Sembilan

73 8 0
                                    

Mendung menghiasi langit. Sang surya bersembunyi di balik awan-awan yang gelap.

Kinan sedang menunggu sopir pribadinya di halte sekolah.

Ah. Hujan turus dengan deras. Para pejalan kaki berlari menuju tempat teduh.
Hanya ada dua orang di halte. Tapi Kinan tak mengenalnya.

Hening. Hanya ada suara rintik-rintik hujan. Arghhhh, kepala kinan sedikit nyeri. Entah tiba-tiba kepalanya nyeri.

Beberapa menit kemudian, sopir pribadinya datang.

Kinan masuk kedalam mobilnya. Lalu menaruh tasnya.

"Non, maaf ya saya telat." Ujar sopirnya dengan rasa bersalah.

"Tidak masalah pak." Jawab Kinan dengan senyuman.

Hujan semakin deras. Kinan menatap hujan dari kaca.
Bulir-bulir air menghiasi kaca. Hujan kali begitu senduh. Ingin sekali Kinan terlelap. Tapi, sebentar lagi ia sampai.

⚫⚫⚫

Leon keluar dari kafe. Memastikan hujan sudah meredah. Lalu menyalakan motornya.

Leon menyusuri jalan yang masih becek. Dinginnya kota membuat lelaki itu menggigil.

Sampailah Leon di rumahnya. Langkahnya menuju kamarnya. Lalu merebahkan tubuhnya yang sedkit pegal-pegal.

Brtt..

Ponsel Leon bergetar. Ia membuka beberapa pesan yang masuk di grup.

Samantha: hei agatha, apa benar murid baru di kelasmu itu pandai?

Agatha: sangat pandai.

Samantha: memang benar dia!

David: apa maksudmu Sam?

Samantha: jadi begini. Barusan aku melihat beberapa puisinya tentang hujan di koran pagi.

David: sungguh?

Samantha: kali ini aku tak berbohong.

Agatha: dia bukan hanya pintar, tapi baik juga. Selebihnya aku kurang tau. Karena aku tidak begitu dekat.

Bara: siapa yang kalian maksud?

Samantha: Kinan Sabitha. Murid baru di kelas Agatha.

Leon hanya menyimak apa yang mereka bicarakan.
Argghh sekarang teman-temannya yang membanggakan Kinan.

Sungguh, Leon sangat muak dengan gadis itu. Sejak kedatangannya hidupku jadi tak karuan begini.

Tiba-tiba, Leon merintih kesakitan. Pinggangnya seperti ada yang menusuk-nusuk.
Leon terkapar lemah.

"Untuk saat ini, siapapun tolong aku." Ucap Leon terbata-bata.

Kenop pintu kamar Leon terbuka. Datanglah seorang gadis yang sangat panik. Ia tak tau harus melakukan apa-apa.

Tapi pandangan Leon sudah buram. Lalu semuanya gelap.

⚫⚫⚫

Kinan membuka buku yang ia pinjam di perpus tadi. Ia membuka lembar demi lembar.

Tunggu, seperti ada suara yang merintih. Gumam Kinan.

Ia mendekatkan telinganya ke dinding.

"Astaga. Itu suara kak Leon."

Kinan berlari. Membuka kenop pintu dengan kasar.

Di sana ia sudah melihat Leon merintih kesakitan dengan memegangi pinggangnya.

ANTARA HUJAN DAN SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang