Ihihi Guys! Seneng deh mau nulis part ini, apalagi nulisnya pas selesai nonton Hary Potter and the Prisoner of Azkaban :) Bacanya yang semangat yah Guys!
Happy Reading Guys!
#########
"Accio Pen!" kata gadis itu. Pulpen itu melayang dari seberang ruangan dan dia menangkap pulpen itu. Dia menggunakan mantra pemanggil itu kebeberapa barang lain dalam ruangan itu. Lalu, dia menunggu lima menit, siapa tahu ada yang terjadi. Tak ada, maka dengan berani gadis itu mengacungkan tongkat sihirnya ke vas bunga dijendela. "Reducto!" katanya.
Vas itu pecah, tak lama pintu kamarnya terbuka dan kepala bibinya : Petunia muncul. Dia terlihat kaget melihat keadaan kamar yang sudah seperti kapal pecah itu. "Ya ampun! Kenapa bisa begini ?" kata bibi Petunia "Er... aku sedang mencari sesuatu." kata Melody Potter langsung berbohong. "Gila benar! Bereskan!" bentak bibi Petunia. "Okay." kata Melody.
Kamar itu memang sangat berantakan, semua barang ada ditempat dimana seharusnya itu tidak disana. Melody menghela nafas.
Bibi Petunia menutup pintu lalu pergi. Melody sekarang sudah tinggal bersama keluarga Dursley. Kalau bukan karena terpaksa mungkin keluarga Dursley tidak akan menerimanya dirumah ini. Melody tidur dikamar tamu, biasanya digunakan oleh Marge, adik paman Vernon. Kalau bukan karena Dumbledore mengirimkan surat kekeluarga ini mungkin Melody akan kembali ke panti asuhannya.
Melody membereskan kamarnya tanpa sihir, dia sedang menunggu, siapa tahu ada burung hantu terbang kemari membawa surat dari kementrian. Melody sudah memeriksa tanggal, tepat dua hari lalu Harry ulang tahun, dan tepat hari ini Melody sudah bisa menggunakan kekuatan sihirnya. 'Sepuluh menit kemudian, tak ada satu burung hantu pun.
Melody nyegir, dia terbang tanpa sapu sambil bersorak. "Yuhuu~!" jeritnya. Pintu terbuka dan Melody mendarat. Kali ini kakaknya, Harry Potter. "Melody ada apa ?" tanyanya khawatir "Tidak, hanya..... sedang senang saja." kata Melody "Oh, ayo turun. Kita makan siang, kelihatannya paman Vernon akan mengumumkan sesuatu yang penting." kata Harry malas. Melody tertawa, lalu turun dari atas kasurnya dan mengikuti Harry kebawah.
Disana, seluruh keluarga Dursley sudah duduk mengelilingi meja makan. Melody dan Harry juga duduk dikursi mereka. "Ada hal penting." kata paman Vernon lebih pada istri dan anaknya "Marge akan kemari. Liburan." kata paman Vernon, mendengarnya Harry sampai tersedak. "Bibi Marge ? Bibi Marge yang itu ?" kata Harry, yah meskipun Melody dan Harry adalah keponakan paman Vernon, bukan artinya mereka harus memanggil Marge dengan sebutan bibi, mereka tak punya hubungan keluarga dekat.
"Yeah, dan kau." kata paman Vernon pada Melody "Kau akan tidur dengan kakakmu selama Marge disini." Melody menganga, dia baru saja mendapatkan kamarnya selama sebulan dan sekarang harus meninggalkannya. "Tapi-" kata Melody "Tidak ada tapi - tapian. Bereskan barangmu malam ini, aku akan mengangkut kasur lipat untukmu. Marge datang besok." kata paman Vernon "Tapi..." kata Harry.
Melody bisa membaca jalan pikiran Harry, dia akan membuat perjanjian dengan paman Vernon "Kami akan menuruti kemauan paman kalau paman menanda tangani suratku." kata Harry "Aku akan menanda tangani omong kosongmu kalau kalian berkata pada Marge bahwa kalian selama ini bersekolah di Pusat Penampungan anak - anak nakal ST Brutus. Kalian juga harus bersikap normal selama dia disini" kata paman Vernon agak panik.
"Yeah, kalau dia juga bersikap normal pada kami." protes Melody. Paman Vernon tak mengindahkan perkataan Melody dia sibuk dengan pikirannya, dengan otaknya yang hanya sebedar bola tennis meja.
#######
"Buka pintunya!" Harry membukakan pintu. Marge masuk, dia adalah seorang wanita gemuk yang luar bisa mirip paman Vernon, bahkan dia berkumis. Marge menyodorkan payung pada Harry, Harry mengambilnya lalu meletakkanya dipinggir. "Ini, bawakan keatas." katanya pada Harry. Harry pergi keatas dengan tas Marge.