*Author Pov*
Jihoon baru saja keluar dari kamar madi saat ponselnya berdering
"halo bu... apa?... baiklah, aku akan segera kesana" jihoon terlihat panik dan menggunakan baju nya dengan cepat.
"ahjussi!!" panggil jihoon
"tuan? ada apa?" tanya supir ahjussi yang baru saja selesai mencuci piring
"kakek, masuk rumah sakit, kita harus segera pergi" kata jihoon
"baiklah tuan"
kemudian, mobil jihoon melaju dengan cepat menuju tempat yanng diberitahu ibu jihoon.
sesampainya disana, semua keluarga sedang berkumpul
"bagaimana kabar kakek?" tanya jihoon
"kritis" kata yoongi
"mengapa bbisa seperti ini?" tanya jihoon
"kakek tidak sadarkan diri setelah makan" kata ibu
ibu tampak sedih, sementara itu, dari luar dan dalam ruangan hanya dipisahkan oleh jendela bening yang menanmpilkan perjuangan dr. Yeol menyelamatkan nyaawa ayahnya.
jihoon menghela napas.
"jihoon, ikut aku" kata yoongi
mereka berdua pergi ke suatu tempat, dimana tidak ada orang.
"dengar" kata yoongi sambil duduk disalah satu kursi
jihoon hanya ikut dan mendengarkan
"mau tidak mau kau harus terjun ke dunia ini" kata yoongi
"kau tau kalau aku.."
"aku tau, kau juga tidak bermiat dalam bidang ini. sama sekali. tetapi ini yang harus kita lakukan" kata yoongi dengan tatapan kosong.
yoongi memnag bisa dinamis dengan keadaan, tetapi, hal yang ia cintai adalah huk
um, bukan bisnis.
"ku dengar ada guru baru disekolahmu. kau bisa membahas masalah perusahaan dengan nya"
"kris wu?"
yoongi mengangguk, "saat nya kau bergabung dalam dunia ini jihoon. ini memang berat, tetapi harus. kau juga memiliki minghao dan mingyu. mungkin kehidupan mu tidak lama lagi akan seperti mereka"
yoongi mneghela napas panjang seolah beban itu berat
"mungkin kau akan kehilangan momen kebersamaan mu dengan nya. tapi sekarang, kakek butuh bantuan kita" kata yoongi.
dia berdiri.
jihon hanya melihat bahu yoongi.
bahkan jihoon dapat erasakan bahwa bahu itu sangat berat.
.
.
*jihoon pov*
aku hanya duduk diruangan kakek.
melihatnya tidak berdaya membuat ku benar benar harus mengikuti alur keluarga ini
"apa kakek beginni gara-gara aku?" tanya ku pada dr. Yeol
"tidak, bisnisnya sedang mengalami sedikit masalah, mungkin dia hanya lelah" kata dr. Yeol menenangkan ku
"apa yang harus aku lakukan?" tanya ku
"apa maksudmu?" tanya ayahku
"unutk membantu"
"kau tidak perlu memlakukan nya jihoon" kata ayah baru ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Just "Best" Friend
Ficção AdolescenteJihoon x You Saat laki-laki dingin itu patah tangan