke cafe yang ada di luar kompleks rumah, tidak jauh dari rumah. Fabian, pria yang sangat mencintai dan bahkan terobsesi oleh Garnet sedang berada dihadapanku saat ini.

"Jadi apa yang bisa kita bicarakan disini?" tanyaku

"Garnet. Hanya itu yang akan dan selalu menjadi bahan pembicaraan kita berdua kang"

"The first, sorry...gue hanya bisa bilang itu sama lo"

"Dan maaf, gue masih belum bisa terima maaf kakang" ucapnya tegas sambil menatapaku

Wow pangeran berkuda putih ini sudah menunjukkan sisi devilnya. Astaga, aku ga sadar bahwa aku sendiri yang membangkitkan aura panas ini.

"Jadi mau lo gimana?"

"Jauhin Garnet!"

"And the last, sorry...gue ga bisa!"

"Jangan egois kang! Gue ada dari awal saat kakang menolak dia mentah-mentah, sekarang ketika gue sedang berjuang tapi kakang datang menghancurkan semua mimpi gue dengan dia"

"Lo juga mesti tau Fabian, dari awal mimpi dia hanya ada gue bukan sama lo jadi lo juga jangan egois dong maksain kehendak lo sama dia"

"Tapi gue yang akhirnya melamar dia duluan dan kakang harusnya tidak pernah berubah untuk memilihnya. Biarkan gue yang akan membuatnya bahagia, gue mohon kang" ucapnye menggebu penuh emosi

"Bukan masalah siapa yang melamar dia lebih dulu atau siapa yang mencintai lebih dulu, ini masalah siapa yang akan dia pilih akhirnya. Gue tau posisi gue saat ni salah saat gue tiba-tiba seenaknya masuk dalam hubungan lo dan dia, tapi itu memang posisi gue"

Fabian menghela napas panjang, dia menyenderkan tubuhnya ke kursi yang dia dudukki. Aku sendiri bingung harus bagaimana.

"Gue hanya masih belum bisa menyerah kang. Gue masih akan tetap berjuang hingga gue sadar mungkin dari mimpi ini!"

"Lo mesti tau juga Bian, pertarungan ini belum mutlak gue yang menang"

"Maksud kakang?"

Aku yang menghela napas panjang sekarang "Lo mungkin hanya akan berjuang untuk 1 orang, Garnet. Tapi gue...gue harus berjuang untuk meyakinkan kedua orang tua Garnet, Galang dan Gemi. Belum lagi nyokap dan bokap gue, Zea dan Tici yang belum tentu mereka setuju gue dan Garnet bersama...so kita sama-sama berjuang boy!"

"Jadi selama bendera kuning belum berkibar...gue, lo dan bahkan cowok lain diluar sana masih ada kesempatan untuk bermimpi bersama Garnet"

"Ko bendera kuning sih? Janur kuning kali kang?!"

"Bego lo! Kalo janur kuning mah pas lagi mau akad masih bisa diculik tapi kalo udah bendera kuning..."

"Hahahaha....i see!"

"So...gue ga akan memonopoli Garnet sendiri, biarkan dia memilih sendiri mana yang terbaik buat dia. Cinta datang terlambat sama gue, gue tau itu tapi bukan berarti gue akan terlambat juga untuk berjuang. Gue udah bukan abege kaya lo, gue udah dewasa jadi gue pikir lo ngerti dengan ucapan gue sekarang ini"

"Sampai dia wisuda, gue minta sampai dia wisuda kang"

"Ok" aku mengulurkan tanganku dan Fabian menjabat tanganku

~~~

Garnet POV

"Lo tau kalo lo itu ga cocok banget sama Ian!" ucap Bianca, the most woman in campus kata orang, aku sih ga peduli tentang itu yang aku peduliin adalah dia teman satu fakultasku dan sekarang aku sedang dikelilingi oleh mereka -geng Bianca- di dalam kelas ini.

The Ending (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang