Loving you was easy. Your love captured my heart
You were always pleasing. Till you tore us apart
-Three Way Love Affair-"Barusan Kakak ngomong apa?!" Cewek itu bangkit dari duduk sambil menggebrak meja. Dia mendengar dengan jelas apa yang diucapkan cowok itu tapi dia tidak ingin mempercayainya.
Cowok itu menarik napas panjang, "Nggak usah lebay. Dari awal kamu tahu kalau kita nggak serius, kan? Kamu itu cuma selingkuhan."
Ucapannya sukses membuat sebuah tamparan mendarat di pipinya. Tamparan itu berasal dari cewek yang berdiri di hadapannya. Seketika pipinya perih tapi itu tidak membuat ekspresi wajahnya berubah. Ada yang lebih mengejutkannya dibandingkan tamparan itu, ekspresi mantan selingkuhannya. Sejak mereka saling kenal, ini kali pertama cewek itu menunjukkan ekspresi seperti ini. Ekspresi yang sukses membuat rasa bersalah hadir. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Pacarnya mulai curiga dan dia tidak ingin kehilangan. Pacarnya terlalu sempurna untuk dilepaskan.
"Aku harap kamu ngerti dan..." kalimat itu tidak pernah selesai karena tiba-tiba gadis itu menyiramkan sebotol air mineral ke kepalanya. Kemudian ia berlari menjauh dari meja food court yang mereka duduki.
Cowok yang selama beberapa bulan ini menjadi sumber kebahagiaan berhasil melukai hatinya. Tidak hanya itu, cowok itu juga menghancurkan harga dirinya. Ternyata benar, Loving is giving someone the power to destroy you...but trusting them not to.
Tanpa memedulikan matanya yang perih karena menahan tangis dan pipi yang memanas dia terus berlari menjauh. Saat ini dia tidak peduli dengan apapun selain menjauh secepat mungkin. Dia bahkan tidak peduli kalau saat ini sedang mengenakan high heels, sebenarnya hanya kitten heels sandals, berhubung dia tidak pernah mengenakan high heels, hak setinggi 3 cm bisa dikatakan cukup tinggi terlebih ketika dia memaksakan diri untuk berlari. Dia tidak ingin mempermalukan diri lebih dari apa yang sudah dilakukannya selama beberapa bulan ini. Lebih dari apa yang sudah dilakukan cowok itu.
"Aw!" Tiba-tiba dia terjatuh. Kehilangan keseimbangan karena kakinya tidak menjejak dengan benar. Seketika dia meringis dan matanya berair tapi tentu saja bukan karena sakit yang meneyrang lutut melainkan karena kembali mengingat ucapan kakak kelasnya.
Selingkuhan. Kata itu terus bergema di kepalanya. Dia semakin membenci dirinya. Kenapa dia bisa sebodoh itu? Tapi bagaimana mungkin dia bisa menolak kakak kelasnya itu setelah berbagai pendekatan hingga dia terbiasa dengan perhatian yang diberikan. Ketika cowok itu menyatakan perasaannya apa yang bisa dilakukannya selain menerima sekalipun hanya posisi sebagai selingkuhan yang ditawarkan kakak kelasnya?
Dia tahu kalau itu keputusan yang bodoh. Tapi dia tidak siap untuk kehilangan seluruh perhatian yang biasa didapatkannya dari cowok itu. Sejak awal dia sudah menduga kalau hubungan mereka tidak akan bertahan lama. Dia hanya tidak berpikir kalau akan berakhir seperti ini dan akan secepat ini. Apa yang bisa diharapkan dari perselingkuhan?
Sambil meringis menahan sakit, dia berusaha untuk bangkit. Kedua lututnya sedikit berdarah karena luka gores dan pergelangan kirinya terasa berdenyut akibat refleks menggunakan tangan kiri untuk menahan tubuh ketika terjatuh. Selama beberapa saat dia harus menopang tubuh pada dinding hingga cukup kuat untuk berjalan. Setelah menarik napas panjang dia merapikan rambut yang dipangkas pendek dan selalu berhiaskan bandana kain, kali ini dia mengenakan motif polkadot.
"Dia bahkan nggak ngerasa perlu untuk mengejarku," dia bergumam sambil tertatih menuju elevator di sisi berbeda mal ini.
Beberapa saat dia bergeming menatap pantulan dirinya pada kolom mal yang berlapis cermin. Dia terlihat berbeda hari ini karena mengenakan playsuit berwarna cerah yang dipadu dengan cardigan hitam berbahan lembut. Tidak hanya itu, dia juga mempermanis penampilannya dengan mengenakan kalung dan memilih untuk mengenakan kitten heel sandals, sesuatu yang tidak akan pernah akan dikenakannya lagi. Dia sengaja berdandan karena ingin terlihat lebih tinggi dan dewasa agar terlihat serasi saat bersama cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Salad Days [Completed]
Teen FictionTHE SALAD DAYS - Cerita cinta pertamaku fiksi remaja oleh Dy Lunaly "Mungkin dia memutuskan untuk pergi karena sejak awal dia nggak pernah mencintaiku" SMA selalu identik dengan cerita cinta. Pertama kali tertarik pada lawan jenis, tersipu karena p...