Hari pertama sekolah seperti ini sudah membuatku terkejut.
Aku tak menyangka akan sekelas dengannya.
Satu yang mesti kulakukan.
Jangan berurusan dengannya.Ngomong-ngomong tentang hari pertama sekolah, aku jadi ingat saat hari pertama sekolahku dulu.
Hari dimana aku bertemu dengannya, menatap wajahnya, senyumnya. Aku masih sangat ingat kejadian itu. Aku menghela nafasku, mau sampai kapan aku begini? Hidup dalam bayang-bayangnya.
Tidak! Cukup sudah! Aku harus move on!
######
Ini sudah dua minggu sejak aku menduduki bangku kelas sebelas ini, aku pun tak pernah berbicara kepada Egard maupun temannya. Sudah kubilangkan lebih baik tak berurusan dengannya.
"ibu sudah buatkan kelompok belajar. Dalam satu kelompok ini tidak ada yang pandai semua atau bodoh semua. Ibu menyamaratakannya ibu sebutkan.
Kelompok 1: Egard, David, Keira, dan Rachel
Kelompok 2: ........"Aku tak lagi memperhatikan bu ani yang sedang berbicara. Aku menatap Rachel yang ada disebelahku, ia juga menatapku. Wajahnya memucat. Astaga! Lalu bagaimana wajahku sekarang?
***"hey kalian berdua! Nanti pulang sekolah kerja kelompok dirumahku kalau kalian ingin nama kalian tercantum di tugas ini" aku memberanikan diri berbicara pada dua pria dihadapanku, Egard dan David.
Kulihat Egard tersenyum miring sedangkan David sudah tertawa terbahak-bahak
"apa katanya? Kita? Kerja kelompok? Hahaha yang benar saja" David memegangi perutnya.
"gue gak butuh nama gue tercantum dalam kertas yang lo sebut tugas itu. Enyahlah dari kami. Lo ngalangin jalan tau gak" kali ini suara dingin Egard keluar dari mulutnya dengan wajah datarnya
Jantungku berdetak cepat. Astaga! Aku baru pertama kali berbicara padanya, jujur saja aku sedikit merinding...
Aku meninggalkan kertas berisi alamat rumahku diatas meja mereka berdua lalu pergi.
Terserah mau datang atau tidak aku tak peduli. Tak ada untungnya untukku yang penting aku sudah bersikap baik padanya
#####
Kami mengerjakan tugas kelompok dirumahku. Ralat, aku dan Rachel. Ternyata mereka berdua benar-benar tak datang. Ah siapa peduli! Memangnya aku takut.
Sedikit sih...
Ah bodo! Dia menantangku! Dia benar-benar tidak datang! Baiklah aku juga takkan menuliskan namanya.
Huh memangnya dia siapa? Tidak bekerja tapi mendapat nilai, biar saja!
"hel... Udah selesai nih kamu mau balik atau main dulu?"
"emmm.... Pulang aja deh soalnya udah sore. Takut dicariin"
"okedeh. Ini tugasnya aku aja yang simpan ya. Makasih udah bantuin"
"gausah makasih segala kali, kita kan sekelompok. Lagian aku juga butuh nilai kali. Gak kaya dua cowok itu. Baguslah mereka gak ikut"
Ya benar.
Aku membayangkan jika mereka ikut ke rumahku"eh gimana si tuan rumah masa cemilannya dikit bener"
"kerjain yang bener. Gak usah berisik nanti game over"
"bisa cepet gak sih? Gue ada kencan nih sama si Tia. Eh bukan! Tia mah udah gue putusin kemaren. Ah itu... si Ayu!"
"lama amat si. Gue tidur aja ya. Kasur lu lumayan empuk"
Aku menggelengkan kepalaku. Untung saja mereka tidak datang.
"yaudah pulang gih. Sampai ketemu nanti di sekolah" Rachel segera bangkit dari duduknya dan melambaikan tangannya padaku lalu pamit pulang.
Rachel itu teman yang sangat baik. Kami sekarang bersahabat, senang mempunyai teman sepertinya. Ku akui gayanya sedikit kuno, tapi beda dengan pemikirannya. Dia bisa berpikir dewasa. Dia tidak humoris, tapi ekspresi wajahnya bisa membuatmu tertawa.
Dia cantik. Hanya saja ia tutupi dengan gaya kuno nya yang terkesan nerd karena... Entahlah. Aku tak pernah menanyakannya tentang gayanya itu, aku berteman dengannya apa adanya. Tidak seperti kebanyakan orang yang hanya melihat fisik dan status sosialnya saja.
Jujur saja. Rachel sering dianggap tidak ada disekolah. Yang mengenalnya bahkan hanya beberapa orang. Meskipun begitu, ia tetap ceria dan membuka tangan dengan lebar kepada siapa saja yang mau menjadi temannya. Dan aku menyukainya.
To be continued
Ada yang nanya, katanya kenapa Kim Woo Bin jadi Egard? Bukannya Egard turunan Inggris?
Jawabannya karena gue bingung mau bule mana yang gue culik buat ni cerita. Sedikit cerita... Gue punya akun di ig yang isinya aktor semua, ada woobin, minho, jongsuk, joongki,dll. Jadi ya mencoba menanfaatkan apa yang ada aja. Trus kan mukanya tuh cocok banget sama peran Egard yang badboy, jadilah gue pilih Woo Bin. Kalau gak suka boleh kok imajinasi jadi siapa aja yang kamu mau. Oke segitu ajaFrom: Gebetan T.O.P😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Or Bad Boy? (SELESAI)
RomanceMy first story on wattpad.. Typo bertebaran, bahasa sometimes baku.. I made this story when I was fifteen. Ada niat revisi? I don't know. Semoga suka, enjoy!