Lima

94 14 0
                                    

Brrr

Oke itu tadi bukan suara ponsel berdering. Melainkan suara cacing yang ada di perut kinan.

Bisa di bilang perutnya sekarang sedang mendemo.
Karena sejak semalam ia belum melahap sesuap nasi.

Kinan beranjak turun dari ranjangnya. Ia melangkah ke dapur. Mencari adakah makanan untuk menyumpali perutnya yang sedang mendemo.

Kinan membuka lemari makanan. Nihil, di dalam lemari tak ada makanan apa pun.

"Eh non cari apaan."
Suara mbok Ing mengagetkan kinan.

"Eh yaampun, kaget kinan mbok. Ini kinan lapar ada makanan gak mbok?" Tanya kinan dengan memgangi perutnya.

"Wahh. Mbok lupa belanja bulanan non. Orangtua nona keluar kota jadinya mbok lupa." Jelas mbok Ing panjang kali lebar.

"Yaudah Kinan aja yang beli mbok, di supermarket depan."

"Haduh jangan non jauh." Mbok Ing berusaha menolak ide Kinan.

"Gak papa mbok, deket juga. Ini kan uangnya? Kinan pergi dulu ya." Kinan langsung pergi dengan penuh semangat.

"Sabar ya perut, setelah ini kamu kenyang kok."

Kinan berjalan menyusuri rumah-rumah di daerahnya. Ia sangat menikmati embun pagi seperti ini.
Beberapa orang berlari-lari kecil di sekitar rumahnya. Ada juga yang sedang bersepeda.

Setelah menempuh beberapa langkah dari rumah, akhirnya Kinan sampai di tempat tujuannya. Ya, supermarket.

Kinan mengambil keranjang dorong, lalu ia beralih ke bilik makanan ringan. Setelah memilih-milih beberapa snack, ia beralih ke bilik sayur.

⚫⚫⚫

Medelyn berfikir, apa yang cocok di masak kali ini. Sekarang ia berada di supermarket dengan mantel yang super tebal. Di dua tangannya saat ini terdapat brokoli dan paprika.

Medelyn menimbang nimbang lagi, apa yang cocok untuk ia masak. Setelah berfikir-fikir cukup lama, ia memutuskan untuk memasak. Tumis brokoli.

"Eh, kakak yang ada di toko kue waktu itu ya?"
Suara dari gadis di sebelahnya membuat Medelyn monoleh.

"Ah kamu gadis baik hati waktu itu ya." Jawab Medelyn dengan senyuman.

"Aaa aku biasa saja. Ngomong-ngomong kakak belanja bulanan juga?"

"Iya." Medelyn menjawab dengan senyuman lagi.

Seketika hening datang. Mereka sedang sibuk memilih barang yang akan di beli.

Kinan sedang memilah-milah susu. Sedangkan Medelyn sedang memilah milah jus buah.

Beberapa menit Medelyn telah selesei memilih jus buah kemasan. Ia kembali menatap Kinan.

Menurutnya, kinan adalaha gadis kecil yang menarik.
Secara fisik, kinan memiliki tubuh yang ideal. Memiliki bola mata yang cukup lebar berwarna abu-abu.
Rambut cukup tebal berwarna hitam mengkilap. Senyum yang selalu merona jika di ajak berbicara.

Cukup lama Medelyn memandangi Kinan. Sampai ia tak sadar, kinan telah selesei memilih susu.

"Kakk?"
Kinan mencoba memecah keheningan.

"Kakk?" Ucap Kinan lagi.

"Aaaa, kau sudah selesai?" Medelyn berusaha membuka percakapan lagi.

"Sudah. Kakak ingin pulangkah?"

"Iyaa."

Mereka pergi ke kasir untuk membayar apa yang mereka beli.
Setelah keduanya selesei, Medelyn menawarkan pulang bersama menggunakan mobilnya.

ANTARA HUJAN DAN SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang