*jihoon pov*
Aku berjalan berdampingan dengan gadis ini lagi
Seperti janjinya pada ibuku bahwa ia akan menjagaku.
Aku memang merasa sangat lemah karena situasi ini, tapi entah mengapa ada sesuatu yang lain
Dan anehnya, sekarang ia hanya diam.
Aku adalah salah satu orang pencinta keheningan, tetapi melihat gadis disebelahku ini hanya diam saja, membuatku heran.
Biasanya ia akan mengeluarkan suara aneh seperti, waw, astaga, daebak, hah?, dan sebagainya.
Saat ini ia hanya diam. Bibirnya terkunci, hanya napasnya yang terdengar.
Ini memang aneh, tetapi aku tidak tahan,
"Memikirkan siswa populer?" Tanya ku
Aku mengutuk diriku sendiri karena menyuarakan kalimat barusan.
Sejak kapan seorang Jihoon peduli dengan orang lain?
"Memikirkanmu" jawabnya singkat
Deg!
Aku berhenti melangkah.
Memikirkan aku?
Rasanya jantungku kembali berdetak tak karuan lagi.
Ia menyadari kalau aku tidak lagi disebelahnya, ia menoleh kebelakang mencariku.
"Kenapa kau berhenti?" Tanya nya
"Kenapa kau memikirkan aku?" Tanyaku
Ia menggigit bibirnya dan menatapku.
"Apa kita harus membicarakan nya di trotoar seperti ini?" Tanya nya
"Apa peduli mereka?" Tanya ku
Ia hanya diam dan melihat kesekeliling
"Lupakanlah. Aku tau kau tidak mau" kataku
Greb!
Ia menahan tangan ku
"Tunggu sebentar, aku hanya mencari kursi" katanya
"Dihalte depan" aku menyarankan sebuah tempat.
Ia hanya mengikutiku berjalan disampingku.
Kami berdua duduk di halte
Hening.
Ia seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi agak sedikit ragu.
"Ji-jihoon.." ia terbata-bata
Dan kemudian ia diam lagi.
Ia menghela napas berat berkali-kali.
"Kalau tidak mau tidak perlu dipaksa" aku keluar dari halte, meninggalkan nya sendirian.
Aku tau mungkin itu sesuatu yang berat untuk dikatakan.
Lagipula aku bukan tipe pemaksa.
Aku mendengar langkah kaki nya mengejarku.
"Maaf" katanya pelan, tetapi aku dapat mendengarnya dengan jelas.
Aku terus berjalan tanpa memperdulikan nya.
Ada sedikit kekecewaan yang tidak jelas datang menghampiriku.
Kami kembali sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
***
*you pov*Aku menemani jihoon pulang kerumah dan membuatkan nya makan siang.
Sejujurnya aku ingin bertanya sesuatu padanya tetapi aku ragu dan bingung bagaimana cara bertanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just "Best" Friend
Подростковая литератураJihoon x You Saat laki-laki dingin itu patah tangan