Sudah seminggu sejak Egard mengantarku setelah kelulusan, ia tak pernah mengabari ku lagi. Awalnya kupikir ia sedang sibuk mengurusi pendaftaran, tapi ini sudah lama. Aku mulai khawatir, apa benar ketakutan Egard itu menyebabkan sesuatu?
Ahh... Ponselnya selalu tak aktif.
Pintu rumahku diketuk, kuharap itu Egard.
Kubuka pintu rumahku
"maaf? Anda siapa?"
—o0o—
"aaa.... Bego! Bego! Bego!"
David menatap Egard jengah. Sudah sedari tadi ia melihat Egard memukul kepalanya sendiri
"gue bego amat si? Kan dia gak minta uang sama mobilnya, kenapa gue kasih? Jadi gembel nih gue!! Aaa..."
"lo nyesel? Balik lagi aja sana"
"lo gila?!"
David tak peduli lagi dengan Egard yang tengah menjambak-jambak rambutnya sendiri
"terus Kei tau?"
Egard menghentikan aksi gila nya
"eh iya.. Hp gue juga dikasihin lagi!"
Hanya gelengan yang bisa David berikan, sumpah kenapa Egard jadi sebego ini?
*****
Sepasang pria dan wanita tengah duduk berhadapan disebuah cafe kecil. Apa kalian pikir mereka sedang berkencan? Tidak-tidak!
"sebenarnya saya pengen ketemu kamu dari kemarin. Tapi baru sempat sekarang. Maaf"
"tak perlu minta maaf. Anda belum menjawab pertanyaan saya tadi. Siapa anda? Ada urusan apa dengan saya?"
"saya Evan Pratama. Kakak kandung Egard"
Keira terkesiap. Benarkah? Pria dihadapannya ini sangat jauh berbeda dengan Egard.
Pakaiannya rapi, juga cara bicaranya yang sangat sopan.
"kau tidak percaya ya. Memang banyak orang yang tidak percaya kalau kami ini adik dan kakak"
"aku percaya. Matamu sama dengan Egard"
"benarkah? Aku bahkan tidak menyadarinya"
"jadi ada apa kak. Ah iya apa kau tau dimana Egard"
Evan menghembuskan nafasnya kasar
"Egard... Sedang ada masalah saat ini. Dia sudah cerita tentang keluarganya kan?"
"sedikit"
"Egard kabur dari rumah"
"apa?!"
"kamu tahu kebiasaan orang tua kami? Jika anak mereka lulus dari SMA, maka anak itu akan ditunangkan kepada perempuan satu derajat mereka. Kau tahu derajat seperti apa kan?"
Keira mengangguk
"jadi... Egard menolak dan kabur dari rumah?"
"ya. Ia tak membawa apapun kecuali pakaian yang ia kenakan saat itu. Semuanya ia tinggalkan, uang, kunci mobil, pon— Astaga ponselnya! Pasti dia belum menghubungimu kan?"
Keira mengangguk, ia sedih kenapa Egard tak memberitahunya jika ada masalah?
"bagaimana ini.. Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Kemungkinan besar dia dirumah David. Tapi aku tak tahu dimana rumah David"
Benar. Rumah David.
Keira juga tidak tahu dimana rumah David, tapi mungkin Rachel tahu.
"aku gatau rumahnya. Tapi aku punya nomor telefon nya. Nanti aku kirim"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy Or Bad Boy? (SELESAI)
RomanceMy first story on wattpad.. Typo bertebaran, bahasa sometimes baku.. I made this story when I was fifteen. Ada niat revisi? I don't know. Semoga suka, enjoy!