Mencari Perhatian (part.1)

998 114 15
                                    

*Jihoon Pov*

"Aku butuh bantuan mu" aku menghubungi Minghao kembali.

Aku rasa walaupun dia adalah teman dekat aku dan siswa populer itu, tetapi dia netral.

"Ah tidak, disekolah saja, aku tidak akan kemana-mana, kau kan tau sendiri kalau aku pergi, dia pasti mengekor padaku" kataku pada Minghao.

"Ya baiklah, kurasa ia tidak akan melakukan nya, karena ada kau yang menjaga ku"

"Baiklah, tutup telpon nya"

Aku menyusul gadis itu ke dapur.

Aku melihatnya sedang merebus sesuatu, baunya seperti... ayam.

Aku bergumam dalam hati

Bagaimana bisa ia menahan perasaan nya selama itu?

Dia benar-benar menyukaiku atau karena teman kaki panjangnya sudah menghilang?

Bagaimana kalau ia tau, mingyu adalah teman masa kecilnya?

Terlalu banyak yang aku pikirkan.

Sebagai seorang pria mungkin akan banyak yang menilaiku pengecut.

Tetapi, kehilangan nya untuk yang pertama kali saat itu sudah sangat menyakitkan, bahkan sangat menyakitkan untuk anak taman kanak-kanak.

Bagaimana bisa dia lebih memilih pergi bersama mingyu?

Padahal, aku sudah mengajak nya bermain bersama terlebih dahulu.

Sejak mingyu pindah kesekolah kami, dia selalu menghabiskan waktu bersama mingyu.

Bahkan saat pulang bersama, dia dan mingyu berjalan di depan, aku berjalan dibelakang.

Itu menyakitkan buatku. Sangat menyakitkan.

Aku tidak akan mengulangi penyakit konyol yang entah apa namanya itu untuk kedua kalinya.

Aku sibuk dengan pikiran pikiran aku,

Tiba-tiba ia melihatku berdiri di dekat bar, ia sedikit terkejut.

"Ah jihoon, kau sudah bangun?" Tanya nya dengan senyum ceria.

"Hm. Apa yoongi mengirimkan mu pesan?" Tanyaku padanya

"Pesan? Aku todak mendengar telpon ku berbunyi" ia mengambil ponsel nya di dekat bar.

"Astaga, pantas saja. Ponselku mati" katanya.

"Aku akan ke dokter malam ini" kataku

"Ah benarkah? Baiklah, aku akan bersiap, aku ambil bajuku dulu dirumah" katanya dengan muka yang sangat ceria.

Di detik berikutnya aku melihat matanya seperti habis mengeluarkan airmata, tetapi begitu aku melihat senyumnya, aku merasa seperti dia... bahagia.

Mungkin dia lega sudah mencurahkan perasaan nya, gumamku dalam hati

"Aku saja yang ambil" kataku

Dia terbatuk, sepertinya ia tersedak saliva nya sendiri.

"Ap..apa?" Tanya nya

"Aku hanya punya masalah dengan tangan kanan" kataku.

"Ah ji..jiho...jihoon, kau repot sekali, ak aku bisa, mengambilnya sendiri" katanya

"Tidak masalah, masak saja. Ada ibumu kan dirumah?"

"I-iya"

"Tentu saja aku hanya membawa baju. Jangan harap aku membawa makeup mu yang banyak, atau catokan mu"

Just "Best" FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang