*jihoon pov*
Aku mendengar teriakan.
Suaranya seperti sangat familiar
Seperti suara ibu dan yoongi
Tetapi kan mereka dibusan
Mereka bilang akan kembali be....
Aku segera membuka mataku.
Yoongi dan ibu kembali hari ini.
Aku merasa lengan ku sangat berat, aku melihat wajah gadis itu
Ia membuka matanya, dan saat tatapan kami beradu,
"Aaaahhh" kami berdua berteriak
"Ke kena..kenapa kita.. di..."tanya nya gugup
Aku melihat ada 2 bayangan berdiri di dekat kami.
Ibu dan Yoongi.
"Ah, ibu, hyung, ini.. ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Percayalah padaku" kataku meyakinkan kedua nya.
Mereka berdua masih menatapku dengan tajam.
"Bibi.. aku.. aku bisa jel..."
"Hah, sudahlah, sebaiknya kalian mandi dan kesekolah" kata ibuku.
"Ta.. tapi ini..." aku menyambung
"Ibu maklum, kalian sudah besar, ibu rasa kalian belum melewati batas, iya kan yoongi?" Kata ibuku
"Setidaknya mereka masih berpakaian lengkap" jawab yoongi.
.
.
.Aku merasakan ada yang aneh dalam diriku.
Perasaan senang, dan bingung
Aku masih terpaku didepan cermin sampai akhirnya yoongi membuka pintu kamarku
"Masih memikir kan nya?" Tanya yoongi
"Apa?"
"Tidur bersama" jawab yoongi
"Ini tidak seperti yang ada dalam pikiranmu, hyung"
"Apa peduli ku? Wah aku cemburu sekali" kata yoongi
"Kenapa?"
Yoongi menghampiriku, "kau memang tampan, kau pintar, bahkan kemampuan bermusik mu diatas rata-rata" jawab yoongi
"Kau seperti anak yang innocent. Tetapi, siapa sangka, kau sangat dingin, kasar,tidak peduli, bahkan tidak menghargai wanita" sambung yoongi
"Apa peduli mu?" Aku sedang malas disalahkan oleh yoongi, dia baru saja kembali, dan langsung mengocehiku seperti ini?
Aku melangkah menuju pintu, aku ingin keluar, tumben sekali yoongi peduli, biasanya ia
"Hey, kau mau kemana? Aku belum menjawab" kata yoongi
"Aku menyukai (yn)" sambungnya tiba-tiba.
Langkah ku terhenti.
Benarkah?
"Terserah" jawabku singkat, kemudian keluar dari kamarku.
Aku berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.
Entah seperti ada yang mengganggu di pikiranku
Kata-kata yang diucapkan yoongi terngiang dikepalaku.
Setiap kali kalimat itu terputar, perasaan ku mendadak aneh.
Setibanya didapur, aku melihat gadis itu menyusun piring di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just "Best" Friend
Genç KurguJihoon x You Saat laki-laki dingin itu patah tangan