Hallo reader ^^
Maaf udah lama banget nggak nge-post :)
Happy Reading
-oOo-
~#> Dumbledore, Snape, dan Fudge masuk sambil berdebat hebat tentang Sirius. Dengan cepat Harry dan Hermione bangkit lalu ikut berdebat. Melody tak mau ikut campur, dia masih shock dengan mimpi tadi. Dia melirik kedepan, ada Liana dan Ginny masih pingsan dan Ron yang kakinya diperban.
Snape dan Fudge keluar "Profesor, Black tidak bohong--kami melihat Pettigrew..."
"...Dia kabur ketika Profesor Lupin berubah menjadi serigala..."
"...Dia tikus..."
"...Kaki depan Pettigrew, maksud saya jarinya, dia memotongnya..."
"...Pettigrew-lah yang menyerang Ron, bukan Sirius..."
Harry dan Hermione membanjiri Dumbledore dengan penjelasan yang membuat Melody mual. Dumbledore mengangkat tangannya menyuruh mereka diam, dan Melody bersyukur karenanya karena dia sedang tak bisa berpikir.
"Tidak ada yang bisa membuktikan cerita dan kesaksian Black kecuali perkataan kalian--dan perkataan dua penyihir berusia tiga belas tahun tidak akan meyakinkan siapa pun." kata Dumbldore. "Tapi mereka tak bohong Profesor." kata Melody pada akhirnya, berbicara dengan tatapan kosong kearah langit - langit.
Awalnya Dumbledore mengikuti pandangannya lalu menatap matanya "Sadarlah nak." katanya menepuk lengan Melody. Melody tersentak kaget lalu menatap mata biru Dumbledore, dan Dumbledore sedang tersenyum padanya.
"Mereka tak bohong. Aku melihatnya, kalau anda semua mau, kita bisa pergi melihatnya pakai time turner." kata Melody serius. "Dan, Profesor Lupin tahu semuanya.." kata Harry "Tapi saat ini profesor Lupin sedang jauh ditengah hutan, kalau pun kita menunggunya jadi manusia, itu sudah terlambat karena nasib Sirius sudah jauh lebih parah dari mati. Apalagi kesaksian seorang manusia serigala tak akan diterima dengan baik mengingat mereka tak begitu disukai." kata Dumbledore.
"Tapi..." kata Harry tak puas "Dengarkan aku Harry. Sudah sangat terlambat kau mengerti ? Kau harus menyadari bahwa versi profesor Snape lebih meyakinkan dari pada versi kalian." kata Dumbledore "Tapi anda mempercayai kami." kata Melody bangkit dan duduk. "Ya, aku percaya." kata Dumbledore.
Harry dan Hermione memasang wajah muram, tapi Melody tersenyum miring tak tahu kenapa, dia merasa masih ada jalan, mengingat dia baru saja mengatakan kata kuncinya. "Yang kita perlukan." kata Dumbledore, matanya beralih dari Harry, Melody, ke Hermione. "adalah lebih banyak waktu."
"Tapi..." Hermione mendadak berhenti, matanya melebar "OH!" katanya, dia melirik Melody yang tersenyum lebar padanya sementara Harry kebingungan. "Sekarang dengarkan baik - baik." kata Dumbledore, mereka mendekati ranjang Melody "Sirius dikurung dalam kantor Profesor Flitwick dilantai tujuh. Jendela ketiga belas dari sebelah kanan Menara Barat. Jika semua berjalan lancar, kalian akan bisa menyelamatkan lebih dari satu nyawa tak bersalah malam ini. Tetapi, kalian bertiga ingat ini. Kalian tak boleh terlihat. Miss Granger, Miss Potter kalian tahu peraturannya--kalian tahu apa taruhannya...jangan...sampai...kalian...kelihatan." Melody dan Hermione mengangguk.
"Dan, Melody... Disini, kau harus menutup kekuatanmu, resiko besar jika digunakan, kau tahu maksudku." kata Dumbledore. "Saya tahu Profesor..." kata Melody sambil turun dari ranjangnya. Dumbledore berbalik dan menoleh kepada mereka ketika mencapai pintu. "Aku akan mengunci kalian bertiga. Sekarang..." dia melihat arlojinya, "Lima menit sebelum tengah malam, Miss Granger, tiga kali putaran sudah cukup. Semoga berhasil."