cousin

769 42 0
                                    

Syukurlah David tak marah padaku.

Tapi tetap saja! Bisa-bisanya aku berbicara seperti itu!

David sudah selesai, tapi Egard....

Argghh aku pusing!

Aku pulang kerumahku dengan langkah gontai. Pegal sekali!

"Assalammualaikum... Maaa aku pulang!" aku berteriak berharap mamaku datang.

Namun, kenapa ia yang datang? Sial aku membenci wanita dihadapanku ini, bagaimana bisa ia ada disini.

Dia adik sepupuku

—Viola Andrea—

Wanita yang kubenci walaupun ia sepupuku.

Cih! Mau apa dia kemari?!

"Oh kau sudah pulang sepupuku? Bagaimana sekolahmu?" suaranya dibuat semanis mungkin, cih! Tapi kederangannya sangat pahit!

"apa peduli mu? Bagaimana sekolahmu? Kau membolos lagi?"

"ah... Lebih hebat dari itu. Aku di drop out."

Aku tak kaget. Wanita seperti dia bukan hal biasa jika di drop out.

"kali ini kenapa lagi?" ujarku pura-pura peduli. Ah paling karena membully adik kelas.

"hanya hal kecil. Aku ketahuan merokok"

Dia merokok? Terserahlah! Bahkan kudengar dari sepupuku yang lain ia juga sudah tak perawan. Aku tak tahu itu benar atau tidak.

"jadi sedang apa kau disini?"

"aku sedang menemani sepupuku untuk beberapa hari disini"

Aku mengangkat sebelah alisku

"dimana orang tuaku?"

"sedang liburan ke Bali bersama keluarga besar kita. Karena kita masih sekolah jadi kita gak diajak"

"bukannya kau sudah tak sekolah?"

"ah aku disuruh menemani kakak! Tak apalah lagipula tak ada yang menyenangkan disana"

Aku berdecak kesal
"lalu kenapa harus kau yang menemaniku? Kenapa tidak yang lain saja? Agness, Laura, Vivi, atau siapapun! Kenapa mesti kau?! Tak tahu kah mereka aku membencimu?!"

"karena yang lain sudah kuliah dan bekerja. Jadi mereka sibuk dan tak bisa menemanimu. Sepertinya orang tuamu tahu kalau aku ini anak baik, manis, dan penurut. Dan ohh apa tadi kau bilang? Kau membenciku? Wah kakak itu keren sekali."

What? Baik, manis, penurut? Ya memang. Tapi hanya didepan orang tuakku saja, entahlah... Dengan orang lain dan orang tuanya sendiri ia tak bersikap baik, hanya pada orang tuaku saja.

Aku mengabaikan ucapannya dan segera naik ke kamarku.

Tak lama pintu terbuka menampilkan sosok yang kubenci, berjalan sok anggun kearahku dengan menggunakan pakaian terbuka.

"lo gak diajarin sopan santun ya?! Main masuk aja!" ucapku ketus.

"aku mau pergi."

"bagus! Pergilah yang jauh! Kalau perlu tinggalkan planet ini"

"ah aku hanya sebentar kok kak! Hanya keluar untuk bersenang-senang saja... Daahh kak!!"

Terserah! Mau lama atau cepat aku tak peduli.

***

Sudah jam 11 malam, aku sampai ketiduran di meja belajar. Apa anak itu sudah pulang? Ah aku tak peduli.

Aku berbaring diranjangku dan menutup mataku.

Ah kebiasaan. Jika sudah bangun seperti tadi aku akan sulit tidur. Baiklah... Saatnya menghitung, biasanya dihitungan ke lima pulih dua aku akan teridur.

Good Boy Or Bad Boy? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang